🐨⁉️

185 42 3
                                    

Dita dan Lion kini sudah siap menaiki motor, dengan masih di awasi Diana, istilahnya seperti mengantarkan seorang raja hingga kepergiannya dengan selamat dan sentosa.

"Aski, bawanya hati-hati. Ingat, kamu bawa perempuan bukan laki-laki. Jangan urakan kaya kamu bawa temen mu itu." Pesan Dian melihat keduanya sedang memakai helm.

Lion mengangguk, "iya bu.. aku tahu kok dia cewek. Kan dia dari tadi pake rok."

Dita reflek melihat ke pakaian bawahnya, 'ya emang kalo gue gak pake rok keliatan laki gitu?'

Mira terkekeh menggeleng heran, "udah, berangkat sana. Gak boleh biarin perawan pulang malam."

Lion tersenyum dan mengangguk.

"Gak usah di liat juga. Lo pake celana pun tetep keliatan cewek, wajah dan sikap lo terlalu manis buat jadi cowok," tutur Lion pada Dita berbisik setelah itu ia pun menaiki motornya.

Dita tersentak tak percaya dengan apa yang sudah didengar telinganya, 'Wha-what?? Apa itu barusan? Kenapa kata-katanya terasa memanasi pipi?' batin Dita sembari tangan menyentuh kedua pipinya yang terasa hangat dan kemudian ia menggeleng gusar, menghilangkan pikiran yang entah membawanya kemana.

Lion melihat ke arah Dita yang diam tidak ada niatan untuk naik ke bangku belakang, sampai ketika Dian bersuara menyadarkan pikirannya dan dia pun mulai naik.

"Hati-hati.. santai aja bawanya jangan brutal!"

"Iya buu, kami pamit pulang!" Dita berikan lambaian kepada Dian yang berada di belakangnya tersenyum hangat.

Dan selepas mereka keluar dari rumah tersebut keduanya dikejutkan oleh kedatangan mobil yang membuat Lion mengerem mendadak.

"Aduh!" Dita mengiris saat helmnya terpantul oleh helm Lion karena pengereman dadakan itu.

"Kenapa sih?! Kok berhenti dadakan gini? Mau modus lu ya?!" Omel Dita masih mengelus helm yang jika di posisikan sebagai kepala itu adalah keningnya.

Lion tak menjawab ia fokus menatap kaca mobil yang tertutup rapat guna mencari pelaku atas maksud dari tindakannya itu.

"Kok diem?! Benar ternyata?!"

Dita masih tidak terima pun kesal dan melihat ke depan ingin memarahi Lion namun, tanpa sengaja ia malah ikut menatap lamat mobil itu.

Kira-kira siapa pengemudi yang sepertinya dengan sengaja berhenti di depan mereka, pikir Dita.

Tak lama kaca tersebut turun, bersamaan dengan keluarnya seseorang dari kursi pengemudi.

Mata Dita membulat, "bang Hale? Bang Thio?" Guamnya tak percaya.

Lion yang mendengar dengan mata tak teralihkan itu mengulas senyum miring.

"Hai..." Sapa Hale tersenyum lebar nan hangat yang membuat siapapun melihatnya pasti ikut tersenyum.

"Hai.." balas Dita tersenyum paksa dengan suara hampir tak terdengar.

"Abang! Kok berhenti dadakan di depan motor yang gue tumpangin? Tolong minggir sedikit dong bang, gue gak bisa lewat nih," protes Dita melihat ke Thion dan Hale bergantian kesal.

"Dita, boleh turun dulu?" Pinta Thion lembut.

Dita menatapnya heran.

Merasa tak dapat respon dari Dita, Thion kembali bersuara.

Dita akhirnya berdecak dan turun menatap Thion serta Hale bingung, "kenapa?"

Thion tersenyum hingga menampilkan dimple nya, dan meraih tangan kiri Dita.

WindLifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang