Pulang sekolah... Dita yang katanya gak mau pergi ikut Juwita dengan alasan tidak mengajak Sheren pun pasrah dikarenakan Juwita mengajaknya secara paksa, jadi mau tidak mau Dita ikut.
Bukannya Dita gak mau menolak ajakan Juwita yang tiba-tiba itu tapi dia malas bertemu dengan sepupunya yang tingkat kepedeannya di atas rata-rata.
"Lu kenapa si pada berduaan aja di belakang, udah kaya bodyguard gua aja. Gua tau, gua ganteng gak usah begitunya juga kalian..," ujar sepupu Juwita setelah didapati tidak ada Juwita dan Dita disampingnya.
"Idih! Pede gila lu Joe, gue dibelakang lu karena emang tadi abis liat sesuatu di toko sebelumnya!" Pungkas Dita cepat sembari menunjuk toko yang dimaksud.
Sepupu Juwita menaikkan alis sebelah mengartikan apa yang diucapkan Dita itu benar atau tidak dan ia menatap Juwita untuk memastikan, Juwita pun mengangguk dengan senyum paksa.
"Apaan si emang? Sampe bikin kalian mundur gitu?" Tanyanya kepo dengan mencari toko yang dimaksud Dita.
"Toko rias. Biasalah.. udah lanjut jalan aja dan," ujar Juwita dengan menarik lengannya untuk lanjut berjalan karna sebelumnya mereka itu berhenti sejenak.
"Oh.. emang kebiasaan ya, wanita tuh gak bisa kalo gak liat riasan nganggur," ucapnya.
Dita yang masih dibelakang hanya mendengus kesal. Bukan apa-apa, Dita terlalu sebal padanya itu karna dia terlalu pede sampai-sampai suka mengundang atensi orang sekitar yang malah membuatnya tidak nyaman.
Dari pada Dita emosi terus-terusan seperti ini lebih baik dia mengundang teman yang satunya lagi saja.. pikirnya.
Baru Dita buka aplikasi chat nya tiba-tiba sudah mendapatkan pesan.
Ting
Dan waw, ternyata Dita lupa memberi kabar Thio kalau dirinya ini pergi ke suatu tempat.
Dita tersenyum puas setelah selesai chatting-an dengan abang sepupunya dan kembali jalan menyusul Juwita.
.
."Gimana menurut lu? Bagus gak?" Tanyanya dengan sedikit gaya saat dicocokkan baju pada tubuhnya.
Dita dan Juwita melihat dengan seksama.
"Bagus kok," ucap Juwita antusias seraya menepuk pundaknya lalu pergi ke suatu sisi yang ada di toko tersebut.
"Ya, lu tau sendirilah gimana cocoknya pakaian lu Joedhan, masa masih nanyain cocok enggak nya sama kita," ujar Dita santai lalu melihat-lihat pakaian di samping kanannya.
Joedhan terdiam, tersenyum lalu mengangguk, "ya emang si, gua tau maksud kalian yang baju apapun itu pasti bakal cocok sama gua yang terlahir sempurna begini... Tapi ya.., alasan gua ajak lo pada kesini tuh apa si njrit?! Selain bantuin gua pilihin baju!?"
Dita yang tidak jauh dari posisi Joe pun langsung menoleh sekilas.
"Ohh ya juga.. tapi santai aja dong pak jelasinnya, jangan emosi gitu," ucap Dita yang merasa iba atas kekesalan Joedhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
WindLife
CasualeMereka tidak menerimamu, mungkin aku juga akan begitu kalau saja tidak menaruh hatiku padamu. Sayangnya, hati ini sudah terlalu jatuh dan perlu perjuangan untuk keluar dari sana. • • • Kalau aku tidak bertemu dan jatuh kepadamu, mungkin semua ini t...