Jadi?

123 13 0
                                    

-Tiga tahun yang lalu-

Bugh

Bugh

"Akh.. uhuk uhuk uhuk,"

Bugh!

"Uhuk! Berhenti!"

"Anda meminta saya untuk berhenti?

Pria tua tersebut mengangguk pelan dengan muka penuh luka dan tubuh tak berdaya karena serangan dari pria kecil di depannya.

Bugh

"Saya akan berhenti, ketika nyawa anda tersisa lima persen lagi untuk hidup. . ,"

BUGH

"AKH!. . . DASAR GILA!"

Yang dipukul terhempas jauh hingga menjatuhkan botol berisi alkohol itu jatuh dan pecah berserakan.

Sang pemukul tak terlihat ada rasa simpati sedikitpun kepada korbannya, ia malah tersenyum lebar terlebih lagi ketika dia tertimpa beberapa botol alkohol itu.

Sang korban sudah tak ada tenaga lagi, tubuhnya terasa mati untuk sekedar menghindar dari serangan pria di depannya.

Pemukul tanpa perasaan itu meraih kepala sang korban, memaksanya untuk menghadap ke wajahnya dan kemudian ia berikan senyum kepuasan.

"Siapa yang memerintah anda untuk melakukan ini ha?!" Pekiknya di hadapan sang penyerang.

Yang ditanya terkekeh kecil dan menggeleng pelan, "itu klien saya, anda tidak perlu tau siapa yang meminta saya untuk melakukan ini. Yang perlu anda ketahui jika ingin tetap hidup adalah, pergi sejauh mungkin dari tempat ini dan bangun kembali usaha anda di sana."

Sang korban yang sudah babak belur itu menyungging senyum remeh ketika mendengar penuturan pria di hadapannya.

"Darren?... Anda diperintahkan untuk menyingkirkan saya oleh Darren kan?"

Pelaku berdecih, "siapa dia? Saya tidak pernah mendengar sekalipun nama itu. . . Dengar tuan Nandiego, yang hanya harus anda ketahui itu adalah perpindahan tempat bisnis anda sejauh-jauhnya dari sini atau-"

"Atau apa ha?!" Sahut Nandiego tampak menantang

Bugh

-lo mati di tangan gua. Paham?..." ujarnya penuh penekanan diakhir sembari melepas cengkraman tangannya pada rambut Nandiego kencang dan berjalan menjauh darinya.

Sang korban tak menjawab, ia terbatuk-batuk karena serangan terakhir dari pelaku yang begitu keras.

"Ah ya, jika anda penasaran kenapa saya menyerang, ingat ini baik-baik..," ia berhenti dengan berjarak dua meter dari Nandiego dan melepas penutup wajahnya kemudian melemparkannya tepat di hadapan Diego, ada tanda khas pada salah satu sisi kain tersebut.

Meski sudah melepas penyamarannya dibawah penerangan minim, tidak memungkinkan Nandiego untuk mengingat bibir tipis dengan rahang tegasnya.

"Apa maksudnya?!"

Nandiego melihat kain terhampar di hadapannya, bingung nan kesal.

"Santai saja tuan.. jangan terlalu buru-buru, anda bisa membalas saya dikemudian hari.., jika anda mengingat saya...,"

"BOCAH SIALAN! AWAS KAU NANTI!"

"Ya baiklah, akan saya tunggu penantian itu, sampai ketemu lagi.. tuan," pamitnya memberikan satu lambaian kepadanya tanpa menoleh kebelakang, meninggalkan Nandiego berserta semua barangnya hancur berantakan karena ulahnya.

.
.
.

"Hahh...,"

"Apa kamu berhasil?"

Yang ditanya mengangguk seraya terus mencoba mengatur nafasnya yang tak beraturan, karena aksi memukul itu cukup menguras tenaga.

WindLifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang