Jisung melemparkan ponselnya ke atas sofa lalu langsung terduduk di sebelah ponselnya yang tergeletak. Menatap cemas ke arah layar ponsel miliknya yang menampilkan sebuah pesan.
"Semoga pilihan ini ga salah. Cuma minum teh, ga lebih. Harusnya ga perlu sepanik ini"
Iya, jisung baru saja mengirim pesan ke minho setelah melakukan pertimbangin selama berjam-jam. Bahkan setelah pulang dari cafe, dirinya tidak sempat memikirkan makan malam. Kepalanya penuh dengan kotak serta surat tadi alhasil jisung berjalan mengitari apartmentnya sambil berfikir tentang banyak hal. Menimang-nimang pilihan yang tepat untuknya.
Jisung menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa lalu memejamkan mata sejenak untuk menepis segala fikiran yang bersarang di kepalanya. Tiba-tiba sebuah notifikasi pesan masuk membuat jisung langsung terlonjak dari tempatnya, meraih ponselnya untuk segera memeriksa.
Orang aneh
Baiklah.
Sampai ketemu nanti jisung.Jisung menggigit bibir bawahnya bingung. Bahkan jarinya saat ini sudah bersiap untuk mengetik sesuatu, tetapi kembali di urungkan.
"Apakah harus aku batalkan saja? Aku harus bilang apa kalau gitu?"
"Minho maaf aku sibuk jadi terpaksa kita batalkan saja. Ahhh, tidak-tidak. Itu terlihat seperti di buat-buat"
"Bagaimana kalau, Minho aku tarik pesanku karena aku ada keperluan mendadak"
Jisung sibuk berbicara sendiri sambil kedua ibu jarinya mengetik kata tersebut tetapi berakhir ia hapus kembali. Bahkan saat ini jisung malah meletakan ponselnya dan mengacak-acak rambutnya dengan kesal.
"Arghhh, han jisung bodoh"
Ting!
Sebuah pesan masuk kembali datang membuat jisung dengan kondisi berantakan langsung menoleh untuk meraih ponselnya.
Orang aneh
Jangan lupa makan malam.
Tidur yang nyenyak.
Selamat malam, jisung."Dasar orang aneh"
Han jisung kembali mengumpat lalu memilih meninggalkan ponselnya di atas sofa dan dirinya berjalan menuju kamar untuk mandi sekaligus beristirahat. Dirinya tidak peduli lagi dengan pesan tersebut dan tidak akan pernah membalasnya. Cukup malam ini saja dirinya melakukan hal bodoh.
—
"Kau tidak tidur ya ji?"
Jisung menoleh ke arah felix yang pagi ini berkunjung ke cafenya karena bosan. Jisung menatap lesu ke arah felix lalu menggeleng pelan.
"Aku tidur kok"
"Tetapi kondisimu mengatakan sebaliknya"
Jisung menghela nafas lelah. Sebenarnya apa yang dikatakan Felix benar, semalam jisung kesulitan tidur karena banyak hal yang di fikirkannya bahkan ia baru bisa terlelap saat pagi hampir menjelang datang.
Entah ada apa dengan dirinya karena jisung seperti tidak mengenal dirinya sendiri. Banyak kejadian aneh yang dia rasakan membuat jisung merasa seperti zona nyamanya mulai terganggu.
"Ada masalah? Mau cerita? Mungkin aku bisa bantu"
"Gaada lix. Aku cuma kurang tidur aja"
"Ga biasanya kamu gini. Seingetku kalo kamu mulai kurang tidur berarti ada yang kamu fikirin. Yakin gamau cerita?"
Jisung ragu tetapi dirinya tau bahwa felix pasti bisa membaca gerak-geriknya yang mencurigakan.
"Aku akan pergi minggu ini bersama minho"
Felix yang sedang menikmati smoothies langsung menatap kearah jisung dengan tidak percaya. "Minho? Laki-laki yang katamu mengajakmu menikah itu?"
"Iya, itu minho"
"Kau menerimanya jisung? Kau sudah siap menikah? Kakamu sudah tau? Lalu bagaimana nanti ayah ibumu"
Jisung memejamkan matanya mendengarkan rentetan pertanyaan dari Felix yang tiada henti. "Bisa tidak kau bertanya satu-satu dulu?"
Felix terkekeh kikuk mendengar ucapan jisung. "Hehehe maaf. Jadi bagaimana? Kau menerima lamarannya?"
"Tidak. Aku hanya menerima ajakannya untuk minum teh karena waktu itu dia sudah membantuku membuka cafe disaat jeongin sakit"
"Kau tidak berencana untuk menikah muda kan han jisung?"
"Tentu tidak. Lagipula siapa yang menikah? Aku tidak berminat kepadanya"
Felix menelisik kearah jisung membuat ia langsung mengalihkan pandangannya karena merasa terganggu dengan kegiatan temannya saat ini.
"Ya, semoga ucapanmu itu masih kau pegang sampai nanti"
"Apa maksudmu?"
"Tidak kok. Lagipula kenapa kau tidak mulai mengenal dia saja sih secara perlahan?"
Jisung menggeleng. "Aku tidak berminat menerima lamarannya lix"
"Kenapa?"
"Entah. Terlalu mendadak, dia aneh, dan kau tau sendiri kan kalau aku punya banyak masalah?"
Felix menghela nafas mendengar perkataan jisung. Felix tau apa maksud dari perkataan jisung tetapi dirinya tidak ingin jisung terus memikirkan hal itu walau sulit untuk dilupakan.
"Jisung berhenti berfikir seperti itu"
"Bagaimana cara berhentinya? Kalau faktanya saja aku memang punya banyak masalah lix untuk saat ini. Mungkin dia memang mengenalku tetapi belum tentu dia tau permasalahan hidupku. Lagipula aku tidak ingin menarik orang lain untuk ikut terseret dalam masalah yang tidak pernah selesai ini"
"Permasalahanmu bisa diselesaikan kalau kau berani untuk berbicara terlebih dahulu jisung. Kalian hanya butuh komunikasi untuk menyelesaikan hal ini"
"Tidak semudah itu felix"
"Setidaknya kau tidak bisa seperti ini terus jisung"
Jisung terdiam mendengar ucapan felix. Memang sudah bertahun-tahun jisung seakan bersembunyi dari masalah dan berharap waktu yang akan menyelesaikan permasalahan ini, padahal itu tidak mungkin. Tetapi jisung memang setakut itu apalagi dengan kondisinya saat ini. Jisung memang pengecut.
"Sudah, jangan terlalu di fikirkan"
Jisung merasakan tangan Felix yang menepuk-nepuk pundaknya sambil menatap ke arahnya dengan pandangan sendu.
"Iyaa"
"Jadi kau akan bertemu minho?"
Jisung mengangguk. "Ya, Minggu ini aku akan bertemu dengannya"
"Aku rasa kalian akan cocok nanti. Jangan lupa cerita padaku ya"
Jisung hanya tersenyum tipis tanpa mengucapkan apapun. Dirinya tidak tau bagaimana nanti pertemuannya dengan laki-laki tersebut. Lagipula jisung sendiri enggan untuk terlalu dekat kepada minho, bahkan acara minum teh ini saja hanya sebuah bentuk rasa terimakasih darinya untuk minho.
Mungkin nanti jisung bisa berbicara kepada minho untuk berhenti datang kepadanya karena jisung tidak ingin minho terseret masalah hidupnya yang menyusahkan.
—
Aku agak kaget tiba-tiba notifku jebol sama vote juga comment. Lucu banget kalian •́ ‿ ,•̀
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] SILENCE • MINSUNG
FanfictionMinho selalu mencoba untuk mengajak jisung berbicara tetapi hasilnya nihil. Sesulit itu kah mengambil hati jisung sampai mengajak bicara saja butuh waktu yang sangat lama? - • bxb • minsung • mature - Start: 11 Agustus 2022