"Aku mau pulang saja"
Jisung hendak berbalik tetapi salah satu tangannya diraih lalu ditarik untuk masuk ke dalam rumah. Jisung hendak berontak tetapi urung saat ada beberapa orang yang berdiri di dekat pintu masuk untuk menyambut mereka. Jisung meneguk ludahnya gugup sekaligus takut.
"Selamat datang kembali tuan minho"
"Terimakasih. Apakah ayahku ada di dalam?"
"Tuan besar sedang ada urusan keluar dan belum ada kabar pasti kapan akan kembali"
"Bagus. Tolong siapkan teh beserta beberapa camilan untuk di taman belakang"
Mereka berbalik dan meninggalkan mereka. Sebelum jisung membuka mulutnya, tubuhnya sudah di bawa minho menelusuri rumah bergaya gotic tersebut. Melewati beberapa ruangan seperti ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, dan sampai di pintu kaca besar yang menampilkan taman beserta sebuah kolam renang besar.
"Duduk disini ji. Aku akan ke dalam dulu"
Tanpa menunggu jisung membuka mulutnya, minho telah pergi meninggalkan jisung sendirian.
Dengan ragu jisung duduk di kursi yang langsung menghadap ke arah taman. Menatap dengan pandangan takjub saat melihat beberapa rusa berjalan diantara rumput hijau yang segar. Ini seperti berada di negeri dongeng.
Tiba-tiba jisung dikejutkan dengan kedatangan beberapa orang yang tadi menyambutnya di depan, sepertinya mereka adalah pengurus rumah besar ini. Bahkan mereka membawakan teh beserta beberapa makanan pedamping yang ditata dengan baik di atas meja membuat jisung terdiam karena jumlahnya cukup banyak.
"Selamat di nikmati"
Jisung hanya mengangguk sebelum mereka pamit undur diri meninggalkannya kembali. Sebenarnya apa rencana minho sampai berani membawa dirinya kesini? Tentu jisung tidak di ajak kawin lari kan karena melihat perangai minho yang terkadang bertindak tanpa difikirkan.
"Maaf lama"
Minho yang tadi mengenakan pakaian kerja telah berganti menjadi pakaian santai, hanya kaos hitam beserta celana jeans selutut. Minho duduk di hadapan jisung sambil memakan salah satu cookies yang tersedia.
"Di minum teh sekaligus di makan juga dessertnya. Kau harus coba brownies atau cookies ini, mereka pandai membuat makanan pendamping minum teh"
Jisung menatap minho dengan pandangan menyelidik. "Sebenarnya kenapa kau membawaku kesini?"
"Tidak ada sih, hanya iseng"
"Mana mungkin?!? Kau ada niat tertentu ya mentang-mentang aku memberikanmu kesempatan untuk kita mengobrol"
Tiba-tiba minho tertawa pelan sambil melirik ke arah jisung yang sepertinya sudah berada dititik sangat kesal.
"Tidak ada jisung, sungguh. Aku tadi berfikir untuk mengajakmu ke tempat lain tetapi setelah melihat segala kondisi bahwa hari ini pastinya semua cafe akan ramai sedangkan aku malas berada dikawasan yang terlalu ramai, jadi tidak ada salahnya aku membawamu kesini"
"Tetapi tidak di rumahmu juga minho"
"Lalu mau dimana? Di apartmentku? Disana tidak ada apapun dan hanya terdapat pemandangan gedung tinggi. Berbeda dengan disini"
"Bagaimana kalau ada anggota keluargamu atau siapapun?"
"Ayahku baru akan pulang nanti malam jadi jangan khawatir. Nikmati saja makanan yang aku berikan"
Jisung menatap minho yang terdiam dan dengan ragu dirinya mulai meraih segelas teh. Menyesapnya dengan perlahan sekaligus merasakan kenikmatan minum teh di sore hari dengan pandangan sebagus ini.
Mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing membuat waktu tanpa sadar berjalan begitu cepat. Bahkan jisung sudah menghabiskan beberapa makanan pendamping yang rasanya benar-benar enak membuat jisung seperti lupa kekesalan yang tadi menderanya.
"Sudah lebih baik?"
Jisung menoleh ke arah minho yang ternyata sedari tadi menatapnya. "S-sudah"
"Baguslah. Aku tadi melihatmu seperti sedang ada sesuatu yang menganggu jadi aku putuskan tempat yang membuat tenang bisa membantumu"
"Terimakasih minho"
Minho hanya tersenyum sambil mengangguk membuat jisung mengalihkan pandangannya ke arah taman yang begitu memanjakan matanya.
"Ayo kita kembali sebelum nanti malah sampai terlalu malam. Kau butuh istirahat kan jisung?"
"Ya"
Mereka beranjak dari kursi masing-masing. Berjalan beriringan menuju ke dalam rumah besar tersebut. Nyatanya acara minum teh kali ini memang tidak banyak menghabiskan waktu yang diisi dengan mengobrol, mereka berdua sibuk dengan fikiran masing-masing.
Setidaknya jisung senang bisa merasakan suasana yang tenang di sertain pemandangan bagus sekaligus makanan yang enak.
"Tuan minho maaf, tuan besar ada di depan dan tau bahwa anda sudah pulang ke rumah"
"Hah?"
Minho menatap ke arah jisung dengan bingung lalu kembali melirik ke arah salah satu pekerja di rumahnya yang menundukkan kepala.
"Sial"
Minho tanpa aba-aba menarik tangan jisung untuk membawanya ke arah tangga yang menuju lantai dua. Jisung yang tidak mengerti tujuan minho saat ini hanya bisa mengikuti walau sejujurnya dirinya panik sekali setelah mendengar kabar terbaru.
Mereka masuk ke dalam salah satu kamar yang memiliki desain cukup maskulin dan jisung rasa ini adalah kamar minho.
"Kau tetap disini ya jisung. Aku akan turun ke bawah sebentar"
Jisung tidak bisa melakukan apapun dan membiarkan minho pergi meninggalkannya di kamar besar ini sendirian. Entah apa yang dilakukan minho, jisung tidak tau sama sekali apalagi dengan minho yang terkadang sulit sekali ditebak tingkah lakunya.
Jisung memilih duduk di sisi tempat tidur berukuran king tersebut dan menatap ke seluruh penjuru ruangan. Tidak banyak barang di kamar ini sehingga terlihat begitu luas.
Tidak sengaja matanya menangkap sebuah figura yang terdapat foto seorang anak laki-laki kecil yang memakai jaket musim dingin. Sepertinya itu minho karena wajahnya tidak ada perubahan sampai sekarang. Jisung tanpa sadar tersenyum menatap anak kecil yang terlihat menggemaskan itu.
—
Nih aslinya aku lupa update :D
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] SILENCE • MINSUNG
FanfictionMinho selalu mencoba untuk mengajak jisung berbicara tetapi hasilnya nihil. Sesulit itu kah mengambil hati jisung sampai mengajak bicara saja butuh waktu yang sangat lama? - • bxb • minsung • mature - Start: 11 Agustus 2022