[23] Kebingungan jisung

137 28 2
                                    

Jisung menatap lama ke arah atap kamarnya dengan perasaan bimbang. Bingung dengan segala hal yang terjadi begitu cepat tanpa pernah disangka-sangka oleh dirinya. Jujur saja jisung tidak pernah membayangkan alur cerita hidupnya akan berubah menjadi genre romansa, yang dimana tiba-tiba seorang pangeran datang untuk menyatakan keinginan mempersuntingnya seperti cerita dongeng.

Hidup jisung terlalu rumit sehingga sulit merasa alur percintaan di dalam hatinya. Tetapi entah kenapa kedatangan minho malah membuat jisung bimbang sendiri.

"Aku salah ngomong tadi ya"

Jisung bermonolog sendiri sambil meraih bantal yang berada disisinya. Memeluk dengan erat sambil membenarkan posisi tidurnya menjadi lebih nyaman. Matanya masih saja menatap kosong ke arah atas dengan fikiran yang berkelana, kejadian-kejadian yang terjadi bagaikan potongan film yang terus berputar di kepalanya.

Atensi jisung terpecah saat ponselnya mengeluarkan bunyi. Tanpa sadar dengan terburu-buru jisung beranjak untuk meraih benda persegi tersebut dan melihat layar yang memunculkan notifikasi.

Bibirnya tersenyum tipis dan ia menghela nafas lelah. Itu hanya notifikasi email pemasukan bulan ini yang diberikan oleh karyawan jisung.

"Aku kenapa sih"

Jisung memilih kembali tenggelam ke dalam kasur kesayangannya dan memejamkan mata untuk terlelap agar bisa melupakan semua hal yang berkecamuk di dalam fikirannya.

"Jisung!"

Teriakan yang terdengar membuat jisung yang sedang berada di balik counter cafe terperajat. Matanya kembali fokus ke arah Felix yang menatapnya dengan pandangan menyelidik.

"Kenapa lix?"

"Harusnya aku yang tanya itu, kamu kenapa? Bukannya kemarin abis ketemu sama minho?"

Jisung memijit keningnya pelan lalu menggeleng. Hari ini cafe tidak terlalu ramai sehingga jisung tidak terlalu khawatir karena kondisinya benar-benar berantakan setelah malam itu.

"Gapapa lix, aku cuma banyak fikiran"

"Kalo banyak fikiran mending cerita deh ke aku. Sesuatu yang kamu pendem sendiri tuh bakal jadi penyakit tau"

Jisung ragu harus cerita atau tidak ke felix perihal semalam tentang dirinya dengan minho. Jisung tidak ingin Felix berfikir bahwa ia sudah memberikan lampu merah untuk minho karena sejujurnya jisung masih ragu akan semuanya.

Jisung menggeleng perlahan lalu tersenyum. "Gapapa kok, cuma masalah kecil dan masih aman terkendali"

"Yaudah kalo misalnya makin mumet langsung hubungin aku aja. Aku mau balik dulu ke toko"

"Oke hati-hati"

Kepergian felix diikuti oleh pandangan jisung yang menatap penuh harap ke arah pintu. Dirinya sudah sedari pagi memilih berdiri di counter cafe, entah untuk apa. Padahal karyawannya siap sedia melayani pelanggan tanpa bantuan jisung tetapi rasanya kaki jisung terlalu berat untuk melangkah pergi ke ruang kantornya.

Bel pintu terbuka membuat jisung seketika bersemangat tetapi saat pelaku yang membuka pintu muncul senyum jisung sedikit luntur walau dirinya kembali membenarkan ekspresinya.

Terlihat seorang wanita yang cantik dengan anak kecil di gendongannya datang ke cafe membuat jisung berjalan menuju kearah mereka. Jisung tersenyum sambil mencoba untuk mencubit pipi gembul gadis kecil yang wajahnya memerah karena panasnya hari ini.

"Halo cantiknya om jisung"

Gadis yang dipanggil oleh jisung menoleh dengan mata bulat yang menggemaskan, lalu posisinya berubah menjadi menjauh dari ibunya untuk mendekati jisung dengan bersemangat. Jisung langsung sigap mengambil alih jia yang kelihatan mulai bersemangat kembali, satu tangannya mengusap sayang punggung gadis di gendongannya tersebut.

"Maaf ya jisung aku baru kesini karena repot sekali di rumah"

"Tidak masalah kak, lagipula aku paham kalau kaka dengan jia memang punya kehidupan sendiri"

Kaka jisung tersenyum manis dan memilih untuk duduk di salah satu kursi sambil menatap anaknya yang tidak ingin lepas dari om kesayangannya. "Jia kangen banget sama kamu, dari beberapa hari lalu dia nyariin kamu tapi aku lumayan sibuk jadi belum bisa bawa jia kesini"

"Kenapa kaka ga telfon jisung aja? Nanti jisung datang buat jemput jia di penitipan anak"

"Aku gamau ngerepotin kamu ji. Lagipula pasti ngurus cafe sendirian gini capek banget"

Jisung memilih ikut duduk di hadapan wanita tersebut dengan jia yang memilih turun dari gendongan jisung dan berjalan mengelilingi ruangan cafe. Kehadiran jia membuat karyawan jisung langsung bersemangat untuk menegur gadis menggemaskan itu.

"Aku punya karyawan kalo kaka lupa. Aku tinggal sebentar pun gaakan kacau cafe kak, aku percaya mereka"

Roohe menatap ke arah seluruh karyawan jisung yang sebagian sibuk dibalik meja kasir dan sebagiannya bermain dengan jia, walau hanya ada tiga orang tetapi memang cafe ini keliatan tetap berdiri stabil.

"Aku bangga banget sama kamu jisung. Kamu bisa buktiin semua ucapan kamu"

Jisung tersenyum, "kalau ga gini mungkin aku gaakan bisa hidup dan makan enak kak sampai sekarang. Tapi berkat dukungan kaka, suami kaka, jia, juga felix tuh buat aku makin semangat"

"Kaka seneng dengernya"

Mereka terdiam, saling mengunci bibir dan memilih untuk menatap jia yang sedang diberikan sebuah coklat stick oleh salah satu karyawan jisung.

Tiba-tiba suara wanita itu membuat jisung kembali mengalihkan atensinya ke posisi semula. "Kamu keliatan capek banget jisung. Ada apa?"

"Aku gapapa kok kak"

Jisung meringis mendengar pertanyaan itu untuk kedua kalinya. Dirinya berfikir mungkin memang ia mengeluarkan perubahan yang cukup menonjol saat ini tanpa disadari.

"Jisung, kamu itu adeknya kaka jadi kaka tau kalo kamu lagi ga baik-baik aja sekarang. Mau cerita?"

Jisung menggigit bibir bawahnya ragu-ragu tetapi ia butuh masukan juga kalau di fikir-fikir.

"Boleh kak?"

"Boleh dong jisung. Mau cerita disini?"

"Ke ruanganku aja ya kak, soalnya sedikit privacy"

Mereka berdua beranjak untuk masuk ke bagian dalam toko dan naik ke lantai dua, meninggalkan jia bersama karyawan jisung selama beberapa waktu.

Ini saatnya jisung mengeluarkan semua hal yang berkecamuk di dalam fikirannya.








Hari ini beneran panas banget

[2] SILENCE • MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang