10. Day 3 (3)

501 76 18
                                    

Oke part ini sebenernya panjaaaanngggg banget.
Tapi aku takut kalian bosen dan malah nggak detail bacanya, jadi ada beberapa yang aku potong.

Ini author telat update gara gara sketsanya 😭 susah ternyata yang ada di otak saya

Ini author telat update gara gara sketsanya 😭 susah ternyata yang ada di otak saya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nayla 💗

Kamu kemana?
Makan malam diluar lagi?
Kayak gini gaboleh cemburu sama Renia?
Spesial banget temen 17 tahun kamu itu

Degh!!!

Jantung Renia bergetar.
Apa apaan ini? Cemburu? Spesial?
Sungguh Renia tidak paham dengan apa yang terjadi. Kanapa Nayla bertanya seperti itu? Kenapa nama kontak Nayla seperti itu?

Ini nggak mungkin kan? Egita nggak mungkin berpacaran dengannya kan?

Renia langsung mengembalikan ponsel itu pada posisi awal. Ia yang sedikit panik langsung meminum es jeruk miliknya.

Beberapa kali menarik napas panjang dan menghembuskannya.

"Maaf maaf jadi nunda kamu makan" Egita datang dengan tiba tiba.

Renia langsung memasang senyuman manisnya. "Gapapa, udah ritual kamu sebelum makan tuh harus ke kamar mandi dulu"

Egita tertawa, ia mulai mencampur antara sate dan juga nasinya.

Begitu juga Renia yang memulai makannya, mencoba untuk menghilangkan pikiran pikiran itu dan tetap bersikap seperti biasanya.

--

Di jalan pun tangan Renia terus memainnya jemarinya di samping tubuh Egita. Tidak seperti biasanya yang langsung mengganggam ringan jaket ataupun baju Egita.

Keduanya diam hingga memasuki jalanan setapak menuju kampung. Dengan otomatis Renia memajukan tubuhnya dan langsung mencengkram jaket Egita sedikit kencang sambil memejamkan matanya.

Apapun alasannya ia tetap takut dengan gelap dan ini sudah pukul 10 malam. Kampung sudah sepi karena tidak ada acara apapun.

Setelah turun dari motor, saling melepas helm masing asing Egita langsung menggandeng tangan Renia dan jalan beriringan menuju rumah.

"Kamu tidur kamar aku lagi?" Tanya Egita.

Renia menggeleng, tersenyum "Udah nggak takut kok"

Egita langsung menepuk puncak kepala Renia. "Gitu dong orang gaada apa apa kok"

Renia tersenyum. "Aku masuk dulu ya?"pamitnya.

Egita mengangguk. "Besok bangun pagi ya"

Renia berbalik mengacungkan jempolnya. "Okey".

Gadis itu menghilang dari jangkauan mata Egita. Menyelinap masuk ke dalam kamarnya.

----

Sekarang hening.

Red Shawl Indonesia Ver. [Seulrene] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang