Selamat malam readernim!
Pesan author, jangan berharap lebih sama part ini.Semoga nggak kesel sama Egita yang gak gercep!
Bima berdiri di ambang pintu kamar lukis dari Egita. Ia meringis ngeri saat melihat Egita yang tengah membanting beberapa lukisannya untuk mengeluarkan seluruh amarahnya karena ulah dosennya.
"Egita nggak gitu juga, jangan di buang Gi" ujar Bima tapi tidak di gubris oleh Egita.
Egita melemparkan lagi lukisannya.
Ia kesal, sakit hati dan marah.Bima melihat Renia yang baru saja sampai dan langsung memberi kode bahwa Egita sedang mengamuk.
Tapi seketika terhenti saat Egita berjalan keluar dari kamar itu dan masuk ke kamarnya sendiri.BRAK!
Pintu itu tertutup dengan cukup keras.
Bima menghela napas panjang kemudian berjalan ke arah ruang tengah menghampiri Renia.
"Aaahh anak itu kalau udah ngamuk" ucap Bima resah.
"Biar gue aja Bim, Lo tenang aja" ujar Renia percaya diri.
"Gimana bisa tenang kalau Egita aja gitu, nyebelin banget sumpah dosennya" jawab Bima.
"Gapapa biar gua coba ngomong sama dia" Renia menepuk bahu Bima, menenangkannya.
"Oh iya nanti Jaka kesini"Bima mengernyitkan dahinya. "Ngapain?" Tanyanya bingung.
"Masak ikan, katanya Lo mau makan ikan bakar tadi Jaka gue suruh kesini" jawab Renia.
"Tapi Egi gimana? Jadi nggak mood gue" ucap Bima.
"Udah biar gue aja, pasti bisa kalau gue yang bujuk"
Bima menghela napas. "Yaudah deh, kan lo pawangnya Atur aja deh yang penting anak itu nggak ngehancurin lukisannya"
"Iya, aman"
"Yaudah gue ke kamar dulu" pamit Bima kemudian pergi ke kamarnya.
---
Renia menatap pintu kamar Egita. Menarik napas panjang kemudian menghembuskannya perlahan. Mempersiapkan diri untuk menghadapi Egita yang mengamuk itu.
Renia membuka pintunya perlahan. Ia menyelinap masuk dan menutup kembali pintu itu perlahan.
Egita tengah duduk di atas ranjangnya. Tidak tenang dan cemas dengan keadaan ini. Bahkan ponsel yang menyala di sampingnya ia biarkan begitu saja.
Renia menghampirinya. Melihat ponsel itu dan mendapati nama Nayla yang menelphone Egita saat ini. Tapi ia menatap Egita yang tampak tidak peduli dengan hal itu.
Gadis itu duduk di samping Egita meletakkan bungkusan koran dari Jaka tepat di sampingnya.
"Egi?" Panggil Renia lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Shawl Indonesia Ver. [Seulrene] END
FanfictionSelamat datang di Kota Semarang 😊 start : 12 September - 12 Oktober 2022 DILARANG KERAS UNTUK MENG-COPAS!!! CERITA ASLI MILIK AUTHOR!!! 🔞🔞🔞 ©lluneigixx_