22. Day 9 🔞

870 67 5
                                    

Selamat pagi?!
Semoga hati dan pikiran sudah baik baik aja ya setelah MV keluar kemarin 🙏🤣

Selamat pagi?!Semoga hati dan pikiran sudah baik baik aja ya setelah MV keluar kemarin 🙏🤣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Day 9 - 27 Agustus

"ini aja mbak?" Tanya Jaka yang berdiri di depan kardus terakhir yang berisi alat lukis Egita.

"Iya Jak itu aja" jawab Egita.

Jaka mengangkat kardus itu kemudian berjalan ke arah pintu. Egita kembali melangkah ke dalam kamar lukisnya. Gadis itu tiba tiba saja termenung sembari melihat ke arah sekeliling ruangan yang akan ia tinggalkan beberapa hari kedepan.

Ingatannya kembali memutar kenangannya bersama Nayla di dalam ruangan tersebut.

Melukis bersama atau hanya sekedar menemaninya hingga larut malam. Nayla juga kadang tertidur di di atas meja kerjanya ketika Egita terlalu sibuk dan tidak sadar jika sudah kelewat tengah malam.

Flashback.....

Egita baru saja meletakkan pallete cat lukisnya di atas lantai. Gadis itu baru saja menyelesaikan lukisannya. Ia menoleh ke belakang mencoba untuk mencari Nayla yang tidak bersuara sedari tadi.

Gadis itu tersenyum saat melihat Nayla yang tertidur di atas meja kerjanya dengan posisi duduk dan menggunakan tangan untuk bantalnya.

Egita bangkit, ia melepas apron melukisnya dan meletakkannya sembarangan di atas kursi. Perlahan berjalan ke arah Nayla.

Dengan perlahan ia memegang kedua bahu Nayla dan mendekat untuk berbisik. "Hey, sayang bangun"

Dalam sekali bisikan itu Nayla langsung membuka matanya. Merasakan tangan hangat Egita yang menyentuh kedua bahunya.

Nayla mengangkat kepalanya, dengan mata yang masih menyipit gadis itu melihat ke arah tempat Egita melukis, melihat kanvas yang sebelumnya masih kosong sudah terisi penuh. "Kamu udah selesai?" Tanyanya kemudian mendongak untuk menatap Egita.

Egita mengangguk. "Maaf ya lama"

Nayla menggosok matanya yang gatal dan tertunduk untuk menguap. Hal itu mengundang senyuman gemas dari Egita.

Egita berlutut dan memutar kursi kerja yang diduduki oleh Nayla. "Nay?" Panggilnya.

Nayla berhenti menggosok matanya dan menatap ke arah Egita yang ada di bawahnya. "Apa?"

Egita kemudian berdiri, sedikit merunduk untuk mencium Nayla dengan lembut. Satu tangannya menyangga di atas meja sedangkan yang lainnya menahan pipi dan leher Nayla.

Nayla tersenyum malu tapi tetap membalas kecupan dari bibir Egita.

Tangan Nayla mulai naik, yang kanan meraih tengkuk Egita dan yang lain menebang bahu tangan yang menyangga di atas meja.

--

Egita melucuti semua baju yang dikenakan Nayla. Gadis di depannya itu sudah kehilangan rasa kantuknya. Nayla memeluk tubuhnya sendiri yang merasa kedinginan setelah baju itu hilang dari badannya.

Red Shawl Indonesia Ver. [Seulrene] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang