5. Day 2

692 77 5
                                    

Day 2 - 20 Agustus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Day 2 - 20 Agustus

Renia & Egita | Semarang

Bukankah ini sempurna? Udara sejuk, deburan ombak pagi yang sangat bersahabat karena tidak terlalu kencang menyambut pagi pertama Renia yang kini tinggal di rumah tua bersama Egita.

Gadis itu membuka jendela kamarnya. Dapat terlihat anak anak kecil yang bermain di kolam ikan yang berada di belakang rumah Egita. Naik ke atas bambu yang menjadikan pembatas sekaligus jalan.

Tok tok tok

"Ren? Udah bangun?" Panggil Egita dari luar kamarnya.

Renia tersenyum dan langsung berlari ke arah pintu kamarnya. Gadis itu membuka pintu tersebut dan mendapati Egita yang sedang menyiapkan sarapan di meja makan.

Renia terkejut. Ia menoleh ke arah jam dinding. Pukul 7 pagi dan Egita sudah memasak sebanyak ini? "Egi, kamu masak?" Tanyanya dengan nada tidak percaya.

Egita tersenyum. "Makan yuk?" Ajaknya.

Renia menarik kursi untuk ia duduki. "Chef Egita is back" ucapnya bersemangat.

"Hahahaha, aku masak gara gara ada kamu loh biasanya sih cuma beli makan diluar" ujar Egita ikut menarik kursi untuk duduk.

Renia menghirup aroma nikmat dari masakan yang sahabatnya itu buat. "Tuh kan, nggak salah aku liburan ke sini udah di belanjain, di masakin kurang apa coba punya sahabat kayak kamu"

Egita tersenyum malu, tapi ia berusaha menutupinya. "Plis deh Ren, udah ah ayok makan, habis gini aku ajak ke kampung ya. Aku kenalin sama ibu bapaknya Jaka dia RT disini"

"Oh iya, aku belum izin ya? Kamu kena marah ya?" Renia tiba tiba khawatir.

Egita menggeleng. "enggak kok, keluarga Jaka tuh baik ke aku, aku mau nitipin kamu aja kalau kalau aku sibuk nanti" jelasnya.

"Udah kayak barang aja aku dititipin" ucap Renia selagi dirinya mengambil nasi untuk piringnya.

"Ya kan aku takut kamu bosen Ren" ujar Egita. Tapi tiba tiba gadis itu mengingat sesuatu. "Oh iya!" Ucapnya langsung meninggalkan meja makan dan pergi ke kamarnya.

Renia cuek dan fokus kepada lauk yang akan ia ambil. Saking banyaknya ia sedikit bingung dengan kombinasi apa yang akan ia makan. Sudah seperti masakan rumahan sang kakak. Terlihat enak dan banyak macamnya.

Egita adalah chef terbaik.

Gadis itu kembali duduk, langsung menyodorkan sebuah tas kecil kepada Renia.

Renia menatap tas itu kemudian menatap Egita. "Apanih?" Tanyanya kemudian tersenyum.

"Yee banyak tanya, biasanya langsung direbut kalau dikasih hadiah" ujar Egita.

Renia tersenyum malu sembari menerima tas kecil itu. Mengeluarkan isinya. Sebuah kotak... tidak! Apa ini? Ponsel? Keluaran terbaru?

Ini gila!

Red Shawl Indonesia Ver. [Seulrene] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang