Flora membaringkan tubuhnya di kursi mobil bagian tengah. Hari ini amat melelahkan untuknya. Namun sakit di perutnya sudah sedikit lebih membaik.
Siang ini cukup panas membuat mereka kegerahan. Arssen yang tengah menyetir, melirik adiknya dari spion tengah.
"Datang bulan Lo dek?"
Flora yang mendengar lontaran pertanyaan dari Arssen lantas mengangkat alisnya sebagai jawaban. Memang sudah menjadi kebiasaan Flora jika ia datang bulan selalu terbaring di mobil seperti ini setiap kali pulang sekolah jadi dengan mudah Arssen bisa menebaknya.
"Bang nanti berhenti dulu di supermarket ya."
Arssen hanya menganggukkan kepalanya tanpa melontarkan pertanyaan lagi. Ia tidak ingin mode santai Flora berubah menjadi mode singa kelaparan yang menakutkan.
Arssen menepikan mobilnya di tempat parkir supermarket. Cowok itu melepas seatbelt nya dan menoleh ke belakang melihat Flora yang sudah terlelap tidur di kursi tengah.
"Ra."
"Bangun heh."
Arssen menggoyangkan tubuh Flora pelan. Menyadari ada gerakan kecil, gadis itu membuka matanya perlahan dan membiarkan cahaya masuk ke netranya.
"Udah sampe supermarket."
Flora meregangkan otot-otot tubuhnya dan menatap Arssen dengan intens.
"Rara ngantuk. Abang aja yang ke dalem. Beliin Rara pembalut."
Sontak mata Arssen membola mendengar perkataan Flora yang nampaknya keluar tanpa beban itu. Cowok itu membayangkan bagaimana malunya ia nanti. Mukanya akan di taruh di mana?
"Tt-tapi kan Ra,"Arssen mulai mengarang alasan yang masuk akal dan dapat di terima adiknya itu.
Flora bangkit dari tidurnya dan melipat kedua tangannya. Matanya masih setia menatap Arssen dengan intens dan yang di tatap hanya bisa meneguk ludahnya. Jika sudah seperti ini adiknya itu terlihat sangat menyeramkan dan patut di waspadai.
"Ohh jadi Abang gak mau?"ucap Flora memberikan tatapan mautnya.
"Pantes jomblo mulu! di suruh beli beginian aja gak mau! sebelum di jadiin babu sama pacar Abang, latihan jadi babu gue dulu!"
Arssen menahan nafasnya. Galak mode on. Cowok itu mendengus. Mengapa Flora menjadi dua kali lebih menyebalkan saat datang bulan seperti ini. Rasanya ia ingin membunuhnya hidup-hidup jika tidak dosa. Tapi ya sudahlah. Itu hanya sebatas hasrat yang tak akan pernah ia lakukan. Bagaimanapun dia sangat menyayangi adiknya itu.
"Bukan gitu Ra. Tapi lo mikir deh, masa cowok beli begituan. Apa kata dunia?"
Nampaknya Arssen tengah bunuh diri sekarang. Mengapa bisa-bisanya ia menentang permintaan Flora saat seperti ini. Cowok itu mengutuk mulutnya dalam hati.
"Jadi Abang lebih mikirin apa kata dunia di banding nolong Ade cewek Lo bang?! Parah banget! terus Lo tega gitu biarin gue panas panas gini ke supermarket?sedangkan buat jalan aja gue susah bang!"
Arssen benar benar mengutuk mulutnya. Lihatlah! Flora sudah mengganti panggilannya menjadi gue-lo dan itu tandanya dia sedang marah.
"Turutin aja kali bang,"ucap Farel yang sedari tadi memainkan ponselnya. Cowok itu merasa terganggu karena kegiatan membaca wattpadnya terganggu oleh kebisingan mereka berdua. Ya Farel memang suka membaca wattpad namun hanya di cerita tertentu. Dia lebih suka cerita fantasi atau hal hal yang berkaitan dengan ilmu dan teknologi.
"Bang Farel juga! gak baca buku, baca wattpad! hidup Lo cuman seputar baca baca doang bang? lempeng banget!"
Farel menghembuskan nafasnya. Seharusnya ia tidak ikut campur dan membiarkan mereka berdua membuat kebisingan. Pasti dia akan aman dan tidak akan seperti ini. Tapi sudahlah, sudah terlanjur dia masuk ke dalam medan pertempuran.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLORA
RomanceFlora Rageswara Atmaja nama anak kelima dari pasangan Arga Atmaja dan Dara Mahageswara. Menjadi anak perempuan satu-satunya membuat Flora tumbuh menjadi gadis yang menyebalkan, rese, dan jail. Namun terlepas dari itu Flora adalah anak yang sangat di...