13. Siapa Itu Jungwon?

728 126 140
                                    

Eunha berlari keluar rumah begitu melihat neneknya ikut ke dalam rombongan Sojung. Eunha tahu Sojung dan team akan pergi ke konser Jieun karena memang diminta CEO untuk membantu. Tapi masalahnya kenapa nenek ikut juga? Malahan ada Nyonya Jeon dan Sin B yang nyempil. Jam menunjukkan pukul lima sore, Eunha masih sibuk melakukan ini-itu karena memang sengaja agar memiliki alasan untuk tidak datang ke konser. "Nenek! Nenek mau kemana? Kenapa ikut mereka?". Teriak Eunha. Nenek pun menunjukkan sebuah tiket konser ke arah Eunha sambil tersenyum "Tentu saja datang ke konser Jieun. Lihatlah, nenek juga membawa lightstick". Pamer nenek, semua orang terkikik melihat nenek yang nampak bersemangat itu.

"Darimana nenek mendapatkan semua itu? Nenek mau meninggalkan-ku eoh?". Tanya Eunha dengan wajah sedih. Aduh, nenek ini kenapa bodoh sekali sih? Bisa-bisanya mau datang ke konser padahal konser itu adalah bagian dari kampanye, begitulah batin Eunha. "Oppa memberi kami tiket konser dan lightstick. Eonnie mau juga kah? Kebetulan ada satu untuk Eonnie". Tawar Sin B. Eunha langsung menggeleng, "Tidak mau!". Perempuan itu melengos kearah lain. "Ya sudah kalau tidak mau ikut. Kebetulan nenek sudah menyiapkan banyak pekerjaan untukmu. Bersihkanlah loteng, beri makan kelinci, sapulah halaman, jangan lupa masak untuk makan malam. Bagaimana, sudah sesuai dengan permintaan-mu kan?". Kata nenek menyebalkan. Sebenarnya lebih ke meledek Eunha, karena nenek tahu jika jauh didalam lubuk hati cucunya itu sebenarnya ingin hadir ke konser ibunya. Tapi Eunha tetaplah Eunha, perempuan itu enggan jika berkaitan dengan kampanye.

"Hhhhh... Terserah nenek saja. Jangan menyesal dengan keputusan nenek. Aku kerja jadi babu dulu, byeeeee!". Kata Eunha kesal lalu pergi begitu saja. "Dasar anak itu, gengsinya setinggi gunung Himalaya". Gerutu nenek. "Nenek dan yang lain tunggulah di dalam mobil, aku akan bicara dengan Eunha sebentar". Ujar Sojung, semuanya mengangguk lalu bergegas masuk ke dalam mobil.

Sojung pun menyusul langkah Eunha, ia berhasil meraih tangan perempuan itu hingga keduanya saling berhadapan. "Eunha-yaa, jangan begini. Aku tahu kau tidak mau berpartisipasi dalam kegiatan kampanye itu. Tapi apa kau tidak kasihan pada nenek? Beliau sangat ingin melihat-mu berada diatas panggung bersama Bibi Jieun. Bayangkan betapa bahagianya dia saat melihat kalian berdua bernyanyi bersama. Apa kau tidak mau mewujudkan mimpi nenek eoh?". Bujuk Sojung. Eunha terdiam, memang benar salah satu mimpi nenek adalah melihat anak dan cucunya berdiri diatas panggung yang sama, bernyanyi di depannya. Nenek bilang berkali-kali tapi Eunha belum bisa mewujudkannya.

"Aku tahu Eonnie, aku akan mewujudkannya suatu hari nanti dan yang pasti bukan di acara kampanye ini". Eunha masih tetap keras kepala. Sojung menghela nafas sebelum menyahuti, "Apa kau tahu nenek bilang sesuatu padaku saat aku membantunya siap-siap di kamar tadi?". Eunha menggeleng, ia tatap wajah Sojung yang nampak sendu. "Entah aku masih punya waktu atau tidak untuk melihat putri dan cucuku bernyanyi bersama diatas panggung, aku merasa waktuku sudah tidak lama lagi. Tapi aku belum bisa pergi dengan tenang karena hubungan Eunha dan orangtuanya tidak baik. Aigooo... Malangnya cucuku. Dia hidup sendiri dan kesepian sejak masih remaja...". Eunha meneteskan air matanya begitu mendengar perkataan Jieun. "Nenek bilang seperti itu. Beliau ingin kau memperbaiki hubunganmu dengan orangtuamu agar jika suatu saat nanti sisa umurnya telah habis, ia bisa pergi dengan tenang".

"Eonnie berhenti bicara omong kosong! Sisa hidup nenek bisa ku beli! Aku bisa membawanya ke rumah sakit mahal jika suatu saat nanti beliau sakit. Aku akan membayar berapapun itu asal nenek tetap hidup". Teriak Eunha sambil terisak-isak. Perempuan itu tidak bisa membayangkan jika suatu saat nanti benar-benar ditinggal pergi oleh neneknya. Mungkin ia akan hancur, sehancur-hancurnya dan tidak memiliki alasan untuk hidup lagi di dunia. Ia bekerja keras seperti ini hingga menjadi populer pun untuk nenek. Ia hanya ingin membanggakan neneknya.

"Pikirkanlah lagi, kau masih punya waktu. Kau tahu kan kemana harus pergi jika nanti berubah pikiran?". Eunha diam saja, ia bahkan enggan menatap Sojung. Manager Eunha yang cantik itu menepuk pundak artisnya pelan sebelum melangkah pergi.

Guardian Angel (JJK-JEB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang