18. Girl(Friend)

632 112 49
                                    

"Bagaimana?". Tanya Taehyung melalui ponselnya, entah siapa orang yang sedang ia ajak ngobrol di ujung sana. Yang jelas lelaki itu tengah merencanakan sesuatu. "Semua beres, tinggal eksekusi setelah ini". "Bagus!".

Pip!

Taehyung tersenyum panuh arti lalu menghitung dengan jari-jarinya. "Satu, dua, ti...".

Dor!

Dor!

"Tiga, ayo jalan! Sebelum ada yang memergoki". Ucapnya pada sopir. "Baik, Tuan". Sahut sopir itu patuh, kemudian menjalankan mobil. Taehyung menatap kearah gedung tempat dilaksanakannya debat presiden dengan penuh kepuasan. Ya, lelaki itu baru saja meminta antek-anteknya untuk meneror Namjoon. Ia tidak meminta mereka untuk membunuh kakaknya, hanya sekedar menakut-nakuti. Ah... Tapi ia memberi perintah boleh membunuh pengawal Namjoon, merujuk pada Jungkook.

Dan keadaan di dalam gedung pun amat chaos. Semua orang berlarian berusaha menyelamatkan diri dari teror penembakan itu. Jungkook yang baru saja melangkah hendak meninggalkan Ahra pun membulatkan matanya. Lelaki itu khawatir juga melihat Ahra dan Umji yang berteriak ketakutan. Namun disisi lain ia juga memikirkan keadaan Namjoon, tapi untuk saat ini keselamatan perempuan yang paling penting. Maka lelaki itu berbalik kemudian menarik Ahra dan Umji, menyembunyikan keduanya di sebuah ruangan. "Diamlah disini sampai situasinya aman". Pesannya sebelum meninggalkan mereka. "Jungkook-ssi, apa tidak seharusnya kau sembunyi juga sampai situasi aman?". Cegah Umji. Jungkook sontak menggeleng, "Tidak bisa, aku harus menjalankan tugasku". Ahra dan Umji menatap Jungkook dengan prihatin. Astaga, diluar sana situasinya sangat berbahaya tapi Jungkook tetap berusaha menjalankan tugas. Melindungi Namjoon adalah tugas utama untuk saat ini.

Dengan gesit Jungkook berjalan mengendap, berusaha sampai ke waiting room dengan selamat. Beberapa kali ia menahan nafas ketika orang-orang yang membawa pistol itu melewati tempat persembunyiannya. "Apa ini ulah Kim Taehyung? Orang gila itu maunya apa?!". Batin Jungkook nampak kesal. Sesungguhnya ia membawa pistol juga, mudah saja baginya untuk membunuh satu persatu orang suruhan Kim Taehyung itu. Namun Pak Park pernah berpesan, mereka hanya boleh menggunakan pistol dalam keadaan terdesak. "Aku belum menemukan ruangan yang ditempati Kim Namjoon". Ujar seseorang yang masih bisa Jungkook dengar.

"Temukan sekarang juga. Tuan meminta kita untuk mengancamnya sampai dia mundur dari posisinya". Sahut yang lain. Jungkook mengepalkan tangannya erat-erat. Lelaki itu marah karena dugaannya benar, ia diam-diam keluar dari tempat persembunyiannya lalu dengan cepat meringkus dua peneror itu. Jungkook tendang dari belakang lalu ia cekik lehernya hingga pingsan. Saking cepatnya sampai-sampai keduanya tidak sempat melawan. "Andai kalian Kim Taehyung, sudah pasti akan ku buat leher kalian patah". Oceh Jungkook, ia mengambil pistol yang ada didalam saku masing-masing peneror.

Suara tembakan masih terus terdengar, Jungkook berspekulasi jika saat ini peneror dan para pengawal tengah baku tembak. Ia lalu berlari cepat menuju waiting room. Benar saja tepat di depan waiting room tengah terjadi baku tembak. "Jungkook! Masuk dan lindungi Tuan Namjoon, peluruku hampir habis". Seru rekan yang tadi berjaga didepan pintu dengannya. "Ambil ini, alihkan perhatian mereka sampai aku berhasil membawa Tuan keluar dari sini". Jungkook melemparkan pistol milik peneror yang tadi ia ambil. Rekannya pun menangkap pistol itu, "Masuklah! Aku akan melindungi-mu". Jungkook mengangguk.

"Bukankah dia Jeon Jungkook? Tuan meminta kita untuk membunuhnya. Cepat arahkan tembakan padanya". Bisik salah satu peneror. Mereka pun mengarahkan tembakan ke arah Jungkook. Rekan yang bersama Jungkook berusaha membalas tembakan itu. Jungkook dengan cepat masuk ke dalam ruangan, ketika ia masuk Namjoon nampak meringkuk ketakutan di bawah meja. Jungkook buru-buru menghampiri lelaki itu, "Tuan, apa anda baik-baik saja?". Tanyanya penuh kekhawatiran. Namjoon nampak lega ketika mengetahui kedatangan Jungkook. "Jungkook, apa yang sedang terjadi? Siapa peneror itu?". Tanya Namjoon bertubi-tubi. "Tuan, mereka sepertinya suruhan Kim Taehyung. Saya tadi tidak sengaja dengar jika mereka berniat mengancam anda sampai anda mundur dari posisi". Jelas Jungkook. "Sudah ku duga. Tapi haruskah dengan cara seperti ini?". Namjoon lantas menunjukkan raut wajah sedih. Bagaimana tidak sedih kalau adik yang ia sayangi dengan sepenuh hati dengan tega mengibarkan bendera perang seperti ini?

Guardian Angel (JJK-JEB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang