Sore ini hujan kembali turun, mengguyur bumi dengan derasnya dan membuat orang-orang bertahan di bawah gedung untuk berteduh.
"Jun, masih lama gak hujannya?"
Gadis itu meletakkan telapak tangannya ke depan dan merasakan butiran air membasahinya. Matanya menatap langit sedangkan bibinya mengerucut.
"Hujannya bakalan lama gak ya." Ujarnya tanpa melepas pandangan ke langit.
"Ck, bawel banget sih Lo. Bukannya lo suka kalo hujan gini."
Juna menyenderkan tubuhnya di dinding dan tangannya dimasukkan ke saku. Seragamnya tampak sedikit basah karena sebelumnya dia sempat berlari melewati lapangan sekolah.
"Gue laper banget Jun, tadi siang gak nafsu makan."
"Gak nafsu aja habis semangkok mie ayam, segelas es teh plus kerupuk 2 bungkus."
Gadis itu semakin kesal dan menggembungkan kedua pipinya yang menyerupai bakpao
***
"Pakai jaketnya, biar gak masuk angin." Ucap seseorang dengan nada berat dari belakang sang gadis yang membuat dirinya membeku.
"Kakak masih nyimpen roti cokelat sama keju. Nih, makan dulu." imbuhnya sambil membuka tasnya dan segera menyodorkan 2 bungkus roti
"Kak Bevan, yang adek lo kan gue. Bukan Jasmine. Ck!" keluh Juna menatap kakaknya yang kini sudah disamping sahabatnya, Jasmine.
Bevan hanya terkekeh,"Eh ciye Juna cemburu.!"
"Kak, gue sama Juna cuma sahabatan. Nggak lebih!" ucap Jasmine terdengar meyakinkan. Gadis itu gak mau ada kesalahpahaman.
"Kak Bevan, makasih jaketnya tapi kakak nanti bakalan masuk angin kalo cuma pakai kaos tipis gitu." tambah Jasmine sembari melepas jaketnya.
"Lo tuh cewek, gampang masuk angin. Gue sama Juna cowok tangguh, bakalan kuat dan gak serapuh lo yang hobi sakit kalo hujan atau kedinginan."
Bevan tersenyum dan berulang membuat jantung Jasmine berdetak sangat cepat. Tak henti-hentinya cowok tinggi ber-IQ 148 dan jago bahasa inggris ini membuat Jasmine bertekuk lutut memujanya dan bersumpah akan membuat Bevan menjadi suaminya kelak.
"Kak Bevan pakai kaos putih gini makin cakep banget ya Allah. Gue meleleh nih. Tolong dilamain hujannya ya Malaikat Mikail. Gapapa gue nahan dingin sampe membeku pun gue ikhlas asal bisa deket sama Kak Bevan kayak gini." Batin Jasmine senyam-senyum tanpa sadar.
"Jangan banyakin ngalamun, Lo!" Juna mengejutkan Jasmine dan seperti biasa dia akan menoyor jidat gadis berambut pendek itu
"Ish, ganggu aja lo, Jun! Rese banget jadi cowok!"
"Jasmine, katanya laper? Buruan makan, biar makin tinggi. Hehehe"
Bevan mengacak-acak rambut Jasmine dengan tangannya yang lebar."Kak Bevan, rambut gue berantakan nanti ahhh..."
"Buruan makan. Nih, ada minuman teh botol, baru kakak minum separoh."
Jasmine tersentak, tiba-tiba dia membayangkan kalau dia minum botol bekas Kak Bevan, sama aja ciuman gak langsung dong
"Ehh, iya kak. Gue haus banget nih. hehe"
Juna yang melihat tingkah Jasmine hanya menggelengkan kepalanya. Kekonyolan gadis di depannya tak lagi membuatnya terkejut.
Bevan dan Jasmine terhanyut dalam obrolan yang penuh tawa, sesekali Juna akan menyaut atau mendebat ucapan Jasmine sehingga sahabatnya itu kesal dan berakhir dengan canda tawa yang riang.
***
Jasmine sangat bahagia karena selama hampir 2 jam dia banyak bercerita dan mengurai tawa dengan Bevan.
Saat hujan reda, mereka segera pulang dan tentunya mengantar Jasmine sampai rumah Bibinya.
Jasmine melompat girang sampai memasuki kamarnya dan berteriak kencang.
"Aaarrggggg, Kak Bevan.. Lo tuh ganteng banget. Fix, pokoknya gue bakalan paksa Lo buat jatuh cinta sama gue. Aaaaaa Saranghae Bevan, muah muah muah.!"
Gadis itu tak hentinya berteriak dan melompat di atas kasurnya sembari memeluk dan mencium guling kesayangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Forever Rain
FanfictionPerjuangan Jasmine mendapatkan cinta Bevan yang merupakan kakak sahabatnya sendiri yaitu Juna dan selama 5 tahun lamanya dia tak kenal lelah untuk menaklukkan Bevan. Sampai suatu hari Randy, teman masa kecilnya datang dan menyatakan cinta pada Jasmi...