Randy and Juna part 1

10 1 0
                                    

Pagi itu senyuman sang gadis mungil nan menggemaskan mampu mengalahkan keindahan mentari pagi.

Jasmine. Lagi-lagi tersenyum sambil menopang dagunya dengan kedua tangannya. Tak dapat disembunyikan bagaimana kedua pipinya mulai memerah tatkala mengingat runtutan peristiwa kemarin dimana ia masih ragu apakah ith nyata atau mimpi saja.

"Ciyee. anak gadis Bibi lagi berbunga-bunga nih. Lagi jatuh cinta sedalam-dalamnya sama lelaki tampan. Abangnya Juna emang ganteng sekali yaa, sampai bengong natapnya semalem." Goda Bibi sembari menutup bekal makanan untuk Jasmine.

"Ish. Apa lho Bi. Jasmine jadi salting nih. Kayak masih berasa mimpi tau Bi. Semalem bisa ngobrol berdua dan natap kak Bevan sedekat itu. Huaaaa, rasanya mau meledak jantung Jasmine Bi.."

"Bibi ikut bahagia liat ponakan Bibi yang sekarang. Udah ga nangis-nangis lagi di kamar. Susah disuruh makan, hobi ngalamun."

"Hehe, doain ya Bi. Bisa langgeng sampai nikah. Hehe."

Jasmine dan Bibi terlihat antusias dan bahagia bercerita tentang kencan kemarin. Bevan benar-benar membuat hati Jasmine tak jatuh lagi. Jantungnya benar-benar berdebar setiap mengingat momen-momen kebersamaan keduanya.

"Tok-tok." Suara pintu diketuk pelan

Jasmin langsung menyambar tasnya, tak lupa bekal dan tentu saja mencium pipi Bibinya yang sangat ia sayangi.

"Bi, Jasmine berangkat dulu yaa.!" Teriaknya sambil berlari pelan membukakan pintu.

Senyumnya melebar dan kedua matanya makin membesar. Lucu. Menggemaskan. Ditambah pipi bakpaonya yang putih merona..

 Ditambah pipi bakpaonya yang putih merona

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pagi sayangnya aku..." Ucap Bevan membuat Jasmine tak berkutik. Jangan tanyakan lagi apa yang terjadi pada Jasmine. Gadis itu shock dan mematung

"Hei, honey. Are you okay?" Tanya Bevan sambil melambaikan telapak tangannya ke depan wajah Jasmine.

"Ah, i-iya. A-a-aku o-okk-kay kak." Jawab Jasmine gugup. Tangannya meremat selempang tas dengan erat. Salting.

"Mulai sekarang, aku yang jemput kamu. Boleh?"

"B-b-bo-leh kak." Balas Jasmine cepat.

"Hahaa. Apa kau grogi jika bersamaku? Kemarih kau tak segugup ini, sayang. Justru kemarin kau sangat bersemangat dan percaya diri menjadikan aku sebagai calon pacar. Semalem kan udah sah jadi pacar. Aku bisa memanggilmu sayang, honey, sweety, baby, darl------."

"C-cu-cukup Kak. Jangan buat gue makin salting nih."

"Hahaha. Kau benar-benar lucu. Yaudah yok berangkat!" Bevan menggandem tangan Jasmine.

Keduanya kini di mobil tanpa ada yang bersuara. Rasanya Jasmine masih tak percaya jika Bevan sudah sah menjadi kekasihnya. Yap. Semalam mereka jadian. Jasmine benar-benar tak bisa tidur karena ucapan Bevan terngiang-ngiang di telinganya, dipikirannya, di hatinya..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(Not) Forever RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang