Kini seorang gadis sedang merasa terbebani dengan tubuh bulatnya. Dia merasa berat untuk bangun dari tidurnya. Nafasnya berat dan kepalanya pusing seakan melihat segalanya berputar mengelilinginya.
"Bi... Jasmine pusing banget.."
Sejak semalam Bibinya menemaninya tidur sambil mengompres keningnya. Suhu tubuhnya mencapai 38°. Sangat panas. Jasmine sudah dipaksa minum obat, tapi dirinya menutup mulutnya rapat-rapat.
"Makanya minum obat, Kak. Biar demamnya turun. Hari ini biar Bibi izinin ke gurumu, jangan sekolah dulu, yaa."
Jasmine hanya mengangguk. Wajahnya yang biasanya putih kini tampak merah seperti udang rebus.
Jasmine kembali terlelap dalam tidurnya karena tak kuasa menahan berat di kepalanya.
Menjelang siang hari, seorang laki-laki datang bertamu. Bibi menyambutnya dengan heran.
"Nak Randy gak sekolah?"
"Emm, tadi sekolah Bi. Tapi sampai sampai jam kedua Jasmine gak datang, jadi Randy ke sini. Khawatir kalo terjadi apa-apa sama Jasmine."
Bibi memahami perasaan Randy yang sangat memperhatikan kondisi keponakannya itu. Ya, kedua anak manusia itu dulunya bersahabat, bertetangga sampai akhirnya harus berpisah karena rumah yang mereka tempati harus dikosongkan untuk pembangunan bandara internasional di Yogya. Jasmine ikut orang tuanya ke Jakarta untuk bekerja dan Randy menghilang tanpa kabar.
"Masuk nak, Jasmine barusan tidur. Bibi juga izin gak masuk kantor dulu buat jagain Jasmine. Demamnya dari semalem belum turun. Anak itu gak mau minum obatnya."
"Randy boleh masuk kamarnya Bi? Gak akan macem-macem kok Bi."
Bibi tersenyum,"Boleh Nak. Kalo sudah bangun, paksa dia minum obat ya."
"Siap Bi."
Baru saja Randy akan melangkah, seseorang laki-laki tinggi masuk ke rumah itu dan menghampiri wanita paruh baya.
"Bi, Jasmine sakit? Dimana Bi? Aku harus lihat kondisinya sekarang Bi."
Kalo kalian ngira dia Juna. Kalian salah. Karena ternyata laki-laki yang datang itu Bevan. Ya, Bevan.
Randy menatap nanar cowok di depannya. Bevan pun membalas tatapan nya dengan tajam. Kedua seolah sedang beradu mata yang mematikan. Sampai akhirnya Bibi mencairkan ketegangan.
"Jasmine masih tidur. Kalian memangnya gak ke sekolah? Randy ini belum waktunya pulang sekolah lho. Nak Bevan gak ngajar juga?"
"Bi, Bevan hari ini gak ada jadwal ngajar. Tadi cuma ke sekolah buat piket guru aja, sampai Pak Dito ngabarin kalau Jasmine gak masuk karena sakit, aku langsung ke sini Bi." Jelas Bevan meyakinkan
"Yasudah, Nak Randy mending balik ke sekolah. Hari ini ada jadwal Pak Jamal lho. Guru Matematika yang paling galak kalau kata Jasmine. Hehe."
"Tapi Bi..."
"Saya akan lapor ke Pak Jamal kalo ada siswanya yang membolos." Ancam Bevan dengan senyum penuh kemenangan
"Bi, balik sekolah nanti, aku ke sini lagi ya."
Bibi hanya mengangguk tanda setuju
"Pak, Bapak jangan lakuin hal aneh ke calon saya ya pak. Awas aja, saya gak takut sama Bapak!" Ancam balik Randy sambil menepuk bahu Bevan.
***
Bevan sedari tadi memandangi wajah bulat gadis di depannya. Pipinya yang sekarang benar-benar seperti bakpao panas yang baru saja keluar dari kukusan. Hahaha
"Si pendek yang bawel tapi ngangenin." Ucap Bevan merapikan anak-anak rambut Jasmine yang menutupi kening gadis itu.
"Lo bisa buat gue ketawa, marah, kesel.. Tapi lo juga sering bikin gue takut, khawatir kayak gini."
"Jasmine, gue gak tahu gimana perasaan gue ke elo. Tapi sejujurnya lo adalah seseorang yang paling gue sayang, bahkan melebihi Juna. hehe"
"Maafin gue yang selalu nyakitin hati lo. Maafin sikap dan omongan gue yang kasar dan ngelukain perasaan lo."
Yok, Bevan bisa buka hati lo buat Jasmine. huhuhu
Ada yang ngedukung Randy-Jasmine atau Juna-Jasmine gak??
#jangan lupa vote & commentnya
#thankyou 🙏💜
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Forever Rain
FanficPerjuangan Jasmine mendapatkan cinta Bevan yang merupakan kakak sahabatnya sendiri yaitu Juna dan selama 5 tahun lamanya dia tak kenal lelah untuk menaklukkan Bevan. Sampai suatu hari Randy, teman masa kecilnya datang dan menyatakan cinta pada Jasmi...