Bevan tak pernah bosan memandangi gadis yang selama ini mengganggu kehidupannya. Tampak Bevan tertawa kecil saat mengingat bagaimana sahabat adeknya ini yang dulu selalu menyatakan cinta padanya, bahkan sejak Bevan masih di bangku SMA.
"Lo emang gadis paling aneh di dunia."
Tiba-tiba Bevan merasakan gadis bulat itu menggeliat dan membuka matanya pelan.
"Loh, suami gue?" Celetuk Jasmine sambil mengedip-ngedipkan matanya diiringi senyuman di bibirnya
"Ya Allah ganteng banget suami gue. Mau peluk, cium, umm...." Jasmine bersikap sangat manja sampai mengejutkan Bevan.
Jasmine merentangkan tangannya melebar dan bibirnya mengerucut seolah siap mencium laki-laki di depannya ini.
"Kak Bevan, gue sayang banget sama lo."
Bevan masih terdiam. Gadis itu kembali terpejam tapi mulutnya tak berhenti bicara.
"Lo, cowok brengsek kak! Gue benci! Jahat! Tapi hati gue bilang, lo ganteng dan wajib jadi jodoh gue...."
Bevan melihat dan mendengarnya. Gadis itu mungkin masih berada di bawah alam sadar.
Bevan lalu menarik tangan jasmine dan mendekapnya pelan. Telapak tangannya yang lebar dan hangat mengelus kepala gadisnya pelan. Memberi kenyamanan yang selama ini tidak pernah ia bagikan ke gadis lain bahkan Wendy sekalipun.
"Eeeuuugh, Jasmine sesaat membuka matanya dan menyadari jika seseorang sedang memeluk dan mengelus kepalanya."
Dia mendongakkan kepalanya dan betapa terkejutnya dirinya mendapati target cintanya sedang tersenyum manis ke arahnya.
"Kak.. kak... Kakkk,, Bev.. Bevan."
Jasmine benar-benar membeku dan tak mampu berkata apapun. Dirinya terkena shock therapy, wkwkkwkw
"Iya, ini gue. Calon suami Lo. Seneng banget yaa gue jenguk sampai meluk gini gak mau lepas." Timpal Bevan sambil terkekeh dan tampak wajahnya sangat tampan dengan dimple di sudut pipinya.
Jasmine langsung melepas pelukannya dan menoleh ke arah lain. Dia begitu kaget dan malu, tapi ada juga perasaan marah, kesal, kecewa yang bergejolak di hatinya.
"Huh, buat apa sih dia dateng. Toh habis baik-baikin gue ujung-ujungnya bikin sakit hati. Jadi cowok hobi banget narik ulur hati gue. Ckkk" Gerutu Jasmine pelan tapi Bevan masih bisa mendengar meski tak terlalu jelas.
"Oh, udah gak demam lagi. Pantes udah bisa ngambek." Bevan memegang kening Jasmine sebentar dan memastikan kondisi gadis itu berangsur membaik.
***
Masih di ruangan yang sama, Jasmine sudah terlihat membaik. Jasmine sudah berganti baju meski Bibi belum membolehkannya mandi, jadi cukup di lap saja dengan air hangat.
Di dapur, Bevan masih sibuk membuat bubur ayam. Laki-laki itu melipat kemeja putihnya sampai ke siku, menggunakan apron hitamnya dan siapapun gadis yang menyaksikannya saat itu pasti akan langsung jatuh cinta bahkan pingsan. Wkwkwkwk
"Jasmine, Kakak masakin bubur ayam kesukaan lo."
"Gue gak laper kak. Lagian kenapa masih di sini? Gue udah sembuh kok."
"Ngusir nih ceritanya. Gue udah capek-capek buatin bubur masa diusir?"
Bevan tak tersinggung karena dia tahu gadisnya ini masih marah padanya.
"Cih, siapa juga yang minta dimasakin bubur. Kan Kak Bevan sendiri yang kurang kerjaan. Napa nyalahin gue. Ish." Jasmine mendengus kesal dan melempar pandangan ke arah luar.
Bevan hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum, menghampiri Jasmine dan segera duduk di ranjang si gadis.
"Gue suapin lo. Gak ada penolakan. Lo haris habisin buburnya."
"Kak, gue gak mau. Lagian gue lagi males lihat muka kak Bevan, ngeselin. Ehem, gue, gue, gue udah gak cinta sama lo Kak. Jadi mending kakak pulang aja sana!"
"Yakin udah gak cinta? Yakin hati lo gak lagi ada nama gue dan isi kepala lo gak mikirin gue. Lo masih cinta gue, Jasmine. Hehe."
"Eh, gak tuh Kak! Kalopun masih ada sisa cinta, cuma dikit. Gak usah terlalu narsis kak. Huh!"
Jasmine menatap Bevan kesal sambil menyatukan ibu jari dan telunjuknya.
Namun Bevan tetap memaksa Jasmine menghabiskan bubur. Meski kesal, tapi Jasmine merasa sangat bahagia karena Bevan menyuapinya. Jantungnya berdetak cepat dan bibirnya menahan untuk tersenyum. Dia memaksa dirinya untuk tidak terlihat senang. Jasmine masih dalam mode merajuk. Hehe.
"Nah, udah habis. Pasti enak masakan gue. Besok gue sering" masakin buat lo, Jas."
Bevan lalu mengambil tissue dan membersihkan sisa-sisa bubur di sudut bibir Jasmine.
"Lo masih kayak anak kecil, makannya belepotan. Hehe."
Jasmine tak membalasnya karena dirinya sedang mengkondisikan hati, jantung, otak dan seluruh tubuhnya
"Udah sore dan kakak harus pulang. Jasmine, cepet sembuh ya. Maafin kakak yang kemarin sempet marah. Gue sayang sama lo. Jangan sakit lagi."Bevan menatap Jasmine dan tanpa izin mengecup kening gadis itu yang tentu saja membuat Jasmine mematung.
Bevan beranjak pergi, meninggalkan Jasmine yang masih membatu karena kecupan di keningnya tadi.
#aaarrggg gak tahu gimana mau nulis apa, kalo gak sesuai ekspektasi kalian, maafkan yaa 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Forever Rain
FanficPerjuangan Jasmine mendapatkan cinta Bevan yang merupakan kakak sahabatnya sendiri yaitu Juna dan selama 5 tahun lamanya dia tak kenal lelah untuk menaklukkan Bevan. Sampai suatu hari Randy, teman masa kecilnya datang dan menyatakan cinta pada Jasmi...