Gadis mungil itu terus berjalan menembus kegelapan malam yang tak segelap hatinya kini. Setidaknya lampu-lampu jalanan dan ramainya kendaran mampu menemani dirinya yang sedari tadi tak hentinya menangis.
"Juna.. Hikss. Maafin gue yang udah gak sanggup memperjuangin cinta gue. Hiksss. Gue gak akan bisa jadi kakak ipar, Lo sekarang".
Jasmine, gadis yang tak lelah menangis itu sekarang berhenti dan duduk di bangku panjang yang letaknya di tepi taman. Sendirian.
Dadanya sangat sesak karena tak berhenti menangis, matanya mulai bengkak membuktikan lamanya dirinya menangis.
"Angin malam gak baik buat cewek, ntar Lo sakit lagi." Seorang cowok yang berasal entah darimana memakaikan jaket tebalnya pada tubuh kecil si gadis lalu duduk disampingnya.
"Gue heran kenapa lo suka banget nangis. Lo gak capek nangis terus. Tuh mata Lo aja udah bengkak." imbuhnya sembari mengusap wajah Jasmine. Terlihat senyuman dari cowok yang memandang sendu padanya.
"Inget, gue bakal selalu ada buat Lo. Sekarang dan selamanya, gue janji gak akan ninggalin lo sendirian lagi."
"Randy.....Hiksss.... Gue... Hiksss." Jasmine langsung memeluk cowok disampingnya. "Gue gak mau ngerasain jatuh cinta lagi..Hikksss. Sakit..
Randy membalas pelukan Jasmine dan mengelus bahu sahabat kecilnya itu, berusaha memberi kekuatan dan rasa nyaman.
***
Di ruang makan, Juna tengah asyik bermain ponsel dan tersenyum sejak tadi karena membayangkan Jasmine dan Bevan bakal pacaran setelah kencan selesai. Ya, ia sangat yakin.
"Besok lo wajib traktir gue, Jasmine."
Prang! Tedengar suara pecahan kaca dari luar. Juna pun segera keluar rumahnya dan betapa terkejutnya dirinya melihat kakaknya, Bevan sedang mabuk berat. Tak jauh dari tempatnya berdiri, ia bisa melihat sebuah botol terpecah dengan sisa air yang membasahi lantai keramik rumahnya.
"Kak, lo mabuk?" Teriak Juna terkejut dan khawatir karena kakaknya sudah kacau dan bajunya tampak berantakan.
"Eehh Juna, adek gue yang paling ganteng, hahahaha." Bevan berbicara lalu tertawa. "Lo beneran adek gue, Juna.."
Bevan menepuk pipi kanan Jena dan memegang bahu kiri adeknya itu yang hanya diam.
"Juna, ayo lo pukul gue! Hajar gue lagi kayak dulu! Nih, di muka gue ini, ayok pukul.!"
"Kak., masuk aja dulu, Lo mabuk berat."
"Gue gak bakal masuk kalo lo gak ngehajar gue dulu. Gue.. Gue udah nyakitin Jasmine.." Bevan meremas kedua bahu Juna dan kepalanya menunduk ke bawah.
Juna tak paham maksud kakaknya. Bevan terus meracau dan meminta Juna untuk menghajar dirinya.
"Wendy tukang selingkuh dan Jasmine udah nyerah sama gue, sekarang dia lagi sama cowok lain. Gue cowok bodoh kan Jun?" Bevan kini mendongakkan kepalanya dan terlihat kedua matanya berkaca-kaca menahan tangis.
"Wendy ninggalin gue dan sekarang Jasmine pun udah nyaman dalam pelukan cowok lain, Hikss." Bevan akhirnya menangis dan Juna memeluk kakaknya.
Betapa kagetnya Juna saatnya mendengar bahwa Wendy telah menyakiti kakaknya dan bahkan Jasmine.... dalam pelukan cowok lain...
"Gue bakal cari tahu apa yang udah terjadi di antara lo dan Jasmine. Gue gak akan biarin kalian sama-sama tersakiti. Tapi Jasmine, gue harap lo gak akan ngecewain gue. Wendy, liat pembalasan gue karena Lo udah berani nyakitin hati Bevan!" Batin Juna yang masih memeluk kakaknya dan segera menuntun kakaknya masuk ke dalam rumah.
#sekian dulu, maaf kalo chapter ini terlalu pendek 🙏☹️
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Forever Rain
FanfictionPerjuangan Jasmine mendapatkan cinta Bevan yang merupakan kakak sahabatnya sendiri yaitu Juna dan selama 5 tahun lamanya dia tak kenal lelah untuk menaklukkan Bevan. Sampai suatu hari Randy, teman masa kecilnya datang dan menyatakan cinta pada Jasmi...