03: Suna Rintarou x Reader

106 12 0
                                    

Wonderwall

Karakter: Suna Rintarou

Anime: Haikyu!!

From: rxntarouna

"Kita sudah harus selesai, padahal belum sempat memulai apapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita sudah harus selesai, padahal belum sempat memulai apapun."

•••

"Dia kemana sih?" Helaan nafas terdengar dari mulut seorang gadis yang kini sedang menunggu kedatangan laki-laki bersurai hitam. Sudah satu jam lebih dia menunggu di salah satu kafe pinggir kota, tapi pemuda yang ia maksud bahkan tak kunjung menunjukkan batang hidungnya

Padahal mereka berdua sudah ada janji sore ini untuk hangout berdua saja. Tapi kenapa sang pembuat janji tak kunjung datang?

Pikiran negatif mulai bermunculan. Tapi karna tak ingin berprasangka buruk, gadis bernama (Name) ini menggeleng cepat mencoba menyingkirkan pikiran negatif yang masuk ke kepalanya. Tidak boleh begini, dia harus percaya pada Suna. Bukankah ini langkah pertama agar tidak berburuk sangka pada kekasih masa depan mu? Atau yah setidaknya itu yang (Name) pikirkan

Sampai suara notifikasi di handphone mengalihkan perhatiannya, karna tak ada lagi yang ia lakukan jadi (Name) melihat siapa yang baru saja mengiriminya pesan masuk. Nama sahabat terdekatnya muncul di layar handphone

Luna✨
(Name) hei! Lihat siapa yang baru saja bertemu dengan ku!

Buru-buru (Name) membuka foto yang Luna kirim, dan sayang sekali bahwa dugaan buruknya ternyata menjadi kenyataan. Luna mengirim foto Suna alias laki-laki yang akhir-akhir ini sedang dekat dengan (Name) bersama wanita yang tidak pernah (Name) lihat sebelumnya. Siapa yang tak sakit hati melihat laki-laki yang kau suka pergi dengan gadis asing?

Tak terpikirkan membalas pesan temannya, (Name) bergegas membereskan barang-barangnya dan pergi dari kafe itu. Tujuannya tentu sudah jelas. Ya, rumah kediaman laki-laki bernama lengkap Suna Rintarou

(Name) sendiri tak tahu pasti apa yang akan dia lakukan ketika mengetahui kalau ternyata foto yang temannya kirim bukan candaan belaka. Yang pasti sekarang dia harus meminta penjelasan pada Suna

Sesampainya di kediaman Suna, tanpa babibu (Name) mendobrak pintu rumah itu. Kedatangannya dihadiahkan dengan pemandangan kurang mengenakan dimana terlihat Suna sedang asik bersantai di ruang tamu sambil menonton tv...

...dengan seorang gadis

"Rin...?" Siapapun yang mendengar tau kalau suara (Name) gemetar, bahkan Suna sekalipun

Menoleh dengan malas, Suna menghela nafas sesaat sebelum berjalan menghampiri (Name). Dia berdiri di daun pintu menunggu (Name) membuka mulut

"Apa?" Tanya nya tanpa dosa

Pertanyaan Suna tentu membuat (Name) geram. Jelas-jelas pemandangan tak mengenakan terpampang di depan matanya, dan laki-laki itu masih bisa bertanya "Apa?"

Sungguh komedi sekali hidup mu nak

"Maksud mu apa? Dia siapa!? Kenapa kau bisa-bisanya membawa perempuan lain ke rumah mu selain aku!?" Bentak (Name) mengeluarkan emosinya

Suna memiringkan kepalanya bingung atas perkataan (Name) yang menurutnya terkesan... Bodoh

"Hah? Kenapa kau marah, aku bebas membawa siapapun yang aku mau kesini. Lagipula tidak ada hubungannya denganmu, (Name)"

(Name) mengepalkan tangannya kuat-kuat, tanpa sadar ia juga menggigit bibir bawahnya karna terlalu terbawa emosi

"Suna, selama ini... Kau menggangap ku apa?"

Tak ada lagi panggilan 'Rin' yang biasa (Name) ucapkan pada Suna. Kini hanya nama belakang laki-laki itu yang mampu (Name) ucap

"Pertanyaan bodoh, tentu saja teman"

Rasanya saat ini ada petir yang menyambar tubuh (Name) di malam hari. Rasanya sakit sekali mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Suna langsung. Jadi selama ini hanya dia yang berharap? Jadi selama ini hanya (Name) yang menganggap Suna lebih dari teman? Dan selama ini ternyata tak ada balasan perasaan dari Suna?

"Kau-"

Menyadari sesuatu, (Name) segera membungkam mulutnya rapat-rapat. Benar, Suna hanya menganggapnya sebagai teman. Tidak lebih, jangan mengatakan hal yang tidak-tidak

Jadi (Name) juga tidak punya hak untuk melarang ataupun memarahi Suna atas apa yang ia lakukan. Suna bisa melakukan apapun tanpa harus mendengarkan ocehan (Name)

Tapi... Kenapa rasanya sesakit ini?

Akhirnya saat itu (Name) hanya bisa pasrah. Mau marah pun percuma, dia hanya akan mengundang keributan yang tak diperlukan

Padahal (Name) merasa mereka berdua sudah cukup dekat akhir-akhir ini. Atau bisa dibilang sangat dekat?

Awal-awal mereka bertemu Suna tak keberatan (Name) selalu mengikutinya kemanapun. Jadi (Name) menganggap hal itu sebagai kemajuan, ternyata sungguh naif sekali dirimu nak

Ternyata tanpa sepengetahuan (Name), Suna masih belum melupakan masa lalunya. Kenapa (Name) bisa percaya diri mengejar Suna bahkan mengira akan menjadi kekasih dari salah satu anggota klub voli Inarizaki itu adalah karna Suna tak memberitahu (Name) apapun tentang itu

Suna pikir kenapa dia harus memberitahu (Name)? Mereka kan hanya teman. Bukan sahabat bahkan kekasih. Ya... Hanya teman, dan ada saru batas yang tak boleh dilewati disana

"Baiklah, aku menerimanya. Maaf jika aku membuat keributan, dan maaf jika selama ini aku sudah merepotkan mu, maaf sudah terlalu berharap" (Name) sedikit menunduk menyembunyikan wajahnya

Pada akhir yang memiliki rasa suka hanya (Name), dan yang selama ini berjuang ternyata hanya (Name) dan itupun sia-sia. Gadis mana yang tidak akan sakit hati?

Pertemuan di taman belakang sekolah yang tak direncanakan, terperangkap dalam lirikan mata, haha... Sungguh adegan klise seperti di suatu drama romansa

"Jangan khawatir, mulai sekarang aku tidak akan mengganggu mu lagi. Karna sekarang aku tau kalau kau masih belum selesai dengan seseorang. Terima kasih dan maaf buat semuanya, ya? It was a great days, dan aku tak menyesal" (Name) berbalik berniat pergi dari rumah kediaman Suna

Namun baru dapat satu langkah, (Name) menghentikan langkahnya dan berbalik kembali menatap Suna

"Kita ga mungkin banget ya?" Senyum getir terukir di wajah manis (Name)

Sebuah ucapan halus namun jelas keluar dari mulut Suna

"Ya, kau tau sendiri"

Kata singkat itu kini benar-benar sukses membuat (Name) menyerah. Jika lawannya adalah gadis lain dari sekolahnya mungkin (Name) masih bisa, masalahnya yang ia lawan adalah masa lalu Suna. Dia tidak akan pernah bisa menang

Lagi dan lagi, ekspektasinya selalu melukai dirinya sendiri.

Satunya hanya ingin berteman, sedangkan yang satunya sudah terlanjur nyaman. Memang susah jika salah satu dari kedua pihak enggan memberitahu tentang masa lalu mereka, tanpa mereka sadari kalau itu malah membuat orang lain berharap lebih pada satu hal

Mencintai dalam diam saja sudah sesakit ini, apalagi melihat dia dimiliki orang lain entah sehancur apa hati ini. Sayangnya itu benar-benar terjadi pada (Name). Ketakutan nya tentang seseorang yang bisa membuat Suna lebih bahagia daripada dirinya menjadi kenyataan

'Aku tertawa bersamanya setiap hari, sampai akhirnya tawa nya bukan untukku lagi'

"Cerita singkat yang cukup bagus, meski tidak akan ada aku di epilog mu. Terimakasih"

Buku || Nefelibata FATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang