6

824 116 7
                                    

Keesokan harinya, saat ini para pangeran berada di kamar ratu. Mengucapkan salam pagi seperti biasa.

" Selamat pagi bu, " ucap serentak.

" Selamat pagi apa kalian akan pergi sekarang? "

" Ya bu kami akan berangkat sekarang. "

" Semoga kalian bersenang-senang disana. " ( tersenyum )

" Tentu saja bu disana akan diadakan kompetisi berburu aku sudah lama tidak berburu. "

" Kau tidak akan mendapatkan apapun nanti Fan lihat saja. "

" Diam kau Blaze. "
Blaze hanya menjulurkan lidahnya ke arah Taufan yang sedang menahan amarahnya. Disisi lain Gempa hanya melihat pertengkaran mereka dari belakang saja.

Selesai pertengkaran singkat, mereka meminta ijin ibunya dan pergi keluar kamar ratu. Sedangkan Gempa masih diam menatap ratu yang menjadi ibunya saat ini. Ada sedikit rasa khawatir saat ini. Ratu yang melihat Gempa yang hanya diam memanggilnya dengan lembut.

" Gem. "

" Ah ya bu? "

" Ada apa kenapa melamun? "

" Tidak bu aku hanya....mengkhawatirkan ibu saja. "

" Kau tenang saja ibu baik-baik saja disini kau bersenang-senang lah disana, " tersenyum bahagia agar membuat Gempa yakin.

" Baik bu jaga diri ibu aku pergi, " ucapnya sambil berjalan ke arah ratu dan memeluknya. Sang ratu hanya membalas pelukan Gempa dan menyuruhnya untuk segera keluar.

" Sudah pergilah keluar yang lain sudah menunggumu pasti. "

" Ya bu, " Gempa berbalik dan berjalan mengarah ke pintu saat ingin membuka pintu ratu memanggil Gempa kembali.

" Gem. "

" Ya bu? "

" Kemari sebentar dan ambil ini, " Gempa hanya menurut dan mendekat ke ratu. Ratu mengambil barang di sampingannya dan menyerahkannya ke Gempa. Sebuah kalung dengan liontin berwarna biru laut.

Gempa hanya menatap kalung itu dan beralih menatap ratu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gempa hanya menatap kalung itu dan beralih menatap ratu. Sang ratu tersenyum bahagia saat kalung itu berada di tangan Gempa. Tidak ingin membuatnya sedih, Gempa memakai kalung itu dihadapan ratu. Tergambar jelas raut wajah gembira ratu.

" Terima kasih bu, " sambil memeluk Sang ratu.

" Sama-sama cepat kau turun yang lain menunggu. "

" Ya bu jaga diri ibu aku pergi sekarang. "

" Ya kau juga nak. "
Gempa berjalan meninggalkan Sang ratu dikamar dan menuju yang lain. Dikamar, Sang ratu hanya berharap agar anak-anaknya tidak mengalami masalah disana.

Didepan bagunan istana terdapat 1 kereta istana dan beberapa kuda tunggangan istana. Blaze yang melihat Gempa berlari dari kejauhan mulai memberi tau saudaranya yang lain.

" Lihat dia sudah datang ayo kita pergi, " yang lain menoleh ke arah Gempa yang mulai menuruni tangga.

" Ayo kita pergi, " ucap Taufan saat Gempa sudah berada di depan kereta istana. Taufan dan Blaze mulai berkuda dan diikuti yang lain. Gempa yang melihat sikap acuh mereka hanya menghela napas. Ia mulai masuk ke dalam kereta dan kereta mulai berjalan.

Di perjalanan, Gempa hanya membaca buku di keretanya saja. Saat membaca pandangannya teralih ke liontin kalung yang diberi ratu. Senyuman Gempa terukir saat membayangkan wajah bahagia ratu tadi. Gempa hanya berharap ratu selalu merasa bahagia.

Kereta yang dinaiki Gempa tiba-tiba berhenti membuat Gempa bertanya apa yang terjadi.

" Apa yang terjadi? "

" Maaf pangeran sepertinya roda kereta sedikit tersangkut, " ucap kusir.

Mendengar hal itu Gempa berinisiatif untuk membantu tetapi dihentikan oleh kusir.

" Tidak perlu pangeran anda berada didalam kereta saja ini tidak akan lama. "

" Baiklah. "
Setelah beberapa waktu akhirnya roda kereta bisa berjalan lagi. Dan perjalanan dimulai kembali.

( Sesampainya di istana)

' Istana Luminaira sesuai dengan informasi di buku novel. '

Kereta Gempa mulai memasuki halaman istana. Sesuai dengan informasi novel, Istana Luminaira benar-benar indah sesuai bayangan Gempa selama ini.

Kereta Gempa berhenti tepat didepan istana. Pintu kereta dibukakan oleh pelayan yang ada disana dan menyambut Gempa.

" Selamat datang pangeran Gempa semoga anda merasa nyaman disini. "

" Terimakasih, " menuruni tangga kereta dan mulai memasuki istana barat.

Para pelayan menghantarkan Gempa ke kamar miliknya. Setelah sampai Gempa mengucapkan terimakasih kepada pelayan dengan senyuman khasnya. Para pelayan yang melihat hanya mengangguk dengan cepat dan pergi.

Pada malam hari, seluruh tamu undangan berkumpul di ruangan istana utama. Pada saat ini mereka sedang menantikan apa yang membuat mereka berkumpul bersama. Dan Gempa berada di balkon istana menikmati indahnya taman Istana Luminaira.

" Perhatian-perhatian Raja Luminaira mulai memasuki ruangan!!! "

Para tamu lansung mengalihkan pandangan mereka. Gempa yang mendengar pengumuman tersebut berjalan mendekati kerumunan.

" Terima kasih karena sudah hadir di istana kami. Kami berharap kalian merasa nyaman berada disini. "

" Saya hanya mengatakan 2 hal penting yang pertama kami akan mengadakan perburuan selama beberapa hari dan kami harap para hadirin bisa ikut berpartisipasi. "

" Dan yang kedua bagi tamu undangan dengan usia belum diperbolehkan berburu bisa tetap di istana atau ikut dalam perburuan. "

" Mungkin itu saja yang saya bisa katakan silahkan kembali ke kamar masing-masing. "

Saat raja berjalan dari posisinya, ia sempat melihat Gempa dan begitu juga sebaliknya. Menatap cukup lama, akhirnya Gempa pergi menuju kamarnya meninggalkan sang raja yang masih menatapnya.

' Waktunya telah tiba. '

Fùchóu - RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang