5

941 121 4
                                    

" Kakak lital ini, " seorang anak kecil menunjukan sebuah karangan bunga nyatanya pada seseorang.

" Indah seperti mu Gem, " menjawab tersenyum sambil mengusap kepala Gempa yang berada di sampingnya.

" Emm atu ingin ini untu kakak, " menyerahkan karangan bunga.

" Baiklah kak Thron simpan dulu karangannya, " mengambil karangan bunga dari Gempa dan meletakannya disampinya.

Gempa mencoba naik ke atas pangkuan Thron. Meskipun susah Gem terus mencoba. Thron yang melihat Gempa berusaha naik langsung membantunya untuk duduk dipangkuanya.

" Kak. "

" Hm? "

" Kenapah yang lain benci Gem, Gempa unyak alah ya? "

Thron terkejut mendengar perkataan Gem. " Gempa tidak melakukan kesalahan apapun, " jawabnya menjelaskan pada Gempa.

" Tapil kenapah yang lain tidal mau bermain engan Gem? "

" Mereka hanya sedang sibuk, Gempa tenang saja kan ada kak Thron disini. "

" Kak. "

" Hm? "

" Alo Gem ilang agaimana? "

" Tentu akan kakak cari sampai ke seluruh dunia ini untuk membawa Gem kembali. "

" Anji ya, " mengarahkan jari kelingkingnya ke Thron.

" Tentu kakak janji, " mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Gempa.

Gem tersenyum bahagia saat Thron mengaitkan jari kelingkingnya dengan miliknya. Gempa langsung memeluk Thron, Thron yang dipeluk oleh Gempa membalas pelukan dengan lembut.

" Kakak? "

" Hm? "

" Apa yang kakak pikirkan? "

" Tidak ada Gem aku hanya mengingat masa lalu saat kau datang kerumah kaca ku pertama kali. "

" Kak menambah koleksi tanaman lagi? "

" Tentu saja bahkan aku mencoba mengabungkan beberapa tanaman lain. "

" Kakak harus membuat rumah kaca lagi jika begini. "

" Satu saja sudah cukup, " (tersenyum)

" Terserah kakak saja, " pergi menuju meja di dalam rumah kaca. Thron hanya mengikuti kemana Gem pergi.

" Kak? "

" Ya? "

" Emm...apa...ah tidak jadi. "

" Ada apa Gem? "

" Tidak sebenarnya aku ingin bertanya tapi tidak jadi. "

" Oh, " Thron mulai meminum minumannya yang ada di meja.

" Tidak ada yang berubah ya sejak dulu. "

" Tentu saja semua akan tetap sama seperti dulu. "

" Kak? "

" Hm? "

" Bagaimana jika suatu hari aku pergi dari istana apa yang akan kakak lakukan? "

Thron sedikit ragu untuk menjawab terlihat dari raut wajahnya Gempa sudah tau apa jawabnya.

" Sudah kak tidak perlu dipikirkan itu hanya.. "

" Aku tidak akan membiarkan itu. "

" .... "

" Ya aku tidak akan membiarkan itu, aku akan selalu menjagamu, " jawabnya dengan pasti.

Gem hanya diam saat mendengar jawabanya dari Thron.

" Aku tau kak jadi jangan dipikirkan, " Gempa mulai meminum minumannya. Gempa merasakan sebuah pelukan yang erat dari belakang. Gempa tau kalo Thron yang memeluknya.

" Sudah kak jangan dipikirkan, " ucap Gempa untuk menenangkan Thron. Tak lama Thron melepaskan pelukan hangatnya dari Gempa dan menarik tangannya ke suatu tempat.

" Ayo Gem kita masuk waktunya bersiap-siap, " dan Gem mengangguk paham dengan kata ' bersiap-siap ', ia berdiri dan mulai berjalan disamping Thron.

Mereka harus berpisah ditengah jalan karena kamar mereka saling berlawan arah.

( Skip sampai di kamar )

Gem saat ini sedang bingung apa yang harus dia lakukan disana saat semua saudaranya (dah dianggap saudara ya) pergi berburu.

Pelayan yang berada di kamar Gem bingung dengan sikapnya yang selalu mondar-mandir. Sampai ada suara salah satu pelayan yang menghentikan aksi Gem.

" Eeee...pangeran apa yang Anda lakukan? "

Gempa menoleh kearah pelayan yang baru saja bertanya kepadanya.

" Bukankah sudah ku bilang jangan memanggilku P-A-N-G-E-R-A-N, " Gempa menekan kata ' pangeran. '

" Maaf Gem tapi apa yang sedang anda lakukan. "

" Aku sedang memikirkan sesuatu. "

" Anda belum mempersiapkan apapun untuk nanti. "

" Atau mau kami siap saja? " ucap pelayan lain.

" Ya kalian saja aku akan memikirkan apa yang harus ku lakukan disana. "

Para pelayan mulai mempersiapkan barang barang milik Gempa, kecuali 1 orang. Ia masih diam melihat Gempa yang sedang berfikir keras.

" Em... Gempa? "

" Ya? " jawab Gem sambil memandang pelayan yang dari tadi hanya diam bagai patung.

" Bolehkan saya bertanya? "

" Tentu saja. "

" Pange-eh maksud saya Gem apa anda sedang memikirkan untuk acara berburu. "

Dan binggo tebakan pelayan ini benar.

" Ya itu benar kenapa? "

" Boleh saya memberi saran? "

" Tentu, " sambil tersenyum ke arah pelayan tadi. Pelayan yang melihat senyuman Gempa langsung tertunduk malu.

" Ke-kenapa tidak mengelilingi istana sana saja? Saya dengar disana sangat indah. "

" Ya saya dengar disana sangat indah sampai terbawa mimpi, " ucap pelayan lain yang sedang menyiapkan barang Gem.

" Hmm tidak buruk mungkin saja aku menemukan suatu rahasia disana, " berjalan ke arah pelayan. Memegang ke dua tangan pelayan itu dan

" Terima kasih untuk sarannya, " ucapnya sambil tersenyum bahagia. Para pelayan yang melihat senyuman manis Gempa langsung membuat mereka pingsan karena senyuman Gem.

Gempa yang melihat mereka pingsan panik dan memanggil prajurit yang ada diluar. Para prajurit yang melihat para pelayan pingsan merasa bingung. Tanpa pikir panjang mereka membawa pelayan yang pingsan pergi dari kamar Gempa.

' Waktunya persiapan. '

Fùchóu - RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang