1

2.4K 157 4
                                    

Gempa seorang pangeran ke 7 dari 7 bersaudara dari kerajaan elemental. Pangeran yang baik dan ramah dengan semua orang di istana. Namun suatu hari munculah rumor sang pangeran ke 7 yang mengatakan bahwa ia telah membunuh ratu kerajaan elemental alias sang ibu dari 7 bersaudara. Sang raja yang mendengarnya langsung naik pitam dan memerintahkan kepada pengawal membawa Gempa ke istana sisi gelap. Gempa yang sempat mengatakan kebenaran tidak didengar oleh sang raja alias sang ayah malah mendapat tatapan dingin darinya dan pengawal suruhan raja membawanya pergi ke istana gelap.

Bertahun-tahun ia menunggu keluarganya untuk membawanya pergi dari istana gelap. Saat dirinya menginjak usia 18 tahun,dirinya diundang masuk ke dalam istana utama untuk menghadiri pesta milik Kakak tertuanya. Tentu Gempa langsung menyiapkan segalanya untuk pergi ke istana utama,namun disana ia malah dikejutkan dengan yang ada di depannya saat ini. Semua orang memberinya tatapan yang siapapun tidak ingin ditatap seperti itu.

Karena tak tahan akan suasananya ia memutuskan pergi ke taman istana,namun ia tidak menduga bahwa ada tubuh wanita yang tergeletak di tanah yang sudah dilumuri darah. Ia ingin mendekat ke arah mayat tersebut tiba tiba terdengar teriakan dari arah belakang, " tuan pangeran ke 7 membunuh sang putri mahkota!!!" Teriakan seseorang yang membuat Gempa sadar dan berbalik menatap orang yang berteriak tadi.

Semua yang mendengar teriakkan tersebut langsung berlarian ke taman istana untuk melihat apa yang terjadi. Sang raja tentu marah melihat apa yang dilihatnya. Menyuruh para pengawal membawa pangeran Gempa ke dalam sel untuk dijatuhi hukuman.

Gempa yang terus memberi kesaksian tidak didengar namun yang ia dapat hanyalah ucapan yang tidak ingin didengarnya. Kini Gempa berada di penjara dan menunggu keputusan sang ayah. Keesokan harinya, Gempa dijatuhi hukuman mati karena telah membunuh putri mahkota. Hukuman akan dilakukan saat penyelidikan putra mahkota selesai.

Gempa yang tidak ingin dihukum mati tentu saja memberontak dan terus mengatakan bahwa ia tidak membunuh putri mahkota. Gempa yang putus asa atas keputusan sang ayah hanya bisa menahan tangis. Ia melihat belati yang selalu ia bawa untuk berjaga-jaga di istana gelap langsung mengeluarkannya kan mengarahkan belatinya pada arah jantungnya. Pada saat yang bersamaan datang putra mahkota dari arah pintu masuk dan melihat Gempa yang mengarahkan belati ke arah jantung langsung berlari menuju adiknya untuk menghentikannya.

Gempa selalu berfikir apa salahnya sampai mendapat perlakuan seperti ini. Ia hanya ingin semua orang menyayanginya bukan menghinanya dengan berbagai ucapan yang dilontarkan kepadanya. Tanpa pikir panjang Gempa langsung menusuk jantungnya dengan belati yang ia pegang saat ini. Belati menusuk jantung Gempa dan kini pangeran ke 7 itu tiada di ruang istana utama.

Begitulah akhirnya sang pangeran antagonis dalam novel. "Haa...sungguh tragis kematian pangeran ini ia tidak melakukan kesalahan malah ia yang dihukum sangat lucu,"helaan nafas yang sudah dibuang beberapa kali sebelum mendengar ucapan dari seseorang yang berada di belakang.

" Pangeran Gempa sudah waktunya makan siang semua sudah menunggu anda," orang yang dipanggil pangeran hanya mengangguk kepalanya sambil menutup buku yang ia baca dan pergi menuju meja makan.

Pangeran Gempa pangeran ke 7 sang antagonis dalam novel yang ku baca dan kini aku bertransmigrasi ke tubuh sang antagonis. Aku tidak ingin tiada seperti dalam novel satu-satunya yang bisa kulakukan sekarang hanyalah merencanakan agar dapat bertahan hidup sekarang.

Fùchóu - RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang