Hari masih pagi, matahari bersinar cerah. Putri baru masuk ke dapur dengan membawa sayuran dan ikan kembung dari tukang sayur di depan rumah, ketika Heru duduk dengan segelas kopi.
"Sudah bikin kopi sendiri, ya, mas?"
"Iya, nyari kamu kok gak ada, rupanya baru belanja."
"Tumben nih tukang sayur pagi- pagi sudah lewat, jadi cepet beli saja mumpung masih komplit.
Mas mau dimasakin apa?"tanya Putri sambil membawa belanjaan ke dapur."Apa saja yang ada, yang sudah kamu beli."
"Kangkung, sama ikan kembung dan sambel terasi ya, mas."
"Apa saja yang kamu masak, aku pasti suka dan aku makan,""Syukurlah, mas ngikut mauku. Aku tadi pengin sayur kangkung soalnya." jawab Putri sambil tersenyum.
"Kamu ngidam kangkung, ya?"
"Eh, ngidam gimana sih, Mas. Aku saja baru dateng bulan gini kok.""Oh iya, ya, semalem kan aku main solo ya, sampai lupa. Kebanyakan solo sih, jadi lupa." Ujar Heru sambil menutup mulut.
Putri melotot merasa dirinya gak pernah memberi kasih sayang pada suaminya hingga kebanyakan main solo."Mas saja yang sukanya sibuk. Apa jangan-jangan sudah ada yang memberi servis di luaran?" Putri asal nyeplos saja.
Dan Heru yang disindir jadi merasa, bahwa dirinya pernah tergoda. Meskipun itu hanya sekali, tapi dosa itu seolah membuntuti.
"Apa kamu bilang? Siapa yang ngasih servis? Sembarangan saja. Jangan asal ngomong kamu, dik" Heru marah.
"Siapa yang kamu maksud dengan Linda mas? Linda yang korban kecelakaan itu siapa?"
"Linda, ya Linda. Tanpa sengaja dia kecelakaan naik motor dengan mobil. Aku yang nolongin nganter ke rumah sakit." Jujur Heru tak mau berbohong."Memang tak ada orang lain, harus mas Heru yang nolong hingga lupa janji pada istrinya?"
Rupanya Putri mulai tersulut emosi kalau berhubungan dengan yang namanya Linda.
Entah karena naluri seorang perempuan pasti terasa dengan yang sedang dipikirkan oleh suaminya."Kebetulan mas ada di mobil yang di parkir tak jauh dari situ, dekat yang jual nasi goreng. Korban harus segera dibawa ke rumah sakit. Mas lari saja nolong tanpa tau itu Linda atau siapapun. Ternyata setelah di rumah sakit baru tau bahwa itu Linda."terangnya.
"Mbak Linda? Yang mantannya mas, itu? Teriak Putri kaget.
"Kok mantan sih? Aku sudah gak ada hubungan apa-apa dengan Linda."
"Tapi dia masih mencintai mas."jawab Putri marah.
"Tapi aku sudah gak."
"Kalau mas sering bertemu dia lama- lama juga bisa tergoda."
"Mas gak pernah ketemu dia kok"
"Lha itu buktinya ketemu. Bukannya dulu sudah diblokir kan, nomornya?"
"Ya, mas juga gak tau, masa tau kalau mau kecelakaan dan nolongin dia. Sudahlah jangan banyak cemburu. Orang aku gak ngapa-ngapa. Niat nolong orang malah dituduh yang macem-macem," Heru jadi jengkel.
Hari minggu yang harusnya hepi, libur dengan istri, eh malah istrinya sedang lampu merah.
Diomelin lagi, dicemburuin pula.
Bangun tidur bukannya disambut mesra, eh dicari di kamar gak ada, di dapur gak ada. Buat kopi sendiri, nggak ada makanan lagi.
Heru ngedumel sendiri.!
Tumben banget, apa ini efek hasrat tak tersalurkan ya? dan habis ada tawaran dari si Linda?
Heru bermonolog.Tiba- tiba ponsel Heru berbunyi. Dan setelah tengak tengok tak terlihat Putri, karena sibuk masak, Heru mengangkat telpon sambil jalan ke ruang depan.
Dan benar, Linda ternyata yang nelpon."Halo Lin, ngapain pagi-pagi nelpon?"
"Kangen, mas. Ini libur kan hari Minggu! Ayo kesini, katanya mau main, kita jalan kemana gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tergoda Janda
Teen FictionNiat hati ingin merajut cinta, belajar membuka hati pada pemuda pilihan orang tua. Namun sang pria terseret asmara lama, Sang Janda. Bisakah aku mampu bersaing dengan janda yang menggoda?