"Tergoda Janda.
( Ch. Maria, 14112020)Part 1
"Oh, ma-maaf" Suaraku tergagap.
"Pu- Putri!" Teriak Heru kaget.
"Brug.,." Ku tutup kembali pintu rumah itu dengan sorot mata kaget dan nafas terengah.
Betapa tidak, siang itu aku ingin mengantar makan siang ke rumah Mas Heru, tunanganku yang lagi sakit, sementara keluarganya sedang ke Bandung ada acara hajatan di keluarganya.Namun, aku kaget harus melihat pemandangan tak senonoh. Mbak Linda tengah mengalungkan tangan di leher Mas Heru.
"Putri, tunggu,"teriakan Mas Heru tak ku gubris.
Aku berlari sambil menangis. Rantang berisi makanan ku tinggal di depan pintu."Brengsek, dasar perempuan gatal,"gumam ku dengan penuh emosi.
Mas Heru mengejar ku. Aku yang berusaha jalan cepat untuk mengambil motor, akhirnya tertangkap juga.
"Put, maaf, ini tidak seperti yang kamu lihat. Bisa ku jelaskan, berhentilah sebentar, ayo masuk,"ujar Mas Heru memohon.
Tetapi aku sudah malas, marah, dan jengkel."Apa tidak cukup bukti perselingkuhan kalian?" bentak ku penuh marah.
"Linda cuma menolongku untuk bangun, karena aku masih pusing untuk duduk,"belanya dengan lembut menghiba.
"Ah,alasan, kalau aku tidak segera datang, apa kalian cukup segitu saja?"jawabku sengit.
Mas Heru berusaha mencegahku, tapi aku tetap bersikeras pulang. Apapun alasan, aku tidak mau mendengar.
Linda merupakan tetangga baruku. Dia janda yang ditinggal suaminya selingkuh hingga dia minta cerai.
Dan dari kabar kabur beberapa waktu ini telah menggoda para suami di komplek ini, lebih tepatnya kecantikannya telah membuat para kaum adam tergoda.Maklum biasanya penilaian negatif dan salah selalu ditimpakan pada statusnya yang janda dan dianggap menggoda, bukan pada para lelaki yang jelas-jelas suka iseng dan menggoda.
Linda memang cantik dan seksi, dadanya montok, kulitnya bening. Kalah aku jika dibandingkan dengannya. Pantas saja setiap lelaki yang memandangnya pasti tergiur, memandang dengan mata lapar ingin menjamah.
Tapi apakah juga termasuk Mas Heru tunangan ku?
Mengapa bisa kenal?
Secara jarak aku bertetangga dengan Mbak Linda, cuma beda gang, tapi tidak dengan Mas Heru.
Mas Heru beda komplek denganku, jauh jaraknya jika dibandingkan dengan Linda.Mbak Linda kembali ikut orang tua setelah cerai dengan suaminya dua bulan yang lalu. Dan orang tua Mbak Linda merupakan tetangga baruku yang baru pindah enam bulan yang lalu.
Pantas saja aku tak mengenal siapa itu Linda.Tetapi aneh, kenapa Mas Heru malah mengenal? Bahkan terlihat akrab?
Apakah kecantikan Mbak Linda sebegitu terkenal dan menggoda, sehingga Mas Heru ikut salah satu antrean yang memuja?
Aku mengenal Mas Heru sejak dulu. Karena ayah Mas Heru sahabatan dengan ayahku, mereka tak keberatan jika anaknya saling berjodoh.
Sebetulnya aku juga belum sreg dengan hubungan ini, hanya merasa nyaman dan kebiasaan tergantung saja jika harus membutuhkan sesuatu, maklum aku anak tunggal.
Hubunganku dengan Mas Heru lebih terasa ke saudara, aku sendiri belum tau apakah sungguh-sungguh mencintainya atau tidak.
Biarlah waktu yang menjawab semuanya.
Apakah ada peningkatan rasa antara aku dan Mas Heru setelah hubungan kian dekat? Aku tak tau.Maka ketika dua keluarga sepakat saling berbesan, aku meminta tunangan dulu saja agar bisa mengulur waktu untuk mengetahui keseriusan Mas Heru denganku.
Dan sebulan yang lalu kami resmi bertunangan.
Aku berharap Mas Heru nantinya akan jadi suamiku yang akan membawa biduk rumah tangga dengan landasan cinta dan kesetiaan.Tapi, peristiwa tadi siang? Telah mencabik-cabik hatiku. Melunturkan kepercayaanku. Apakah Mas Heru serius mencintaiku?
*****
Sore itu, aku naik motor ke super market, belanja keperluan dapur rumah, mumpung hari Minggu.
Karena Senin, aku sudah harus kembali ke kost. Ya, aku adalah anak kost.Aku adalah karyawan salah satu bank swasta di Jakarta yang tidak memungkinkan pulang setiap hari ke rumah, cukup seminggu sekali.
Hal ini dikarenakan jam kerja kantorku yang terkadang pulang hingga larut malam, sedang jarak ke rumah bisa dua hingga tiga jam perjalanan.
Maka kost dekat kantor adalah solusi yang paling aman.Namun ketika asyik memasukkan barang belanjaan ke keranjang, tiba-tiba pantatku tersodok troli dari belakang.
"Aduh,"reflek aku teriak.
"Maaf,"terdengar suara perempuan di belakangku, lalu aku tengok ke belakang.
"Loh, kok dia lagi?"batinku kaget melihatnya.
Ternyata Linda, perempuan tadi siang yang sudah membuat panas hatiku, karena menggoda tunanganku.
Dia sangat cantik dengan kaos merah ketat menonjolkan lekuk tubuh seksinya. Dengan celana jeans biru, rambut diikat ke atas menunjukkan leher putih jenjangnya.
"Hei, kamu? Teman Heru itu ya?" tanya wanita itu yang tak lain adalah Linda.
"Putri Saraswati, Mbak, tunangan Mas Heru!"jawabku sambil mengulurkan tangan dan disambutnya tanganku.
"Oh, tunangan? Tunangan Heru?" tanyanya dengan nada tak percaya.
"Aku Linda, teman SMA nya Heru. Jangan cemburu, ya, kami akrab sudah lama,"jawabnya lagi sambil senyum seolah mengejek.
Aku hanya tersenyum saja menanggapi omongannya yang seolah menuduhku cemburu.
'Kalau aku cemburu, memang kenapa,? batinku. Apa hak mu melarang aku cemburu? Kamu siapanya?Dongkol hatiku dengan sikap sinis nya.
Aku memang tidak tinggal di rumah.
Jadi kedatangannya ke komplek ini pun aku tidak tau.Menurut cerita, dia pulang kembali ke rumah orang tuanya setelah bercerai.
Kalau dilihat secara umur, dia sepertinya di atas ku dua atau tiga tahun.
Jadi masih terlalu muda untuk menyandang predikat seorang janda."Kapan rencana menikah?" pertanyaannya mengagetkanku yang sibuk melamun, memikirkan dia, kenapa semuda ini sudah jadi janda.
Aku risih sebetulnya berada di dekatnya, ingin rasanya segera menghindar, malas berbasa-basi.
"Belum merencanakan lagi, Mbak, tergantung kesepakatan keluarga. Kami masih sama-sama sibuk," jawabku santai. Bagaimanapun aku menekankan kata mbak, biar dia tau, aku lebih muda darinya.
"Maaf, ya, Mbak, saya duluan, ada yang mau saya cari," kataku menghindar darinya.
Aku segera berbelok ke tempat buah. Kupilih beberapa buah apel, jeruk dan pir, kemudian langsung menuju kasir, pengin cepat pulang rasanya.
Wah, kalau tiap hari Mas Heru disuguhi pemandangan yang menggoda seperti itu tadi, siapa yang kuat?
Sedang aku ketemu Mas Heru saja belum tentu seminggu sekali, terkadang dua minggu sekali, bahkan pernah sebulan tidak bertemu karena ada kesibukan di kantor.
Tetapi tetap komunikasi lewat ponsel. Tak sadar aku menggerutu, jengkel.Mas Heru seorang pengusaha. Setiap hari ke kantor bawa mobil.
Aku belum pernah membicarakan masalah pekerjaan dengannya.Dia biarlah dia dengan kegiatannya sementara aku dengan kerjaku yang memang harus kujalani dengan kost.
Bagiku pekerjaan adalah masalah pribadi yang menjadi tanggung jawab sendiri.
Namun andai dengan kost menjadi jarang bertemu, aku bisa apa?
Bagaimana kalau yang sering bertemu justru seperti Linda?Waduh.... ?
Aduh, Mas, begini amat godaanmu. Bagaimana nasib pertunangan kita?
Hik... Hik...
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Tergoda Janda
Teen FictionNiat hati ingin merajut cinta, belajar membuka hati pada pemuda pilihan orang tua. Namun sang pria terseret asmara lama, Sang Janda. Bisakah aku mampu bersaing dengan janda yang menggoda?