Part 8

245 2 0
                                    

Part 8
Tergoda Janda

Hari ini Heru dan Putri datang di acara tunangan putri dari bosnya. Berdua bergandengan tangan serasi.

"Halo, Her, kapan nih, di resmikan, aku tunggu undangannya, ya," sapa istri bos ketika mereka menyalami bapak dan ibu Surya yang punya hajat.

"Semoga secepatnya, Bu," jawab Heru sopan sambil tersenyum, begitu juga Putri.
Mereka berputar keliling bertemu teman-teman kantor rata-rata membawa pasangan termasuk yang belum punya pasangan alias jomblo.
Mereka mengenalkan teman sebagai pasangan di pesta. Seperti Rudi yang jomblo membawa perempuan cantik siapa itu tak jelas, juga Purwadi  sahabat Heru, yang senyum- senyum mengenalkan saudaranya sebagai pasangan pesta.
Namun ada yang aneh nih, Rio temannya baru datang. Dia sudah punya istri tetapi datang bukan dengan istrinya, siapa itu yang mendampinginya? Perasaan kenal? Ya Tuhan itu kan Linda?
Heru mulai berkeringat. Tak ingin ketauan Putri, ia berjalan ke arah kiri masuk di kerumunan orang-orang biar tak terlihat Linda yang baru datang. Heru tak ingin pesta ini menjadi runyam hubungan yang sudah membaik dengan Putri.
Heru kemudian mengambil minum orange jus. Dan sialnya Linda justru melihat Heru dan mendekat.

"Hai, lama tak bertemu? Ke mana saja, Mas?" sapa Linda mesra.

"Eh, sibuk, maaf ya, saya di tunggu teman," jawab Heru sengaja menghindar.
Namun Linda tak kurang akal.

"Ih, tunggu sebentar, ngobrol dulu kenapa? Masih kangen tau," Linda menarik tangan Heru. Pada saat itu Putri datang. Karena merasa ditinggal Heru.
Putri kaget, ternyata Linda masih muncul dan sekarang pegangan dengan Heru.
Lagi-lagi Heru terlihat salah dimata Putri.
Heru benci dengan situasi seperti ini, di mana dia seolah sebagai tertuduh yang ketauan selingkuh dengan Linda.

Putri mendekat lalu menggandeng tangan Heru. Dan mereka jalan ke arah makanan, karena Putri pengin makan. Padahal itu hanya alasan saja. Putri seolah tak melihat ada Linda tak jauh dari Heru.

"Kita ke sana yuk, Mas," Putri membawa Heru ke aneka makan tanpa melihat Linda yang diam saja mematung.
Itu sengaja dilakukannya, ia tidak boleh kalah dengan pelakor, ingat pesan Rina.
Heru diam saja bagai lembu di cucuk hidungnya, ikut saja ke mana Putri membawa.

"Mas mau pilih makan apa?" Putri menawarkan spaghetti dan salad.

"Salad saja," jawab Heru kemudian menerima makanan dari Putri lalu makan sambil berdiri, Putri juga sama.

"Mas, itu tadi Linda dengan siapa datang di acara ini?" tanya Putri pengin tau.

"Gak tau ya, sepertinya ada temannya yang ngajak," balas Heru yang tak tau menahu kenapa Linda bisa datang dengan temannya.
Sudah biarlah, tidak  mau urusan dengan Linda. Bikin runyam acara saja, batin Heru.
Dunia benar-benar sempit bagi Putri. Ke mana saja sepertinya selalu bertemu Linda. Bagai bayang-bayang selalu mengikuti ke mana dia melangkah.
Duh, kenapa Linda seolah membuntuti hidup Putri?

******

Esoknya di kantor Heru sempat bertemu Rio dan menanyakan siapa teman yang dibawa di acara pesta kemarin, kenapa dia kenal teman SMA nya itu.

"Masak lu gak tau sih, semua orang juga tau, dia kan janda menawan, yang bisa diajak siapa saja," jawab Rio terdengar mengejek.

"Hai, Rio, dia itu teman SMA ku. Jangan begitulah, kasihan," tambah Heru menanggapi komentar temannya tentang Linda.
Heru sedih dan kasihan jika Linda dipandang serendah itu oleh kaum laki-laki.
Namun tak bisa dipungkiri tampilan Linda memang menggoda. Bodinya menarik, pakaiannya menggoda mata yang memandang.
Dan Heru sadar pernah terlena dengan rayuannya. Namun itu dulu.
Kini dia berjanji semoga tak akan tergoda lagi. Tak akan  pernah ada celah bagi Linda untuk menggodanya.

******

Seperti biasa masih seminggu sekali Heru bertemu dengan Putri, yaitu setiap hari Sabtu dan Minggu.
Namun Sabtu yang ini beda. Ayah Heru yang sakit-sakitan menginginkan mereka segera menikah. Sabtu ini mereka mengadakan pertemuan keluarga lagi untuk menentukan tanggal pernikahan.
Putri sebetulnya masih bimbang. Kepercayaan pada Mas Heru belum seratus persen, terutama mengenai mantan.
Ya, Linda adalah mantan yang selalu mengganggu dan bagai duri dalam hubungan ini.
Mumpung belum hari sabtu, malam ini Putri ingin meminta pendapat dari Rina sahabatnya.

"Rin, bagaimana ini, jika lusa pertemuan keluarga akan menentukan tanggal pernikahan?" ujar Putri pada Rina melalui telepon, minta pendapatnya.

"Kembali ke rasamu saja Put, bagaimana perasaanmu pada Mas Heru, sudah percaya seratus persen belum?" jawabnya.

"Kalau cinta, mungkin mulai ada ya, tapi kalau percaya bakal tak hubungan dengan mantan lagi, sepertinya masih ragu, karena di setiap pertemuan kayaknya ada saja tuh muka Linda, ya walau tidak dengan Mas Heru sih, tapi seperti ancaman saja," jelas Putri pada Rina.

"Waktu minggu yang lalu ketika pergi dengan Mas Heru sempat lihat Linda dengan cowok setengah tua makan di resto, terus kemarin acara di kantor Mas Heru, dia dateng diajak teman Mas Heru. Pokoknya aku selalu dibayangi Linda, Rin," Putri laporan.

"Aku sempat berpikir sebetulnya apa kerjaan Linda ya? Jika ketemu dia, selalu jalan dengan lelaki yang berbeda.
Untung yang di resto itu Mas Heru tidak tau. Cuma aku foto saja," tambah Putri.

"Linda itu cantiknya seperti apa sih Put, kok begitu amat menurut ceritamu?" tanya Rina kepo.

"Dia seksi, memang," tambah Putri.

"Coba kirim foto yang sempat kamu ambil di resto itu, aku pengin liat,"pinta Rina.

"Oke," Putri kemudian mengirim foto Linda yang tengah asyik makan berdua dengan laki-laki setengah tua.
Betapa terkejutnya Rina, ketika melihat siapa laki-laki yang makan disebelah Linda.
Ha? Ini kan Papa! Kurang ajar si Linda. Kenapa dia juga menggaet Papaku?
Rina gemetar. Linda memang cantik dan seksi, namun kenapa mesti Papa?

"Bagaimana Rin, seksi dan menggoda kan?" Putri kini mengirim pesan.

"Iya," namun Rina tak mengatakan bahwa foto di sebelah Linda adalah papa nya. Selama ini Putri memang belum pernah melihat wajah papa mamanya. Mereka berdua super sibuk.
Setelah melihat foto itu,
Rina shock dan malu melihat kelakuan papanya.
Haruskah ia tetap menyimpan dan menutupi kebusukan mereka berdua? Rina ingin mengorek lebih banyak lagi tentang hubungan mereka berdua, sampai punya bukti.
Ini baru tanda awal, makan berdua di resto.
Rina bertekad akan menyingkirkan wanita penggoda ini dari kehidupan keluarganya.

"Rin, akankah aku maju terus?" kembali pesan Putri masuk ke ponsel Rina.

"Maju terus Put, jangan takut pelakor, jangan kalahkan hatimu untuk orang lain," balas Rina.

Putri berpikir, berarti dirinya harus lebih hati-hati lagi menghadapi Linda.
Demi keluarga dan masa depannya. Putri putuskan menyetujui pertemuan keluarga sabtu depan. Dan berharap semuanya berjalan lancar hingga ke pelaminan.
Apapun rintangan yang menghadang harus dihadapi bersama. Karena keutuhan dan kesetiaan cinta harus kita jaga bersama.
Betul kan?

Bersambung.

Tergoda JandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang