12. _VISIT_

1.2K 131 1
                                    


Kelopak mata cantik itu bergerak-gerak pelan sebelum akhir nya terbuka menampakan manik serupa rubahnya yang begitu indah.

Renjun menatap sekitar nya. Tempat ini sangat familiar untuk nya. Ah benar. Ini kan kamar nya.

Tapi, bagaimana dan kapan ia menidurkan diri nya dikasur usang milik nya ini.

Seingat nya beberapa waktu lalu ia berada di jalan gang sepi menuju rumah nya.

"renjun, kau sudah bangun nak ?"

Renjun menoleh kearah pintu. Itu ibu nya datang dengan nampan berisi bubur dan juga air minum.

"ibu..." panggil renjun dengan suara serak nya.

Ah, tenggorokan nya terasa tidak nyaman sekali.
Ibu huang tersenyum manis. Seraya meletakan nampan diatas nakas lalu membuka tirai jendela kamar renjun.

Renjun cukup terkejut, ternyata ini sudah pagi (?) atau mungkin siang (?) hah entah lah.

Yang jelas matahari sudah bertengger di peraduan nya.

"ayo makan dulu renjun"

Renjun menatap binggung sang ibu dan untuk apa ibu nya membawakan bubur itu.

"kau demam tinggi semalam nak. Ibu khawatir sekali. Syukur sekarang panas nya sudah mulai turun"

Ah ternyata begitu. Ia demam ? Pantas saja kepala nya terasa pusing berdenyut, nafas nya begitu panas dan ya diri nya sedikit merasa kedinginan sekarang.

"demam ?"

Ibu huang mengangguk.

"tapi...bukan nya semalam aku....." renjun menghentikan ucapan nya lalu menatap cepat ibu nya.

"bagaimana aku pulang semalam ibu ?"

"eum semalam kau dibawa pulang oleh teman mu..eum entah lah ibu juga tidak tahu tapi dia bilang dia teman mu"

Renjun mengernyit. Teman ? Siapa ? Ia kan tidak punya teman.

"siapa bu ?"

"eumm...je...eumm jeno ? Yaa kalau tidak salah begitu nama nya"

Renjun menatap ibu nya tidak percaya. Jeno ?

Heiii bagaimana bisa pemuda itu yang membawa nya pulang ?!!

"benar kah ?"
Ibu huang mengangguk pelan lalu menyodorkan sendok yang berisikan bubur yang dibuat nya ke mulut renjun.

Renjun awal nya enggan, tapi ia tak mau membuat ibu nya semakin khawatir karena nanti tidak sembuh.

Renjun mengunyah dalam diam dengan pikiran yang melalang buana sedangkan mata nya menatap kosong didepan nya.

"renjun.." panggil sang ibu lembut.

Renjun menoleh.

"kau menanggis lagi semalam heum ?"

Renjun menatap gugup ibu nya.

"t-tidak... Aku tidak menanggis semalam ibu"

"jangan bohong. Ibu bisa lihat jelas wajah mu sembab semalam. Kau terlalu banyak menanggis sampai terserang demam dan jatuh pingsan." renjun menggigit bibir bawah nya pelan sembari menunduk.

Ibu huang menghela nafas, kemudian tangan nya ia bawa untuk mengusap rambut putra satu-satu nya itu.

"ibu tahu, kau sangat sedih dan kecewa karena kejadian itu. Tapi ibu tidak mau kau terlalu memikirkan nya. Apalagi sampai membuat mu sakit."

Renjun mengangguk pelan. "maafkan aku ibu" ucap nya lirih.

Ibu huang tersenyum menahan tanggisnya, ia meraih tubuh renjun untuk dipeluk nya dengan penuh kasih sayang.

 LAST [ NOREN ] 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang