4. bus

2.1K 182 3
                                    


Renjun berlari menuju halte, ia terlambat dan beruntung nya karena bus itu belum berangkat sebab para penumpang yang tadi nya menunggu sedang antri untuk masuk kedalam sana begitu pula dengan renjun yang menyusul.

Dengan nafas memburu ia menilik kursi yang kira nya kosong. Ada dibelakang.
Tapi saat akan mendapati tempat duduk itu, tubuh renjun terdorong kesamping mengenai tiang dibus itu oleh seseorang yang berseragam sama dengan diri nya. Mereka satu sekolah.

"ck, sialan kau ini menganggu jalan ku saja bodoh" ucap laki-laki itu pada renjun.

Renjun menatap orang itu, ia ingin membalas ucapan nya tapi ia sadar laki-laki ini berada satu sekolah dengan nya yang sudah pasti ia tahu diri nya yang sering sekali menjadi bahan bully anak-anak lain.

Lihat saja gaya nya yang sangat angkuh itu. Renjun mendecih pelan.

"maafkan aku" ucap renjun. Ia tak berniat untuk mencari masalah dan membuat keributan di dalam bus.

Akan sangat menganggu kenyamanan penumpang lain nya. Renjun berniat akan duduk dikursi kosong itu tapi laki² itu menarik tas renjun kebelakang.

"kau tidak bisa meminta maaf dengan benar huh ? Lagi pula kursi itu milik ku. Jangan kau harap bokong menjijikan mu itu akan mendarat disana"

Renjun mengepal kan tangan nya, kalimat itu sungguh menyakiti nya terlebih didengar oleh penumpang lain nya yang saat ini menatap pada mereka berdua. Sial. Renjun selalu benci dijadikan bahan tontonan.

Dengan tarikan nafas yang berat, renjun berusaha menekan emosi yang sudah mencapai ubun-ubun nya.

"maaf, tapi aku yang lebih dulu mendapatkan kursi ini. Lagi pula masih tersisa satu jika aku menduduki yang satu nya"

"cih !! Jadi maksud mu kita akan duduk berdampingan begitu ? Tsk !!konyol" decih laki-laki itu sambil menatap remeh renjun.

Renjun menatap nya dengan datar. Tak ada wajah takut atau semacam nya. Ia memang tidak takut, ia hanya tidak bisa melawan dengan tenaga sebab uang bisa bekerja bagi mereka.

"dengar ini baik², aku tidak sudi duduk berdekatan dengan mu bahkan untuk jarak 2 meter sekali pun"

Pria itu melepaskan genggaman nya kasar dari tas renjun lalu berniat akan duduk namun tubuh nya terhuyung kedepan dan kening nya mengenai sandaran kursi itu.

"yaishh !!! Ka—" pria itu berteriak marah dan berniat akan benar² menghajar renjun yang ia pikir adalah pelaku nya.

Tapi saat membalikkan badan ia malah mendapati seseorang lain nya yang berdiri tepat didepan renjun. Lee jeno.

Ya dia lah pelaku pendorongan itu tadi. Bukan renjun. Pemuda mungil itu hanya diam ditempat nya.

"maafkan aku" ucap jeno dengan nada datar dan raut wajah yang dingin. tatapan nya pun sedikit tajam.

"kau..yak !!! Apa yang kau lakukan huh ?! Ingin mencari masalah dengan ku  ?" laki-laki itu berteriak seperti seorang jagoan yang menantang jeno.

Ia sudah menarik kerah seragam sekolah jeno, ingin menghajar pemuda bertahi lalat dibawah mata nya itu tapi sayang nya tindakan nya segera dihentikan oleh supir bus dan penumpang lain nya.

"hei anak muda, jika kau terus melakukan keributan lebih baik kau turun dari bus ku. Kau sangat menganggu kenyamanan penumpang lain nya" tegur pria tua dibagian pengemudi itu. Sang sopir.

"iya lebih baik kau turun saja, menganggu sekali dari tadi" timpal salah satu penumpang.

"iya..berisik sekali." sambung yang lain nya. Laki² itu berdecih pelan karena di usir dari bus, ia menatap marah pada jeno dan juga renjun yang mana dua orang itu hanya menatap nya dalam diam saja sejak tadi.

"akan ku balas kalian berdua lain kali. Tunggu saja,bedebah" bisik nya penuh penekanan pada jeno yang hanya menghela nafas malas.

Setelah nya laki-laki itu beranjak dari tempat nya. Benar² turun dari bus itu karena sedikit banyak nya merasa malu dan kesal.

Jeno dengan santai nya duduk dikursi yang tadi menjadi sumber keributan laki-laki itu bersama renjun.

Renjun menghela nafas, ia pun memilih untuk berdiri saja. Berusaha meraih gantungan dibus itu dengan sedikit kesusahan dan harus berjinjit.

"duduklah, masih tersisa disebelah ku" ucap jeno pada renjun sambil memainkan ponsel nya tanpa menatap renjun yang kini menoleh kepada nya.

"kau bicara pada ku ?" tanya renjun.

Jeno mendongkak dengan mata yang menatap lurus renjun, renjun menelan ludah nya kasar saat tatapan itu menusuk tepat diretina nya.

Tak mendapat jawaban atau pun respon yang berarti dari lee jeno itu, renjun pun dengan perlahan mengambil duduk disebelah pemuda bertahi lalat dibawah mata itu yang sekarang malah sibuk sendiri dengan ponsel nya.

Renjun menghela nafas, mata nya bergerak menatap ke luar jendela yang menampilkan keadaan kota disepanjang perjalanan ini.

Disebelah nya jeno tampak kebinggungan, pemuda berparas tampan dengan fitur wajah yang tegas itu seperti sedang mencari-cari sesuatu disekitar nya.

Gerakan nya yang cukup krusuk itu membuat renjun yang berada disebelah nya mau tak mau melihat kearah nya.

"kau mencari sesuatu ?" tanya renjun.

Jeno menatap renjun sebentar, tak menjawab pertanyaan pemuda mungil itu ia kembali mengobrak-abrik isi tas sekolah nya.

Melihat hal itu renjun hanya menghela nafas. Ternyata ada juga orang seperti lee jeno ini pikir nya. Tidak seperti jeno yang tadi malam. Apa mereka dua orang yang berbeda ? Hah entah lah.

"ck! Sial, dimana earphone nya sebelah ?"gerutu jeno yang disertai dengan umpatan.

Lagi- lagi renjun menoleh karena gerutuan jeno. Bukan. Dia bukan marah sebab pemuda itu tak bisa diam. Melainkan karena ucapan nya.

Dengan cepat ingatan seorang huang renjun berputar dan beberapa saat kemudian diri nya reflek meronggoh saku celana sekolah nya.

Dan

Yaa ketemu !!!

"jadi ini punya mu ?"

Jeno mendongkak kearah renjun yang menyodorkan sebuah earphone ditelapak tangan nya. Itu milik nya !!!

"aku menemukan nya kemarin di dalam bus" ucap renjun yang seolah mengerti akan tatapan bertanya yang jeno layangkan.

"terima kasih" ucap nya datar seraya mengambil alih benda kecil tersebut. Renjun pun hanya mengangguk kecil.

Ah renjun merasa seperti sedang berkaca sekarang. Sikap jeno itu tak kurang lebih dengan sikap diri nya juga.

Sama² acuh dengan lingkungan sekitar. Renjun yang merasa tak ada pembicaraan lagi diantara mereka memilih bersiap untuk turun, sebentar lagi sampai ke pemberhentian yang berada tak jauh dari sekolah nya.

Jeno pun melakukan hal yang sama, dan beberapa menit kemudian bus berhenti. Para pemumpang turun dengan rapi dan teratur. Renjun dan jeno berada tepat dibarisan belakang, dengan posisi renjun di depan jeno.

Tuk

renjun turun dari bus dan segera berjalan cepat menuju gerbang sekolah nya. Sementara itu jeno tetap berjalan dengan santai nya. Entah kenapa ia pikir ia tidak perlu melakukan hal yang seperti dilakukan oleh pemuda mungil itu.

















"ck! Apa dia selalu bersemangat  seperti itu kesekolah walau hanya untuk dibully"




Tbc.

 LAST [ NOREN ] 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang