23. _LOVE THAT WILL NOT DISAPPEAR_

779 66 2
                                    

Jeno mendengus, ia ingin marah namun entah kepada siapa. Renjun ? Hah entah lah.
Jeno sungguh frustasi sekarang, tak tahu apa yang sebenarnya ia lakukan ini. Sangat percuma. Jeno menendang²kecil kerikil dijalan. Kedua tangan nya ia masukan kedalam saku jaket yang ia gunakan saat ini. 

Jeno membawa langkah kaki nya menuju rumah renjun, lagi.  Ia hanya berharap semoga kali ini bertemu dengam renjun. 

Seperti biasa, jalan menuju rumah renjun memang selalu sesepi ini, jeno tak heran. Namun beberapa kali ia masih berpapasan dengan beberapa orang dijalan itu.

"yak,. Kau mendengar  gosip nya tidak?"

Jeno menatap 2 wanita setengah baya didepan nya yang berjarak kurang lebih 3 meter saja dari nya itu, mereka selayak nya ibu-ibu pada umumnya, suka sekali bergosip.  Jeno hanya menghela nafas,  namun begitu telinga nya tetap tak tuli untuk mendengar pembicaraan kedua nya yang terbilang cukup keras untuk didengar begitu saja.

"apa? "

"aku tidak tahu ini betulan atau tidak,  tapi aku sempat mendengar dari anak muda yang bekerja di minimarket disana,  kata nya beberapa waktu lalu ada sosok yang mencurigakan disekitar sini"

"yak!! Kau ini bicara apa? Jangan menakuti
Ku begitu. Hahh dasar kau ini"

"tidak,  aku bukan nya menakuti mu,  tapi ini bisa untuk kita lebih berhati-hati lagi bila keluar diwaktu malam. Kau tau,  itu bisa saja seorang penculik, atau pembunuh atau parah nya lagi seorang mesum yang suka membejati orang lain."

"yaishh,  kau gila,  hentikan omong kosong mu itu... Kau pikir kita sedang dimana sekarang hah? " salah satu dari wanita itu memukul teman nya supaya berhenti mengatakan hal yang membuat nya takut.

"ya ya ya,  kau tau bagian terburuk nya apa ?". Lagi wanita itu seperti tak puas jika belum mengatakan semua nya. Dan jeno dibelakang mereka pun turut memasang telinga sebab tertarik dengan apa yang dibicarakan kedua nya.

"ish apa lagi sialan,  aku bilang berhenti mengatakan itu!!  Kau benar² ingin aku pukul sampai babak belur hah?! "

"ssttt,  dengarkan aku dulu," sontak kedua nya menghentikan langkah didepan salah satu gang kumuh yang dimana itu adalah jalan buntu, membuat jeno memelan kan langkah nya.

"kau tau, disini lah anak muda itu melihat sepasang kucing yang sedang kawin"
Ucap wanita itu seraya terbahak,  merasa puas sudah mengerjai teman nya dan tentu saja hal itu langsung dihadiah pukulan maut dari wanita satu nya lagi.

"YAK!!!  DASAR BODOH KAU BICARA HAL YANG SAMA SEKALI TIDAK PENTING TERNYATA DARI TADI HUH?!! " amuk wanita itu seraya hendak menendang bokong teman nya yang sudah lebih dulu kabur disana.

Jeno menatap kedua nya, hah dasar ia pikir apa. Ternyata hanya bualan semata.
Jeno menatap kearah dalam gang yang gelap gulita, lama ia berdiam disana sampai terdengar dering ponsel nya yang mengejutkan. Itu panggilan dari ayah nya.

Jeno tahu, ayah nya itu pasti menelpon untuk meminta nya pulang. Dan karena merasa malas untuk mendengarkan ocehan ayah nya nanti,  jeno pun memutuskan untuk pulang saja, membatalkan niat awal untuk kerumah renjun.

Ibu huang menatap sedih dan terluka pada renjun yang terlelap di bankar rumah sakit. Hati nya bak disiram perasan jeruk pada bagian irisan yang menjadi nya perih.

Hati orang tua mana memang nya yang tak sakit dengan mengetahui malang yang menimpa anak nya seperti ibu huang?

"kenapa, kenapa harus renjun,  putra ku? "gumam nya pelan.

Jujur mendapati fakta mennyedihkan ini,  diri nya sampai tak bisa berkata-kata begitu pula suami nya. Ayah huang diam menatap sang putra dengan raut tak terbaca.

 LAST [ NOREN ] 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang