|00| Sakit🥀

1.8K 105 4
                                    

Komen&vote ges, biar rajin buat up!!

Selamat membaca!!
_____________________________

Selamat membaca!!_____________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

....

Sebuah rumah mewah terdapat seorang ayah dan sang anak perempuannya. Tidak ada yang berbicara, hanya kesunyian yang menemani makan malam mereka. Tidak ada suasana hangat yang dulu mereka rasakan, kini hanya suasana dingin yang menyelimuti.

Jeffrey Anderson, sang kepala keluarga. Memiliki sifat keras kepala dan egois. Sekarang hanya ada rasa sesal, menyesal dengan perbuatannya di masa lalu. Jika ditanya waktu yang paling dia benci, pasti Jeffrey menjawab...

Masa lalu.

Winter Lovania Anderson, anak tunggal dari Jeffrey Anderson. Memiliki watak yang sama dengan sang ayah, diri tidak suka di bantah. Ayahnya telah memiliki wanita lain itu adalah yang terburuk.
Hal terburuk yang dia dapatkan dari sang ayah adalah, dirinya diasingkan.

Dia kecewa.

Dia sakit.

Hatinya sudah terlalu sakit.

Hidupnya hancur.

Hidupnya menjadi gelap.

Ditinggal dan diasingkan.

Dia marah.

Dia takut.

Salah satu fakta terbesar yang selama ini dia sembunyikan adalah, dirinya memiliki penyakit self harm yang sudah di deritanya sejak setelah sang ibu meninggal kan dirinya.

Pisau adalah mainan yang membuat dirinya tenang.

....

Winter melangkahkan kaki jenjangnya menuruni anak tangga dengan anggun dan jangan lupakan tatapan datar di wajah cantiknya.

Winter berhenti pada anak tangga terakhir,  di depan sana, tepat di ruang keluarga terdapat sang ayah dengan seorang wanita cantik di sebelahnya.

Kini Winter sudah berdiri tepat di hadapan sang ayah dan wanita di sebelahnya. Winter menatap wanita cantik yang kini juga tengah menatapnya dengan tatapan lembut, berbeda dengan Winter yang hanya menatap wanita itu datar penuh dengan..

Kebencian..
Ketidaksukaan..
Dan marah...

Winter memasukkan tangan mungilnya ke dalam saku dress yang dia kenakan. Wanita itu menatap tangan Winter penuh kecurigaan. Tangan Winter bergetar, nafas yang memburuh.

Kini Winter sudah lebih tenang, tapi masih dengan keadaan tangan yang bergetar. Wanita itu menarik tangan mungil Winter dengan paksa dari sakunya dan betapa terkejutnya dia saat melihat sebuah pisau kecil terlempar dan tangan yang sudah di lumuri darah.

Winter hanya diam tidak mengaduh kesakitan seolah dia sudah mati rasa.

......

Pagi ini Winter berada di dalam mobilnya menuju sebuah desa yang terdapat vila milik sang ayah yang akan menjadi tempat tinggalnya.

Winter hanya diam menatap luar jendela yang banyak sekali kendaraan berlalu lalang, manusia yang sibuk berjalan ke sana kemari dengan banyaknya gedung tinggi yang dibangun.

Sudah lama dia tidak melihat pemandangan ini, dia hanya berdiam diri di dalam kamarnya atau dia akan pergi ke rumah temannya yang berada di samping rumahnya.

Mobil yang ditumpanginya kini berhenti karena lampu merah dan ikuti sebuah motor yang juga berhenti tepat di samping mobilnya.

Memilik motor itu membuka helm miliknya guna untuk mengangkat telepon, Winter terpana dengan wajah tampan pria itu.

Winter terus menatap pria itu, senyumnya mulai terlihat dari wajah cantik, walaupun hanya senyuman tipis. Kini lampu rambu lalu lintas sudah berubah menjadi hijau.

Melihat itu, pria itu pun segera memutuskan teleponnya dan memasukkan ke dalam saku celananya dan segera mengenakan helmnya. Lampu hijau, semua kendaraan melaju termasuk pria itu dan mobil yang winter naiki.

....

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Next chapter?

SICK [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang