|26| Serempak

176 24 16
                                    


Komen&vote ges, biar rajin buat up!!

Selamat membaca!!
_____________________________

"cukup ren!"teriak seorang gadis yang berusaha menjauhkan dirinya dari seorang pria di hadapannya, Renan.

"Aku ngga akan berhenti sebelum kamu terima aku Rey!"jawab Renan dengan nada rendah.

Reyyana, gadis cantik dengan rambut hitam sebahu. Dia menggeleng kepalanya. "Gue ngga mau lanjutin ini ren, gue ngga mau dia terluka"ujar Reyyana sembari menangis.

Renan terkekeh pelan. "Kalau kamu ngga mau dia sakit, tinggalin dia dan sama aku seterusnya"ujar Renan.

"Kenapa Lo selalu maksa nyuruh gue nerima Lo?!"teriak Reyyana.

"Gue cinta sama Lo!"sentak Renan.

Reyyana menggeleng. "Ini bukan cinta, tapi obsesi"lirih Reyyana.

"Cukup ren, gue mohon... Jangan bikin gue tambah sakit karena obsesi Lo!"ujar Reyyana lirih.

"Jangan bikin gue mau akhirnya semuanya ren"lanjut Reyyana.

"Kita teman selamanya tetap teman"ujar Reyyana.

"Jangan lupa kalau kamu itu cuman sebagai pelarian buat dia Rey!"sentak Renan.

"Gue tau dan ngga akan pernah lupa ren, tapi gue yakin sekarang dia ngga akan anggep gue seperti itu"jawab Reyyana.

"Jangan mudah percaya dengan orang Rey, karena manusia bisa kapan saja berubah dan menjadi pengkhianat!".

Setelah mengatakan itu, Renan langsung mengecup bibir Reyyana dengan paksa dan tergesa-gesa. Reyyana hanya bisa menangis dan memberontak dengan memukul dada Renan.

"Brengsek!".

Renan langsung membuka matanya lebar dan langsung beranjak dari tidurnya.

"Hahh, mimpi itu lagi"ujar Renan.

Mimpi yang sudah hilang dua bulan yang lalu, kini kembali membuatnya semakin merasakan sakit.

Apa tujuan mimpi itu kembali? Mengingatkannya pada masa lalu atau hanya sebuah petunjuk?.

Tapi.. jika itu sebuah petunjuk, kenapa mimpi itu tidak berubah?.

_____________

Winter kini sudah di perbolehkan pulang, karena luka jahitannya sudah di buka. Jennie sedang membereskan barang Winter dan memastikan tidak ada yang tertinggal.

"Udah selesai?"tanya Winter pada Jennie.

Jennie menoleh dan tersenyum. "Udah, tinggal kamu yang harus siap-siap"jawab Jennie dan mendekati brankar Winter.

"Aku?"tanya winter sembari menunjuk dirinya sendiri.

"Iya, ini baju ganti"jawab Jennie sembari menyodorkan pakaian untuk winter.

Winter menerimanya. "Makasih"ujar winter sembari tersenyum manis.

Kini hubungan Winter dan Jennie sangat membaik, keduanya pun sudah terlihat semakin dekat dan Winter pun tanpa ragu untuk memberikan senyuman yang tulus untuk Jennie.

"Sudah?"tanya Jennie yang melihat Winter keluar dari bilik kamar mandi.

"Udah, ini"jawab winter sembari memberikan baju pasien yang dia pakai tadi.

Jennie pun mengambil baju tersebut dan menaruhnya di keranjang dekat dengan brankar winter.

Winter kini sudah duduk di sofa sembari melihat Jennie yang sedari tadi sibuk membersihkan kamar rawat winter.

SICK [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang