Komen&vote ges, biar rajin buat up!!Selamat membaca!!
_____________________________"ck, siapa sih?"tanya Kayla kesal.
Mereka kini berkumpul di halaman belakang mansion Jeffrey. Sedari tadi, mereka memikirkan siapa orang yang mengirim pesan pada mereka.
"Januar, kamu tau sesuatu?"tanya winter yang sedari tadi ekspresi Januar yang tampak tegang.
Januar menoleh dan wajahnya tampak ragu. "Kalo kamu tau sesuatu, jangan diem aja!"ujar winter yang kesal karena Januar hanya diam.
"Sebenernya... Gue juga dapet pesan dari nomer ini pas lima hari yang lalu, tepatnya malem pas winter belum sadar"ujar Januar.
Semua terkejut mendengar pengakuan Januar. "Kenapa kamu ngga bilang?!"sentak winter.
"Gue juga dapet"celetuk Jaeman.
Mendengar itu pun mereka tampak terkejut. "Gue kira cuman gue doang yang dapet"ujar Gabby yang tampak takut.
"Lo juga?!"tanya winter dan Kayla bersamaan dan gabby hanya membalas dengan anggukan.
"Gue sempet coba untuk merentas nomernya, tapi tiba-tiba nomernya hilang gitu aja"ujar Jaeman.
"Dan pesan terakhir ini, gue curigain satu orang"sambung Jaeman.
"Siapa?"desak Hanif.
"Nadinda"jawab Jaeman.
"Masuk akal"celetuk Winter.
"Iya, masuk akal. Nadin kan sahabat lama kita dan orang yang musuhin kita"ujar winter setelah melihat wajah kebingungan teman-temannya.
"Bener juga, tapi tujuannya apa coba? Dia juga tiba-tiba musuhin kita, padahal kita ngga ada salah sama dia"ujar Kayla marah.
"Bukan musuhin kalian, tapi musuhin gue dan kalian mendapat semua ini karena gue"ujar winter.
"Atas dasar apa dia musuhin Lo?! Tujuannya apa coba?? Ngga jelas bangsat!"ujar Hanif teriak.
"Gue justru curiga sama satu orang lagi di antar kita"celetuk Januar yang sedari tadi hanya diam.
"Ck, siapa lagi?!"tanya Kayla kesal.
"Ohh iya, si Renan kemana ya, Dari kemarin tuh anak ngga nongol?"ujar Jaeman bertanya dengan tiba-tiba.
"Nah tuh orang yang gue maksud udah di sebut"ujar Januar.
"Ha? Siapa-siapa?"tanya Hanif bingung.
"Renanda si mulut lemes"jawab Januar.
"Lah?? Kenapa jadi ke Renan?"heran Gabby.
"Tapi iya juga sihh, gue tuh kepo banget sama tato yang lengannya. Perasaan... Dulu dia yang paling ngamuk kalo si Hanif bercanda mau tatoin tangannya, tapi liat sekarang... Aneh begete"jelas Kayla.
"Ck udahlah, Napa jadi bahas si brengsek itu?"ujar Hanif malas.
"Napa Lo? Ngatain orang brengsek tapi Lo juga brengsek, aneh memang"ujar Kayla julid.
Winter terdiam kala melihat wajah Hanif yang sudah tidak enak ketika sedang membicarakan Renan. aneh.. ada apa dengan Renan dan Hanif?.
Winter beranjak dari duduknya membuat perhatian mereka kini tertuju ke arah winter."mau kemana Lo?"tanya Kayla.
Winter tidak menjawab pertanyaan Kayla justru di menoleh ke arah samping di mana Januar berada. "Januar ikut aku ke kamar"ujar winter menarik tangan kekar Januar.
Mereka pun hanya terdiam menatap tubuh mungil Winter dan tubuh besar Januar yang mulai menghilang.
"Gila-gila.. belum punya hubungan udah ngajak ke kamer ae"ujar Jaeman speechless.
"Baru tau? Gue yang setiap hari pergokin tidur berdua bilek aja sih"ujar Hanif tenang.
"Siuss?? HTS apa backstreet ya??"bingung Kayla.
"Ck backstreet mah bukan kembaran gue, tapi kalo HTS mungkin iya"jawab Hanif.
Mereka kini terhanyut dalam pikiran masing-masing. Ada yang memikirkan siapa dalang di balik teror pesan dan memikirkan HTS- sstt.. winter dan Januar.
_______________
Siang ini bandara sangat ramai karena sudah waktunya untuk liburan. Terlihat ada seorang wanita cantik dan anggun berjalan dengan santai.
Wanita itu kini menjadi pusat semua orang yang ada di bandara itu. Dengan pakaian glamor tapi terlihat elegan di saat bersamaan, aura dingin dan mahal sahat mendominasi wanita itu. Semua orang menatap takjub dengannya.
Wanita itu kini berada di tempat tunggu sembari memandang ke arah luar yang terdapat banyak sekali kendaraan berlalu lalang.
"Welcome back tanah kelahiranku"gumam wanita itu.
"Permisi"sapa seseorang di hadapannya.
Wanita itu menoleh dan menurunkan sedikit kacamata hitam mahalnya guna menatap seorang pemuda tampan di hadapannya.
"Renanda, right?"tanya wanita.
"Hm, apa tujuan anda datang kemari?"tanya Renan.
Wanita tersebut pun beranjak dari duduknya dan melepas kacamata hitamnya, lalu menatap Renan kembali.
"Urusan kamu itu hanya mengikuti perintah, jadi.. jangan ikut campur!"jawab wanita itu.
"Bawakan koperku!"sambung wanita itu menyuruh Renan membawakan kopernya.
Wanita itu pun pergi begitu saja, namun baru beberapa langkah, dia di berhentikan oleh ucapan Renan.
"Aku bukan pengawalmu, jadi bawalah sendiri"ujar Renan dengan santai dan meninggalkan wanita.
"Sialan"umpat wanita itu.
______________
"Ada apa winter?"tanya Januar yang bingung.
Mereka berdua sudah berada di kamar winter. "Ikut aja!".
Winter pun mengajak Januar untuk masuk ke dalam ruangannya.
"Tunggu sini!"suruh winter pada Januar.
Winter pun berjalan ke arah dinding pojok yang terdapat tirai disana. Winter pun membuka tirai itu terpampang jelas ada sebuah lukisan yang bergambar wajah seorang pria disana.
"Itu lukisan siapa winter?"tanya Januar dan berjalan mendekati winter.
"Rey, kamu tau Reyyana kan?"tanya winter balik.
Januar terdiam sebentar dan kemudian menggeleng. Dia memang merasa familiar dengan nama itu, tapi dia lupa siapa orang yang punya nama itu.
Winter menghela nafasnya. "Dia sahabat kita dulu, cinta pertama Hanif"ujar winter menatap Januar, sedangkan Januar shock setelah ingat dengan Reyyana.
"Dia yang lukis ini. Awalnya, aku ngerasa biasa aja sama lukisan ini, tapi akhir-akhir ini aku mulai penasaran dan merasa ngga asing sama lukisan ini. Coba kamu liat lebih teliti lagi, siapa yang ada disini, siapa tau tebakan kita sama"ujar winter pada Januar dan menyuruh Januar untuk melihat lukisan itu dengan lebih teliti.
Januar pun menurut dan berjalan lebih dekat ke arah lukisan itu dan setela menghabiskan lima belas menit, akhirnya dia kenal dengan wajah seseorang yang ada di lukisan itu.
"Hanif?"
Up ditengah banjir...
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
SICK [End]
FanfictionHanya cerita sebuah pengkhianatan dan dendam. "Masa lalu adalah penyebab semua ini terjadi" Baca yuk!.. Cover by: savevvna Pub: 01 Octo 2022 End: 23 Feb 2023 ‼️WARNING SELF HARM‼️