Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Hei, aku sudah beli tiket untuk ke Swiss. Kita ke Swiss ya?”
Hyerin diam beberapa detik seolah sedang mencerna ucapan Namjoon lalu setelah itu dia mengangguk sebagai jawaban.
“Dua hari lagi kita berangkat.” ucap Namjoon. Hyerin tidak lagi memberi respon apapun. Hanya saja wajahnya tampak murung seperti orang yang tidak punya semangat hidup.
“Sayang.”
Namjoon memposisikan dirinya duduk di samping Hyerin lalu merangkul gadis itu agar bersandar di dadanya.
“Baby kita sudah senang di atas sana. Mungkin ini adalah hal yang buruk bagi kita karena kita kehilangan dia—tapi percayalah pasti ada hal baik yang sudah diatur oleh yang di atas.” ucap Namjoon selembut mungkin. Perlahan-lahan Hyerin meremas kaos Namjoon dan kembali menangis.
Sejujurnya Namjoon pun sedih dan sangat terpukul tapi dia berusaha untuk kuat agar Hyerin tidak semakin sedih. Namjoon hanya bisa menangis diam-diam saat Hyerin tidak ada. Di kantor pun dia banyak melamun dan kurang maksimal dalam bekerja.
Meskipun kejadian malang itu sudah lewat dua minggu tetapi rasa sakitnya masih terasa terus-menerus.
“Kata dokter kita masih bisa punya anak—tinggal kita bersabar saja sampai kesempatan itu datang.” ucap Namjoon disertai kecupan manis di kening Hyerin.
“Kumohon kuatlah, sayang. Kalau kau kuat maka aku pun akan kuat.” bisik Namjoon. Hyerin perlahan-lahan mendongak ke atas dengan wajah sembabnya, “Maafkan aku.” katanya.
“Tidak apa-apa. Jangan meminta maaf. Ini bukan salah kita.” sahut Namjoon.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rencana Namjoon dan Hyerin untuk berlibur ke Swiss akhirnya terealisasikan. Semenjak mereka menikah—mereka sudah membuat rencana berbulan madu mereka ke Swiss tetapi karena masih kerepotan pindah-pindah rumah, akhirnya mereka menunda rencana tersebut. Dan hari ini baru bisa terealisasikan.
