"Loki."
"Hmm?" suara panggilan kecil dari sisinya membuat Loki menoleh. Anak lelaki berambut hitam kecoklatan itu bertemu pandang dengan seekor reptil bersayap yang berukuran nyaris sebesar dirinya. Loki meletakkan pedang kayu yang tengah ia timang ke tanah. "Kenapa, Drake?"
Sang naga menelengkan kepalanya. "Loki sangat hebat dalam bertarung. Lincah sekali. Aku ingin bisa seperti Loki."
Mendengar ucapan sahabatnya, Loki tertawa riang. "Tapi Shinra, kan, naga! Masa, mau memainkan pedang? Shinra harusnya berlatih terbang dan menghembuskan api!"
Shinra mendengus. Ia mengepalkan tangannya kuat-kuat. "Enak saja! Aku akan minta Master Heimdall mengajariku berpedang! Aku akan menjadi hebat! Lalu aku akan mengalahkan Loki dalam duel!"
"Hahaha!" Loki menjulurkan lidahnya. "Coba saja kalau bisa! Kau tidak akan bisa mengalahkanku!"
Kau tidak akan bisa mengalahkanku. Kalimat Loki pada hari itu terus terngiang di benak Shinra. Kalimat yang membuatnya begitu terbakar semangat untuk melatih teknik bertarungnya agar bisa mewujudkan mimpi masa kecilnya. Tak peduli bahwa ia adalah seekor naga, dengan proporsi tubuh yang tak tepat untuk bisa menangani senjata buatan manusia.
Shinra terus berlatih. Meskipun tubuhnya semakin besar, menjulang di atas kawan-kawannya, ia tetap bertekad untuk mengalahkan sahabatnya. Tidak dengan sihir, tapi dengan sebuah senjata. Namun, sudah ribuan tahun berlalu, ia masih belum bisa menggoreskan pedangnya pada kulit sang anak lelaki yang kini sudah tumbuh dewasa.
Anak lelaki yang kini menjadi musuhnya.
Bilah pedang Shinra mengeluarkan percikan api saat beradu dengan lingkaran sihir perlindungan buatan Loki. Tangan kiri Loki yang bebas turut mengeluarkan lingkaran sihir yang dengan segera berubah menjadi sebuah tombak. Shinra berhasil menghindari serangan Loki meskipun percikan aura tombak itu menggores bahunya.
Kobaran api menyelubungi tangan kanan Shinra. Ia melayangkan tinjunya ke lingkaran sihir perlindungan Loki dan menghancurkan tameng itu. Pedang yang tergenggam erat di tangan kirinya bergerak menebas Loki yang dengan segera melompat menghindar. Gelombang sihir yang keluar dari pedang itu menciptakan goresan dalam pada reruntuhan tempat Loki tadi berpijak.
Loki melayang di udara dalam posisi terbalik. Lingkaran sihir yang berada di kakinya membuatnya mampu melakukan hal itu. Shinra sendiri mendarat di tanah. Menyeringai, Loki bersiul. Shinra menggeram, bersiap untuk kembali mengentakkan kakinya kuat saat seseorang menerjang tubuhnya dari arah belakang.
Keduanya bergulat untuk beberapa saat sampai akhirnya Shinra terhempas ke tanah. Ia terjebak di bawah tubuh penyerangnya. Pedangnya terlepas dari genggaman dan berada jauh dari jangkauan, sementara keempat anggota geraknya ditahan erat. Lengannya terhimpit di antara kedua tungkai sang penyerang dan kedua kakinya diikat oleh sesuatu yang terasa seperti tali.
Sepasang tanduk melengkung adalah hal pertama yang Shinra lihat dari penyerangnya. Seorang Daemon. Rambut merah gelap panjang menjuntai turun dari kepalanya, menggelitik wajah Shinra yang tersapu oleh helai-helainya. Sepasang iris dengan warna gradasi jingga menatap Shinra lekat. Seulas senyum menggoda muncul di wajah cantik sang Daemon wanita.
"Well, well, kita kedatangan tamu yang cukup menarik, Loki," Daemon itu bersuara rendah. Shinra dapat mendengar getaran pada nadanya yang terasa seperti dengkuran manja. Ia melarikan jemari lentik berkuku panjang pada dada Shinra yang tertutupi jaket kulit. "Untuk ukuran seorang dewi, kau itu tampan, kau tahu? Kau juga kuat. Aku tidak keberatan bila kau ingin menjadikanku sebagai anak buahmu."
Taring Shinra memanjang bersamaan dengan terlontarnya bola sihir hitam dari mulutnya. Sang Daemon sigap melompat mundur. Ia nampak terkejut saat tangan Shinra berubah menjadi cakar merah hitam khas miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thus The Divine Dragon Shed Her Scales
FantasíaAda begitu banyak kisah yang menceritakan tentang sebuah perjalanan. Baik itu tentang seorang pahlawan ataupun seorang penjahat. Aku tidak akan menceritakan padamu semuanya. Aku akan menceritakan satu. Satu kisah yang aku saksikan dengan mata kepala...