Hari yang padat, seperti biasa. Kondisi jalanan seolah mewakili jam-jam ke depan akan seperti apa. Ryuzaki memperhatikan kaca spion kanannya. Motor-motor yang gesit menyalip. Para pengendaranya bisa dibilang punya skill dan keberanian kelas atas. Dalam kondisi kemacetan saja, mereka masih bisa melihat peluang-peluang—sekalipun kecil—untuk menerobos jalan, dan keluar dari kemacetan yang entah dimana titik terurainya. Andai saja Ryu lebih memilih menaiki motor, pasti ia bisa tiba lebih cepat di restonya. Akan tetapi, Ryu tidak pernah menaiki motor untuk pergi ke tempat kerjanya. Bukan tidak pernah, tapi jarang sekali. Ryu lebih nyaman mengendarai mobil, karena ia selalu pulang lebih malam, yang mana tiupan angin tidak akan mampu membuatnya menggigil kedinginan.
Walaupun terjebak kemacetan, nyatanya, Ryu selalu datang lebih pagi dibandingkan karyawan lainnya. Setidaknya itu membuatnya tenang. Ryu memarkirkan mobil MPV hitam mungilnya di halaman Sweet Recipes – restoran sekaligus toko patisserie milik keluarganya. Ada beberapa motor terparkir di sana, di tempat parkir khusus karyawan. Ryu tersenyum kecil. Melihat kedisiplinan karyawan Sweet Recipes meningkat akhir-akhir ini setelah evaluasi dilakukan besar-besaran, Ryu berpikir, kalau evaluasi khusus karyawan memang harus sering dijadwalkan. Akan tetapi, tidak hanya evaluasi saja, ada apresiasi yang diusulkan oleh salah satu tim bagi mereka yang disiplin. Sepertinya ini akan membuat semangat karyawan meningkat lagi.
Keluar dari mobil, Ryu disapa langsung oleh salah satu office boy. Penampilan Ryu yang kasual dan simpel, tidak terlalu memperlihatkan siapa ia sebenarnya. Lagipula, tempat kerjanya memang fleksibel, tidak seperti perusahaan-perusahaan besar yang terletak di gedung bertingkat. Hari itu, Ryu mengenakan kemeja kuning lemon dengan kaos putih sebagai dalaman. Terlihat sangat cerah dan menarik perhatian mata bagi siapapun yang melihatnya. Jarang-jarang ada pria yang senang mengenakan pakaian berwarna cerah. Tetapi menurut Ryu, warna itu mencerminkan bagaimana warna hatinya.
"Wuess, Pak Bos, cerah banget hari ini!" Sapaan dari salah satu office boy bernama Syahrul itu membuat Ryu tersenyum lebar. Bukan kali ini saja Syahrul menyapanya dengan perkataan seperti itu. Setiap kali Ryu mengenakan pakaian berwarna cerah, Syahrul pasti memujinya dengan binar.
"Biasa aja, Rul! Saya masuk dulu!" Ryu melambaikan tangan sebentar sembari pergi meninggalkan Syahrul. Kaki panjangnya menaiki tangga undakan pendek yang terdapat di pintu masuk bagian timur, khusus para karyawan Sweet Recipes. Saat kakinya menapak lantai bermotif marmer, pintu kaca berkusen kayu terbuka, saat itu juga sapaan lain datang. Namun bukan dari karyawan lain, melainkan aroma manis dan hangat yang datang langsung dari area dapur roti dan kue. Sapaan terindah di pagi hari saat perut masih kosong adalah aroma mentega dan vanilla yang hangat. Perut Ryu bertabuh girang seiring dengan aroma yang menguat. Namun sayang sekali, perut kosongnya tidak bisa diisi kali ini.
Ryu memeriksa area dapur roti dan kue. Para koki yang berjumlah lima orang itu terlihat sudah sangat sibuk berdiri di pos masing-masing dan mengerjakan tugasnya. Tugas mereka di pagi hari adalah yang terpenting. Sekitar sepuluh menit lagi, para pelanggan akan datang dan mengantri berjejer demi mendapatkan roti segar yang baru keluar dari panggangan. Ada kue muffin beraneka rasa juga yang siap diserbu untuk dijadikan sarapan kilat. Ryu tidak mau pelanggannya kecewa karena para koki melalaikan pekerjaan. Jadi, khusus bagian ini, Ryu terjun untuk memantaunya langsung.
Sudah ada rak berukuran tinggi yang keluar dari dapur menuju area etalase, dimana kue-kue dan roti akan disimpan dan dijual, sehingga pelanggan bisa langsung menunjuk menu apa saja yang ingin dibeli atau dibawa pergi. Rak-rak itu hampir setinggi tubuh Ryu – yang kurang dari 15 centi lagi menyentuh dua meter, berisikan roti yang masih panas dengan berbagai macam isian, baik yang manis, asin, gurih, ataupun tawar. Juga rak-rak berisi kue muffin, yang menjadi best seller di Sweet Recipes adalah rasa cokelat choco chips, blueberry, kismis, dan keju. Roti dan muffin dikeluarkan dari tray dan ditaruh di atas keranjang bersih di atas etalase.
![](https://img.wattpad.com/cover/322895883-288-k461210.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Emergency Wedding Proposal (TAMAT di Cabaca Eksklusif)
Romance|| Follow sebelum baca || Part Lengkap || Tenggat waktu pencarian jodoh idaman sudah habis. Akan tetapi, Aran tetap nekat untuk mencari calon suami idamannya sendiri. Tanggal nikah bahkan sudah ditentukan, yaitu pernikahan kakaknya. Nekat saja, Ara...