The Night Before the Storm

105 10 6
                                    

"Aku turut berduka atas nasib Minghao"

Bangchan mendengus selagi menidurkan dirinya di lantai putih yang dingin.

"Kasihan? Apa yang akan kita lakukan di arena nanti akan lebih keji daripada seseorang yang bunuh diri"

Saerom bergelung di pojok. Dia sedikit mengangguk.

"Kau ada benarnya"

Saerom membenarkan posisinya untuk tidur disamping Bangchan.

"Menurutmu, bagaimana suasana arena nanti? Aku berharap gedung. Bukan hutan seperti yang ada di film. Menurutku itu terlalu rumit" tanya Saerom sambil memberikan alasan.

Bangchan menatap langit langit redup diatas. Dia menyenderkan kepalanya diatas kedua tangan.

"Entahlah. Kuharap begitu. Idol tidak pernah disuruh kehutan sebelumnya"

Saerom terkekeh mendengar penuturan Bangchan. Lelaki tersebut hanya tersenyum tipis.

🦅🦅🦅

"Akh! Dasar. Aku akan membunuhmu duluan di arena nanti!" Yubin mengancam Winwin yang sedari tadi merebut tempatnya tiduran.

Winwin terkekeh.

"Aku hanya becanda sayang"

Yubin menendang hidung Winwin.

"Dasar lelaki mesum!"

Winwin memegang hidungnya yang sakit. Dia mendecak sebal dan berpindah ke paling pojok ruangan.

"Menyebalkan! Aku hanya bercanda" Winwin merajuk dan tidur duluan disana.

Yubin menghadap arah berlawanan. Jadi posisi mereka seperti suami istri yang pisah ranjang. :)

Perlahan Yubin menutup matanya. Namun sesuatu mengusiknya.

Dia terbangun dan mendapati Winwin yang kedinginan.

Sedikit merasa iba. Yubin bergerak ke samping Winwin dan memeluknya.

"S-sialaan"

"Shhhh. Diam dan tidurlah dasar lelaki dungu!" Yubin menepuk nepuk pantat Winwin seperti sedang menidurkan anak bayi.

🦅🦅🦅

Mina memeluk Mingyu dari belakang. Mencoba mengatakan bahwa semuanya baik baik saja.

"Hey, tenanglah. Aku yakin Minghao sudah tenang di alam sana" Mina masih mendengar suara Mingyu yang sesegukan.

"Kalau kau tak bisa melindungiku nanti tak apa apa. Aku yang akan melindungimu" tutur Mina.

Mingyu sedikit terkejut setelah Mina mengatakan hal tersebut. Dia membalik badan dan balas memeluk Mina erat.

"Tidak. Aku akan menjagamu! Aku tak ingin kehilangan lagi!" Ungkapnya.

Mina sedikit tenang memikirkan bahwa Mingyu masih mempedulikan orang lain.

Tapi ia tahu, sewarasnya manusia, jika diletakkan ke dalam arena dan diharuskan saling membunuh, mereka akan saling menggila.

Maka Mina harus berhati hati pada orang orang seperti Mingyu. Walaupun dia satu grup dengannya, Mina takkan tahu kapan Mingyu akan menusuknya dari belakang.

🦅🦅🦅

"Kau gila!"

Yugyeom menaruh satu jari telunjuk di mulutnya.

Jihyo yang dipaksa olehnya, walaupun memang ini rencananya untuk kabur.

Mereka hendak menyergap para penjaga yang masuk untuk berjaga malam.

"Diamlah. Atau kita akan ketahuan" titak Yugyeom.

Jihyo menelan ludah. Dia memegang kuat belati di tangannya.

"Dalam hitungan ketiga..."

Jihyo mengangguk.

"Satu,"

"Dua,"

"Tiga!"

Jihyo dan Yugyeom berbarengan menyerang satu penjaga yang sedang berjaga diluar. Yugyeom mencekiknya, serta Jihyo menusuk rusuk penjaga tersebut.

Sebelum ada apapun, penjaga tersebut terkulai di tempat.

Jihyo menyadari sesuatu.

"Tunggu. Kau bilang, butuh dua penjaga untuk kita menyelinap? Dimana satu lagi?" Tanyanya gugup.

Yugyeom membelalakkan matanya.

"T-tadi ada dua disini"

Jihyo mulai ketakutan. Dan ketakutan itu memuncak ketika seseorang muncul dibelakang Yugyeom.

"YUGYEOM!"

Penjaga tersebut mencekik Yugyeom dengan pentungan. Jihyo terlalu takut untuk melakukan apapun.

"LARI!!" Titah Yugyeom.

Jihyo mengikuti perintahnya kali ini. Dia berlari ke koridor. Tapi sebelum dia berhasil mencapai pintu keluar, Jihyo dihadang lima penjaga.

Disitulah Jihyo terpaku.

Terdiam disana selagi mereka menembaknya tepat dikepala.

Dan malam itu, dua kejadian terjadi sekaligus.

Dan kalahnya Group 4 menjadi saksi agar Group lain tidak mencontoh mereka.


Haiii
Disini Hyung. Hyung disini...

Duh, belum main aja udah ada tiga orang mati.

Hyung kejam nggak??

Kejam lah! Masa engga!

The Feasting [97 Idol+THG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang