Night 4

48 7 1
                                    

Mina termenung menatap layar L.E.D diluar. Menunggu pengumuman tribut gugur.

Miyeon menatapnya iba.

"Kau mau minum?" Tanyanya. Mina menggeleng.

"Tidak terima kasih" dia tersenyum ke Miyeon.

Miyeon mengangguk.

"Kau mau, mendatangi Jiho lagi?" Tanyanya ke Mina.

Mina menggeleng.

"Kita sudah selesai dengan tubuhnya. Sekali sudah cukup. Biarkan para penjaga membawanya malam ini"

Miyeon mengangguk selagi meminum air dari dalam botol.

Mereka ada di dapur. Menemukan altar Yubin. Mereka telah menempel foto Rosé, Hyunjae, dan Jiho di pigura besar. Lalu keluar untuk melihat papan L.E.D.

"Kau harus membunuhku nanti" celetuk Mina tiba tiba.

Miyeon menatapnya aneh.

"Kau gila?"

Mina tertawa panjang. Lalu menangis. Miyeon memperhatikan Mina yang sikapnya cepat berubah tersebut.

Bagaimana tidak? Teman kelompok mengkhianatinya, teman temannya satu persatu terbunuh didepan matanya, sementara teman yang lain memburunya.

"Sepertinya aku memang sudah gila di tempat ini. Tapi kau juga harus membunuhku. Aku kehilangan seseorang yang berharga"

Mina mendongak ke arah Miyeon. Merasa kasihan.

"Baiklah. Kita lihat siapa yang mati duluan nanti"

🦅🦅🦅

Malam itu, lampu stadium menyala terang. Memposisikan semua lampu ke arah Cornucopia. Tempat itu kosong sekarang. Tidak ada suplai, senjata, ataupun bekal. Benda tersebut berkilauan karena terpaan cahaya lampu.

Selanjutnya, lampu L.E.D menyala. Tiga wajah familier muncul disana.

Dimulai dengan Rosé yang menoleh ke kamera sambil tersenyum, disusul Hyunjae yang menunjukkan senyum simpul, dan diakhiri Jiho, yang memang tidak tersenyum seperti dua tribut sebelumnya, namun ekspresi tersebut menunjukkan betapa garangnya gadis tersebut.

Malam itu, helikopter melayang beberapa meter di atas arena stadium. Mengangkut tiga orang yang sudah tewas. Rosé ditemukan di lorong terowongan, wajahnya begitu tenang bagai malaikat.

Lalu Hyunjae dibelakang terowongan barat. Para penjaga mencoba menarik mawar putih layu dari tangannya, namun entah bagaimana mawar tersebut tak bisa lepas dari sana. Jadi para penjaga membawanya bersama kuntum mawar tersebut.

Terakhir, Jiho yang terbaring lemas di lapangan stadium karena dijatuhkan dari atas lantai 3.

Darahnya muncrat kemana mana. Tapi, wajah pucatnya tampak senang. Seperti habis memenangkan lotre.

Para penjaga mencoba memperbaiki beberapa hal janggal di arena. Seperti tumpahan darah, senjata patah, bangunan roboh dan hancur karena ranjau, serta banyak koyakan bendera yang dipakai mengkafani mayat.

Ajaibnya lagi, mereka tak memasuki wilayah dapur karena mereka kira tempat itu sudah dikunci lama.

Malam itu berakhir dengan Mina, Miyeon, Dokyeom dan Mingyu yang dipaksa keluar dari terowongan. Mereka disuruh bermalam di kursi lantai dasar yang dingin.

Mereka dipisah karena para penjaga mendapat perintah kalau mereka tidak boleh melakukan pertumpahan darah sebelum besok.

Karena besok, telah diumumkan bahwa akan diadakan babak Final antara para Tribut.

The Feasting [97 Idol+THG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang