D-2

76 8 1
                                    

Pagi yang cerah.

Namun berdarah darah.

Kenapa?

Pagi itu, Chaeyeon dan Eunwoo memutuskan untuk melakukan survey. Saat baru saja menapaki lapangan lap menuju Cornucopia, mereka dihadang June dan Jiho dari belakang.

June mengayunkan lembing. Berusaha menargetkan Eunwoo sebagai sasaran. Eunwoo melempar kapak, namun meleset. Dia berlari ke arah kapaknya sebelum June berhasil menyulanya.

Disaat bersamaan, Jiho menarik tali busurnya dan menembaki Chaeyeon. Dengan gesit, Chaeyeon menghindar. Gadis tersebut membalas perlawanan dengan pisau lemparnya.

Jiho berlari menjauh. Karena sasaran Chaeyeon adalah dirinya. Saat sudah jauh dari zona berdarah, Chaeyeon mulai membantu Eunwoo melawan June.

June kewalahan saat dirinya dipojokkan. Dia menempelkan punggungnya ke dinding Stadium. Eunwoo mengayunkan kapaknya. Chaeyeon hendak melempar pisaunya.

Ini kesempatan terakhir Jiho sebelum kehilangan June. Dia menarik kencang busur. Membidik. Lalu melepas.

Dua meriam meledak.

Kepala June terlanjur mengenai bilah kapak. Darah mengucur deras dari sana. Sementara Eunwoo roboh menimpanya. Panah lengket di tengkuknya.

Chaeyeon dan Jiho saling tatap dari kejauhan.

Chaeyeon sesegukan melihat perginya Eunwoo. Dia meraung murka, lalu menyasar Jiho dengan pisau lempar sambil berlari.

Jiho membelok berlari selagi membidik. Itu menyusahkan karena panahan tidak digunakan dalam hal seperti itu.

Jiho melompat ke barisan kursi lantai satu. Dia berlari di sela sela selagi Chaeyeon masih mengejarnya.

Satu pisau mengenai lengannya. Jiho meringis menahan rasa sakit.

Hanya goresan sedikit. Ya, sedikit.

Jiho membalik badan sambil menarik kencang tali busur. Disaat bersamaan Chaeyeon mengangkat pisau.

Tubuh Chaeyeon terjungkal menabrak kursi. Di kaki kanannya, panah mencuat. Dia berteriak kesakitan. Pisau yang dilemparnya menyasar ke kiri.

Dengan tarikan terakhir, Jiho menarik busur selagi Chaeyeon masih merintih diujung sana. Dan saat panah terlontar, satu nyawa melayang.

Satu meriam meledak.

Jiho bernafas kasar. Setengah dari Tribut telah tiada. Tinggal dua belas Idol sebelum permainan berakhir.

Dia mendekati badan Chaeyeon. Panah telah lengket tepat di ulu hatinya. Entah bagaimana Jiho bisa membidik sesusah itu saat posisi terakhir Chaeyeon adalah berjongkok sambil memegang kaki.

Dia mengangkat tubuh Chaeyeon, lalu membaringkannya diatas kursi. Menutup pendarahannya dengan jaket mantel hujan milik Chaeyeon. Serta menutup matanya. Mantel ditarik hingga menutupi wajahnya.

Dia melakukan hal yang sama ke Eunwoo dan June. Tapi dia hanya menyusun mereka dilapangan lap karena badan mereka yang berat.

Matanya berkaca kaca kala melihat kondisi kepala June yang tak berbentuk. Dia menutupnya dengan jaket mantel. Darah June bersimbah di jemari Jiho kala dia menutupkan matanya.

Eunwoo memiliki kondisi yang agak berbeda. Panah meluncur dari belakang lehernya. Mengenai nadi.

Jadi Jiho hanya menelungkupkannya. Dia tak ingin mencabut panah.

Jiho mendekati Cornucopia. Dia hendak berteriak murka, tapi terhenti ketika melihat sesuatu tertutupi kain.

Karena penasaran, Jiho membuka kain bendera olimpiade. Dan alangkah terkejutnya ketika wajah anggun Saerom telah terlelap dengan tenang.

Dia berlutut didepan sang perempuan, lalu mengeluarkan air mata sambil berteriak nyaring. Seraya memegang kepalanya erat, tidak memercayai bahwa dia telah membunuh dua orang hari ini.

Rasanya ingin mati saja.

Jiho sudah mulai muak akan keadaan di dalam sini.

🦅🦅🦅

Helikopter turun dari lubang besar diatas Stadium. Para penjaga turun dan mengangkut badan badan tak bernyawa teman teman mereka. Entah kemana mereka akan dibawa.

Mina duduk lesu di kursi hijau di lantai tiga. Melihat semua adegan tersebut. Dari pagi dia sudah bangun dan menyaksikan pertumpahan darah antara Group 2 dan 8 secara langsung dari atas sana.

Dia juga dapat melihat Jiho duduk gemetaran di bawah naungan Cornucopia. Selagi para penjaga mengangkat Tubuh Saerom ke atas panggul.

Siang itu mulai terik. Untungnya, Mina duduk di bayang bayang Stadium.

Mina awalnya berniat mencari Mingyu. Tapi solusi terbaiknya sekarang adalah menghindari lelaki tersebut sekarang.

Di ujung bangunan Stadium, tepat dilantai tiga, berlawanan arah dengan Mina, dia bisa melihat dua sosok yang kira kira sedang beradu.

Setelah itu, Mina sadar kalau sosok di kejauhan adalah Bangchan dan Yuju.

Yuju memberontak selagi Bangchan mengangkat badannya. Tetapi Bangchan lebih kuat dibandingkan dirinya.

Dengan satu aksi, Yuju sudah bisa terbilang celaka.

Bangchan melemparnya dari atas lantai tiga ke bawah. Dan Yuju seketika melayang di udara.

Tubuhnya langsung remuk ketika menghantam salah satu podium platform. Darah berceceran.

Satu meriam meledak.

Untungnya, para penjaga masih ada disana. Mereka langsung mengamankan tubuh Yuju yang sudah tidak berbentuk lagi.

Kaki kanannya bengok ke depan, selagi kepalanya menghadap ke arah yang tidak memungkinkan manusia untuk melakukannya.

Mina bergetar. Dia takut jika Bangchan melihatnya dari arah sana. Jadi dia bersembunyi dibelakang kursi di hadapannya sambil mengintip.

Bangchan sepertinya tidak melihatnya. Pria tersebut hanya membalik badan dan masuk ke dalam terowongan.

Mina menghela nafas lega.

Sepertinya, Bangchan sudah tahu siapa malaikat mautnya Saerom. Karena tak bisa menemukan orang tersebut, dia membalaskan dendamnya dengan membunuh pasangan orang tersebut.

Mina kembali duduk selagi helikopter kembali terbang ke atas. Meninggalkan jejak angin kencang dari baling balingnya.

Karena merasa ada yang memperhatikannya, Mina melihat sekeliling.

Tidak ada siapapun. Namun, dia mencurigai terowongan di kanannya. Jadi dia berdiri, lalu pergi menjauh dari tempat itu.

"Sial. Dia menjauh. Kau bilang dia tak akan melihat kita!"

Orang itu menggeram kesal ke lelaki disampingnya.

"Tenang saja" ujarnya.

Dia menatap Mina dengan buas.

"Kita pasti dapat menyingkirkannya".


🦅🦅🦅

Udah banyak yang mati nih.

Wuhuuuuu🥳🥳

Canda. Aku sayang mereka kok.

Asli, aku sebenarnya gak tega kill off character. Tapi mau gimana lagi kalau alur ceritanya harus gini?

Ok! On to the next!



The Feasting [97 Idol+THG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang