D-5 (Final Brawl)

76 7 3
                                    

Dokyeom terbangun kala suara meriam membahana.

Satu orang telah tiada.

Dia melirik ke samping. Dimana tubuh ringkuh tinggi Kim Mingyu tertidur tak nyaman di lantai kayu panggung.

"Hey, bangun! Kita tidak punya banyak waktu" dia mengambil sebotol cairan sianida. Yang dihari sebelumnya dipakai untuk meracuni genangan dan tanpa sadar membunuh Rosé.

Mingyu dengan linglung mengerjap. Dia menoleh ke kiri dan kanan.

"Salah satu dari mereka sudah mati! Ayo balaskan dendam Minghao!"

Mingyu yang masih setengah sadar ingin protes bahwa Minghao tidak perlu membalaskan dendam ke para pemain. Melainkan ke pembuat permainan.

"Siapa?" Tanyanya ke lelaki yang dulunya seseorang yang ceria. A ball of sunshine. Kini, sifat itu telah memudar total dari diri Dokyeom.

Dokyeom memutar bola mata.

"Mana kutahu. Yang penting, kita hanya harus menghabisi dia yang tersisa" ajaknya sambil menarik tangan Mingyu dari panggung Cornucopia.

Mingyu dengan malas mengikuti.

🦅🦅🦅

Miyeon berdoa.

Dia membaringkan jasad Mina di depan pintu terowongan bagian barat. Menutupinya dengan layak menggunakan jaket mereka berdua.

"Maaf karena kau harus pergi duluan" ucapnya sedih.

Dia murka.

Dia marah.

Dia ingin menyiksa Hwa Min dan semua yang terlibat dalam pembuatan acara ini. Menarik jari jemari mereka satu per satu. Lalu memanggang mereka di atas tungku api membara.

Dia sangat berharap kalau dialah yang mati. Bukanlah Mina. Akan tetapi takdir berkata lain.

Flashback

"Bagaimana? Yang hidup, maka balaskan dendam yang mati"

Miyeon dan Mina terkekeh bersamaan.

"Sepertinya kita sudah banyak membawa hutang pembalasan dendam teman teman kita" gurau Mina.

Miyeon tersenyum. Lalu memasukkan serbuk racun tikus ke salah satu dari dua botol yang mereka sediakan untuk bunuh diri.

Lalu, Mina memasukkan dua botol tersebut ke dalam tas serut lebar. Memungkinkan botol untuk teracak.

Saat mereka dengan asal memilih botol, Miyeon sedikit ragu.

"Apakah kau siap?" Tanya Mina. Miyeon menggeleng.

"Aku takut" ungkapnya.

Mina memberinya senyuman antusias. Lalu mengelus pundak Miyeon diseberangnya yang duduk.

"Kita lalui bersama"

Mereka kompak mengangguk sambil membuka tutup botol.

"Dalam hitungan tiga"

"Satu"

"Dua"

"Tiga"

The Feasting [97 Idol+THG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang