Hujan lebat mengguyur arena hari itu.
Mayat di Cornucopia telah diamankan oleh Jiho yang kebetulan menemukannya tadi subuh saat sedang mengecek persediaan Cornucopia.
Kini, Jiho tengah membenarkan posisi Bangchan sedemikian rupa walaupun setengah badannya sudah menghitam dan tak berbentuk. Kaki kirinya terlempar beberapa puluh meter dari tempat dia menghembuskan nafas terakhir. Jadi, mau tak mau Jiho harus mengambil kaki Bangchan dan meletakkannya di tempat semula meskipun tak dapat disambung lagi.
Karena sudah tak tahan dengan bau mayat dicampuri petrikor, Jiho merebut kain bekas mayat Saerom dari depan dinding Cornucopia dan membawanya ke Bangchan.
Kain tersebut sudah basah terkena hujan. Setengah darinya kaku karena darah merembes dari mulut keracunan Saerom waktu itu.
Setelah menutup mata Bangchan, Jiho memastikan agar mayatnya ditutup rapi oleh kafan bendera.
Kini, lelaki tersebut tertidur tenang di tengah tengah teduhnya Cornucopia. Jiho duduk disamping badan tak bernyawanya sambil memegangi lutut memandangi hujan.
"Alangkah tenangnya dunia jika permainan ini tak terjadi" gumamnya ke diri sendiri. Namun, setengah hatinya berharap bahwa Bangchan dapat mendengarnya seraya membalas dengan ucapan positif.
Jiho terkekeh dengan sendirinya. Aneh bahwa dirinya menganggap bangkai temannya itu akan menjawabnya.
"Andaikan June disini. Pasti aku akan merasa terhibur"
🦅🦅🦅
Lisa melengos pergi.
Tugasnya hanya satu. Membunuh.
Dan targetnya adalah Yubin.
Kenapa? Karena Jaehyun sudah mengintai dan mendapatkan informasi bahwa Binnie lah yang merampas hampir seluruh bekal dari Cornucopia. Entah kemana dia membawanya, Lisa tidak tahu pasti.
Dia berjalan pelan di dalam terowongan yang becek. Akibat langit langit yang bocor tak terurus.
Hujan diluar masih turun dengan deras dari tadi pagi.
Sampai Lisa menghampiri ruangan kafeteria terbengkalai.
Dia mendorong pintu kaca dari luar, merasakan perbedaan udara lembap diluar dan angin hangat didalam.
Lisa memasuki ruangan sambil menyediakan pedang berbilah duanya.
Ruangan gelap tersebut sangatlah berbau makanan basi. Entah apa saja yang orang orang tinggalkan disana sebelum mereka diusir sebelum tempat ini dijadikan arena mematikan.
Di pojok kiri, kusen lebar tak berpintu terbuka ke terowongan lain. Lisa berjalan kesana. Semakin dia masuk, semakin yakin bahwa adanya orang lain didalam sana.
Benar saja. Di pintu kanannya menuju dapur, ada sedikit kilatan cahaya oranye dari celah dibawah pintu.
Tanpa aba aba, Lisa membuka pintu dengan kuat sambil menopang pedang.
Tidak ada siapa siapa di dalam dapur.
Namun, ada yang janggal di dapur tersebut.
Beberapa meja putih telah diletakkan dan disusun di satu pojok ruangan. Bunga bunga palsu yang biasanya Lisa lihat di lobby telah dipindahkan ke sini dan disusun indah. Lilin lilin menghiasi meja dan bunga bunga, menghasilkan cahaya redup oranye yang tadi Lisa lihat dari celah pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Feasting [97 Idol+THG]
FanfictionDunia Idol berubah drastis kala Skandal besar Agensi Hiburan meruak keluar ke publik. Dan satu satunya cara untuk mengembalikan nama besar mereka hanya satu. Pembunuhan Massal. [SEDANG DALAM TAHAP REVISI] BonChap Coming Soon! WARNING!!: -Bloodbath...