Jangan lupa vote
spam comment.
Selamat membaca.Bertemu Nathan.
---
Mereka masuk ke dalam restoran, Cala hanya diam mengikuti.
"Woi! makin ganteng aja bro." ucap Faiz tertawa sambil menepuk punggung pria tersebut membuat Cala menaikan alis nya sebelah.
"Berisik, diem lo." ucap Nathan kesal, membuat Cala terkejut. Jantung nya berdegup kencang.
"Yee sensi."
"Dari tadi lo?" tanya Diko menarik kursi.
"Iyalah! lama betul lo pada." ucap Nathan, Cala hanya diam dan duduk di samping Diko.
Canggung? tentu. Namun bagi ke 3 pria dewasa itu tidak, mereka mengobrol, tertawa ringan, sambil menunggu pesanan datang.
Cala menangkup ke dua pipi nya menggunakan tangan nya menatap bergantian ke arah Fiko, Nathan, Faiz dan Diko.
Moza menyenggol lengan Cala membuat Vio menoleh. "Humm?"
"Diem aja, ngomong kali." ucap Moza.
"Mau ngomong apa ya? nggak tau, adek bingung." celetuk Cala membuat Nathan menoleh lalu tersenyum menatap Cala.
"Permisi.. silakan dinikmati.." ucap pelayan membawakan makanan.
Cala tersenyum lebar, "Terimakasih."
"Sama sama." ucap pelayan tersebut lalu pergi.
"Asik asik makan." ucap Cala berjoget senang.
"Itu apa Kuya?" tanya Cala mengerjapkan matanya menatap Faiz.
"Udang, adek gak boleh makan udang, alergi." Sahut Faiz memakan makanan nya membuat Cala cemberut kesal.
"Padahal aku mau coba." ucap Cala memakan spaghetti nya dengan kesal.
"Makanan enak kok alergi, dasar gembul!" ucap Moza bangkit mengambil jepitan, lalu menjepit rambut Cala yang terurai.
"Ya aku ngga tau, jangan salahin aku dong salahin tuh udang nya." cibir Cala.
"Apa salah udang nya coba, gak salah apa apa juga masa di salahin." sahut Fiko.
"Kuya diem aja jangan ikut ikutan, Kuya berisik banget kaya mak mak." celetuk Cala membuat Fiko terkekeh mendengar nya.
"Dah diem gembul, makan." ucap Moza membuat Cala mengangguk, mengancungkan jempol nya.
Mereka makan dengan tenang, sambil sesekali mengobrol. Cala menatap ke arah piring nya, makanan nya sudah habis. Ia melirik kearah Diko yang asik makan, Cala menarik ujung baju Diko membuat Diko menoleh.
"Kenapa?" tanya Diko mengusap ujung bibir Cala yang terdapat saus.
"Itu punya siapa?" tanya Cala dengan suara kecil, menunjuk ke arah burger yang menggoda.
"Punya Nathan, minta lah kalau berani." ucap Diko usil.
Cala menggeleng lalu memeluk pinggang Diko menyandarkan kepalanya di bahu Diko. Ia masih lapar.
"Pesen lagi sana kalo masih laper, kayak Faiz tuh ayam, udang, semua nya dimakan sama dia." ucap Fiko menggeleng menatap ke arah Faiz.
"Ya memang Kuya yang satu itu seperti sapi, apa aja di makan." ucap Cala asal membuat mereka tertawa mendengar nya.
Faiz membulatkan matanya mendengar ucapan Faiz, "Sembarangan kamu gembul." bantah Faiz, Cala memutar bola matanya malas.
"Aku mau itu!" rengek Cala menarik narik baju Diko.
"Minta ya? boleh? untuk aku aja ya burger nya aku masih laper, perut aku bunyi bunyi nih." ucap Cala dengan wajah melas nya menatap ke arah Nathan.
Nathan mengangguk menggeser piring berisikan Burger tersebut kearah Cala membuat Cala senang, "Beneran untuk aku nih? hihihi terimakasih ya." ucap Cala mengambil burger nya namun Moza menarik piring tersebut.
"Dih apaan, ini untuk kakak." ucap Moza santai membuat Cala menatap kearah Nathan, Nathan hanya menaikan alis nya sebelah.
"Kuya.." adu Cala kepada Diko dengan mata berkaca-kaca.
"Adudu kasian nya.. cup cup cup." ledek Moza tertawa.
"Kakak." ucap Diko membuat Moza tertawa puas.
"Bercanda, nih nih makan nih!" ucap Moza.
"Jail banget jadi orang, kaya Abang Faiz." ucap Cala langsung mengambil burger nya dan melahap nya dengan rakus.
"Gue lagi! padahal gue mah lagi makan nih Astagfirullah." ucap Faiz sambil mengelus dada nya.
Nathan menunduk, lalu tersenyum kecil melihat tingkah Cala yang menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Violet [END]
Teen Fiction[LENGKAP] Cerita ini menceritakan tentang seorang gadis yang hidup dalam keadaan sederhana bertemu dengan seorang wanita berparuh baya yang bisa di bilang kehidupan nya serba tercukupi. Bertemu dengan wanita berparuh baya ini menimbulkan dampak yang...