Seokjin berada di dapur bersama Tae-hee. Seokjin membantunya membuat kue setelah tadi Tae-hee menceritakan bahwa ia sangat kesepian di rumah sendiri di tambah kedua anaknya selalu pergi bersama temannya, memang tidak salah jika anaknya pergi untuk sekedar nongkrong daripada mereka harus berdiam diri di rumah. Saat sedang asik membuat kue Tae-hee bertanya pada seokjin.
"Pasti orang tuamu bangga kepadamu karena seokjin pandai memasak terlebih membuat kue seperti ini."
Seokjin yang mengingat kejadian tadi siang membuat nya ingin menangis namun seokjin bisa menahannya karena seokjin tidak ingin tae-hee mengetahui bagaimana kehidupan nya yang sebenarnya. Sebagai jawaban seokjin hanya menganggukan kepalanya tanpa mau membalas dengan kata, karena seokjin takut saat menjawab tae-hee mendengar suara gemetar menahan tangisnya. Seorang wanita cantik berjalan menuruni tangga.
Tadi siang yang menemukan seokjin pingsan di komplek dekat rumahnya tanpa basa basi boyoung membawa seokjin dengan bantuan pak sopir ke rumah nya.
Setibanya boyoung di dapur ia duduk di meja makan dan sedikit memberikan tanggapan kepada keduanya dan sepertinya itu membuat keduanya kaget hingga menoleh ke arah sumber suara. Dan sesuai dugaan sudah di pastikan bahwa seokjin pasti akan kaget mendapati dirinya disini.
"Kenapa kau ada disini?" Tanya seokjin.
"Mau main ke rumah halmonie saja sih," jawab dari boyoung membuat seokjin melongo karena semenjak dari tadi dirinya disini tidak melihat nenek nenek ataupun orang yang lebih tua dari Tae-hee.
"Bwhaaaaaaaaaa kau lucu sekali seokjin! Tidak mungkin kan aku mau ke rumah halmonie, ini rumahku. Keren bukan rumah ku?!!" Jawab boyoung dengan nada sombong. Seokjin menoleh ke arah Tae-hee seolah meminta jawaban dan di sebelah seokjin Tae-hee hanya membalas dengan anggukan saja.
"Tadi aku menemukanmu di perumahan sebelah. Aku mengira itu apa ya, kenapa berbaring di jalan, jangan jangan lagi cosplay jadi polisi tidur atau apa, saat aku dekati ternyata kau pingsan. Karena itu kau kalau tidak di tolong nanti malah dosa apalagi aku mengenalmu, mau aku tolong tapi takut merepotkan. Ya sudah terpaksa aku bawa pulang, siapa tahu bisa jadi bermanfaat di rumah besar ini." Jelas boyoung panjang.
Tanpa mereka sadari ternyata mereka sudah sekitar 10 menitan mengobrol dan kuenya pun sudah matang sempurna ketika ketiganya kini sedang menikmati enaknya kue. Tiba tiba dari arah pintu depan terdengar suara ribut lebih tepatnya suara teriakan tidak jelas.
Dan yang datang ternyata sosok yang tidak kalah cantiknya dari boyoung dia adalah Sunmi.
"MAAMAAAA MAAM-!" Sunmi tertegun karena ada orang lain di rumah nya dan itu sangat membuat dirinya malu pasalnya dia diakui sebagai perempuan kalem sudahlah begitu malu dirinya saat ini juga.
"Kebiasaan kamu ya Sunmi teriak teriak setiap pulang, kamu kira rumah ini hutan?" Ucap Tae-hee kesal.
"Nee Mama, aku minta maaf soalnya tadi Sunmi teriak itu dari luar tercium sekali ada wangi kue Mam, Ya sudah Sunmi teriak kan secara tidak langsung kalau Sunmi teriak kegiatan makan Mama terhenti semisal kuenya tinggal satu kan tidak jadi Mama makan," itulah alasan Sunmi katakan pada Tae-hee agar dirinya tidak diomeli oleh mamanya.
"Masi banyak juga itu kuenya sayang," jawab Tae-hee.
Dari apa yang ditawarkan Tae-hee tadi, seokjin berpikir sejenak, raut wajahnya terlihat sendu. Jika seokjin menginap maka seokjin merasa tidak enak terlebih semua penghuni rumah ini sangat baik dengan nya. Dan justru itu yang membuat diri seokjin semakin tidak enak karena telah merepotkan dan jika ia harus pulang seokjin sangat malas ketika harus melihat pertengkaran kedua orangtuanya. Kalau untuk ke apartemennya seperti nya tidak mungkin apalagi ke rumah namjoon. Seolah mengerti dengan kekhawatiran seokjin, Tae-hee tersenyum.
"Kamu tidak perlu merasa direpotkan sayang, mama malah senang kalau kamu mau menginap."
"Makasih imo eh mama maksudnya hehehe," Tae-hee mengangguk pelan lalu kembali tersenyum.
"Lebih baik sekarang kamu mandi sayang, sudah sore loh tidak usah khawatir. Di lemari sudah ada baju santai kok, tadi sudah mama pesan dari toko langganan mama." Tae-hee mengerti dengan apa yang sedang di pikiran oleh namja tampan ini.
"Makasih banyak mama, seharusnya mama tidak perlu repot-repot karena aku sudah bawa baju kok."
"Tidak apa apa jinnie, justru mama tidak merasa direpotkan dan malah senang berasa punya anak laki laki." Ucap tae-hee.
"Ya sudah, jinnie mandi ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Daijōbu
FanfictionJika aku tidak pandai mengambil hatinya, Setidaknya aku pandai dalam menutup luka.