Park Ji Min

203 22 6
                                    

Sebuah mobil kini memasuki perumahan yang terbilang mewah. Yang mempunyai rumah di perumahan itu bisa dikatakan dari kalangan konglomerat semua.

"Bukannya ini kawasan perumahan mewah ya, seokjin ah?" Tanya Jimin pada seokjin yang sedang fokus mengendarai mobil.

"Sudah tahu malah tanya. Kau aneh sekali, bantet."

Mobil seokjin berhenti tepat di depan gerbang yang menjulang tinggi. Disana terlihat Kang ahjussi yang berlari untuk membukakan gerbang karena majikannya sudah pulang.

"Wahh keren sekali rumahmu, sekarang jauh lebih besar dari yang dulu." Celoteh Jimin.

"Kau aneh, padahal rumah mu juga tidak jauh berbeda dengan ku, Jiminie."

"Kenapa kau bisa tahu? Kau pasti cenayang, kan?" Tanya jimin sambil melirik seokjin dengan tatapan selidik.

"Song Seok Jin, gituu loh."

Untuk pertama kalinya seokjin membawa orang lain ke rumah nya. Pasalnya setelah ia kembali dari rumah neneknya, Seokjin belum pernah sama sekali mengajak orang lain untuk berkunjung. Jimin adalah orang pertama yang datang ke rumah nya.

"ANNYEONG, PARK JIMIN YANG CUTE LOVELY AND SEKSI INI DATANG!" Teriak Jimin ketika melangkahkan kakinya ke dalam rumah.

Heo ahjumma yang sedang memasak di dapur tersentak kaget karena mendengar suara teriakan dari arah luar. Heo ahjumma segera menghampiri asal suara tersebut.

"Eoh! Ini Heo ahjumma kan?" Tanya Jimin kepada wanita paruh baya yang baru saja berjalan ke arah dapur.

"Nee Tuan, ini saya."

"Wahhh~ masih cantik saja ahjumma. Ahjumma kerja di rumah nya seokjin nya sendirian atau ada teman nya ahjumma?"

"Sendiri saja Tuan.  Ya sudah ahjumma ke dapur dulu nee. Nanti kalau butuh sesuatu panggil ahjumma saja ya Tuan Jimin."

"Nee ahjumma."

Sekarang mereka berdua sedang menonton film drama Korea di kamar seokjin.

"Kenapa dari tadi aku tidak melihat Song imo ya, seokjin ah?"

"Mereka ada tugas di luar negeri untuk beberapa bulan ke depan."

Tadi sebelum jimin naik ke kamar nya seokjin, ia melihat foto keluarga yang menempel di dinding. Karena jimin merasa penasaran, jimin lebih baik bertanya langsung pada seokjin saja.

Seokjin mengernyitkan dahinya ketika mendengar penjelasan dari Jimin, dan akhirnya seokjin menceritakan tentang sosok pria yang mirip dengan nya itu.

"Nee, itu jungkook. Hyung ku. Dari kecil memang kita tidak pernah sama sama sampai sekolah saja kita harus di pisah. Jadinya ya seperti itu, banyak dari mereka tidak tahu kalau kita mempunyai saudara bahkan mirip." Jelas seokjin.

"Ohh aku baru sadar, seokjin ah. Jadi selama ini kau menyembunyikan kepintaran mu karena ini?"

"Mungkin saja..."

"Setiap orang mempunyai masalah nya masing-masing. Jadi, kau harus sabar saja dan mungkin semua yang dilakukan oleh orang tuamu itu ada maksud tersendiri." Jimin terdiam sejenak karena ia kagum dengan seokjin. Ternyata selama ini banyak beban yang di pikul nya namun seokjin masih saja bisa tetap tersenyum.

"Gomawo jiminie, kau memang sahabat terbaikku."

"Ishhh tidak usah dramatis yaa, nanti aku malah menangis seokjin ah." Jawab jimin sambil mengusap air matanya.

"Jiminie saja yang cengeng."

"Sok, kau pun juga cengeng." Kesal Jimin.

"Kalau ada masalah kau bisa cerita dengan ku, eh sebentar tapi kau tidak ada niatan untuk mengakhiri hidup kan seokjin ah? Mmm bunuh diri mungkin?" Pertanyaan konyol itu berhasil lolos dari bibir seksi Jimin.

DaijōbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang