Osore

204 20 6
                                    

Hari sudah larut malam, jam sudah menunjukkan pukul 8 malam dan seokjin baru pulang dari luar. Keadaan di rumah cukup kondusif tanpa ada keributan lagi, seokjin melihat kedua orangtuanya sedang duduk di ruang keluarga.

 Keadaan di rumah cukup kondusif tanpa ada keributan lagi, seokjin melihat kedua orangtuanya sedang duduk di ruang keluarga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketiak seokjin melewati kedua orang tuanya, Seokjin berhenti karena ditahan oleh kedua orangtuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ketiak seokjin melewati kedua orang tuanya, Seokjin berhenti karena ditahan oleh kedua orangtuanya.

"Ohh...,baru pulang, Appa kira kau sudah lupa rumah, seokjin !!" Ucap Joongki dengan tegas.

"Maaf appa, aku habis dari rumah Namjoon Hyung,"

"Baiklah, sesuai ucapan appa kemarin bahwa eomma dan appa akan menenangkan diri masing masing di tempat tugas kami. Appa ada proyek di California, eomma mu di Sydney. Jadi kami memberikan pilihan kepada mu, kau mau ikut eomma atau appa?" Tawar Joongki kepada seokjin. Ucapan Joongki membuat air mata seokjin turun tanpa perintah.

"Haruskah aku memilih salah satu dari eomma dan appa? Kenapa kalian tidak menyelesaikan masalah dengan kepala dingin, kenapa aku harus memilih sedangkan kookie hyung saja tidak harus memilih? Apa ini hanya trik kalian saja karena kalian tidak ingin aku ikut salah satu dari kalian jadi kalian memberikan pilihan kepadaku?! Apa karena aku tidak bisa memilih salah satu dari kalian dan berpikir bahwa aku pasti tidak akan memilih keduanya?!! Baiklah!!! Kalau begitu keinginan kalian terkabul kan, aku tidak akan ikut salah satu dari kalian!!!"

Rasanya sangat sakit, seokjin ingin sekali berteriak sekeras-kerasnya dan memilih meninggalkan kedua orang tua itu menuju kamar nya. Seokjin membuka pintu kamarnya lalu menutup pintu kamarnya dengan keras. Seokjin merosotkan tubuh nya sambil memeluk lututnya.

"Tuhan, Jinnie lelah... Jika jinnie memang tidak diperbolehkan untuk bahagia, biar lah jinnie menghilang. Jinnie ingin diperhatikan, apa dengan harus mati dulu baru aku merasa diperhatikan?"

Yang lebih membuat hati seokjin sakit adalah, saat melihat kedua orang tuanya benar benar pergi. Bahkan mereka tidak berpamitan dengan dirinya, tidak membujuk dirinya terlebih dahulu. Apakah memang dirinya tidak diharapkan? Pergi begitu saja tanpa berpamitan padanya?

Sungguh ini adalah kekecewaan paling dalam yang seokjin rasakan kepada kedua orang tuanya. Kaki seokjin bergetar lemas lalu kembali terduduk di balkon dengan air mata yang tidak bisa terbendung.

DaijōbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang