Shikkan

232 22 4
                                    

Pecahan kaca yang sudah sempat di pegang seokjin itu pun sudah tepat berada di pergelangan tangan seketika terjatuh ke bawah karena seokjin pingsan.

Ternyata semalaman dirinya tertidur di lantai dengan kondisi yang masih berantakan, ketika ia terbangun lantas beranjak menuju ke arah jendela lalu di bukannya gorden yang menjadi penutup kaca, ternyata di luar matahari sudah cukup terik.

Karena matanya masih terlihat sembab, bisa di pastikan nanti ketika dirinya turun ke bawah untuk menemui Tae-hee, Sunmi dan Boyoung mungkin mereka akan mencurigai dan mengkhawatirkan nya karena itu seokjin memutuskan terlebih dahulu menggunakan masker mata supaya bekas sembab itu hilang.

Berhubung hari ini adalah hari libur, seokjin memutuskan untuk pulang saja. Padahal semalam sebelum appanya menelpon, sahabat nya mengajak seokjin untuk jalan jalan, tetapi ia lebih memilih menyelesaikan pekerjaan nya karena semua berkas berkas nya ada di rumah sudah menumpuk dan harus segera di selesaikan.

Lagipula jika dirinya tidak pulang kemungkinan appanya akan tambah murka kepadanya.

Setelah beberapa menit sembab nya sudah menghilang ia memutuskan untuk mandi lalu turun ke bawah.

Seokjin yang melihat Tae-hee sedang membuat sarapan di dapur lalu menghampirinya untuk membantu.

"Mianhae mama aku baru bangun, sini aku bantu," ucap seokjin.

Semua makanan sudah terhidang di meja dan kini hanya fokus menikmati tanpa ada pembicaraan di dalamnya. Setelah selesai makan barulah seokjin menyampaikan kepada semuanya bahwa dirinya hari ini memutuskan untuk pulang ke rumah dengan alasan appa dan eommanya menyuruh untuk cepat cepat pulang. Alasan seokjin itu di rasa Tae-hee memang wajar jika orang tua mencari anaknya apalagi semalaman tidak pulang. Jadi Tae-hee hanya mengangguk sebagai isyarat mengiyakan.

Setelah selesai seokjin membantu Tae-hee mencuci piring, seokjin segera merapikan bajunya untuk dibawa pulang. Kemudian turun ke bawah untuk berpamitan terlebih dahulu sebelum pulang.

"Mama, aku pulang dulu ya, terima kasih banyak karena sudah menganggapku seperti anak mama sendiri. Kapan kapan aku boleh kesini lagi mama?" Tanya seokjin sambil memeluk Tae-hee erat dan dibalas Tae-hee tak kalah erat juga sambil mengecup kening nya seokjin.

"Apakah seperti ini pelukan dari seorang eomma?" Batin seokjin yang bahkan lupa bagaimana rasanya pelukan dari seorang ibu.

"Kenapa menangis sayang, jinnie boleh kok kapan saja main ke sini. Pintu rumah mama akan selalu terbuka untuk mu sayang." Jawab Tae-hee.

"Gomawoo mama,"

"Jinnie pulang naik apa sayang?" Tanya Tae-hee, setelah ia menanyakan kepada seokjin, Tae-hee lantas memanggil sopir nya untuk mengantar seokjin pulang.

"Tidak usah mama, aku sudah di jemput sopirnya appa sebentar lagi juga sampai." Ucap seokjin.

"Lagi dan lagi aku harus berbohong. Maafkan aku ya mama,"

Sebenarnya seokjin pulang dengan mobilnya sendiri karena tadi sebelum turun ke bawah seokjin meminta bodyguard keluarga nya untuk mengirimkan mobil nya ke alamat yang sudah di beritahukan. Masih beruntung ponselnya yang satu lagi tidak ia banting tadi malam.

💜💜💜💜💜💜💜

Seokjin melangkahkan kakinya dan semua terlihat sepi. Mungkin kedua orangtuanya sedang berada di kantor.

"Apakah eomma dan appa sudah baikan?"  Pikir Seokjin.

Seokjin tidak ingin memikirkan hal-hal yang akan membuat hatinya sakit lagi. Sebelum menaiki tangga terlebih dahulu di sapa oleh ahjumma yang sedang mencuci piring.

DaijōbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang