Seokjin berjalan menyusuri taman sendiri tanpa Jimin yang biasanya menemani nya. Karena saking asiknya berjalan tanpa sadar ia terjatuh karena tersandung, Untung tidak ada orang.
"Siapa yang meletakkan batu disini kurang kerjaan sekali," gumam seokjin sambil melampiaskan kekesalannya dengan menendang kerikil itu ke sembarangan tempat hingga terlempar jauh.
"Akhh!"
"Yaa! Siapa yang nendang batu ke kepala ku, sakit tauuu!!!" Teriaknya seseorang itu. Seokjin yang mendengar itu langsung bersembunyi namun naas seokjin malah menginjak kaleng minuman, seseorang yang mendengar tersebut langsung mendekati seokjin. Seokjin langsung bersembunyi.
"Yaaa, siapa yang nendang tadi?!! Kalau tidak berani ehh salah kalau berani keluar kau?!" Ucap boyoung dengan suara cempreng.
"Meongg~~,"
"Ahhh kucing ternyata..." Ucap boyoung, Baru kemudian tersadar tidak mungkin kucing bisa menyebut dirinya sendiri kucing.
"Yaa, kau mau menjahili aku ya, ehh..
sebentar kenapa tadi mirip suara namja, ya?" Ucapnya, ia tidak sempat melihat wajah pelaku yang menendang batu tadi.Seokjin berlari sekuat tenaga, seumur umur ia tidak pernah mengeluh tentang kakinya ini.Tapi sekarang rasanya berbeda kenapa kakinya begitu berat rasanya? Sampai sampai ia kesusahan untuk berlari.
"Aigoo, bagaimana ini bisa bisa aku tertangkap olehnya." Ucap seokjin dengan nafas yang tersengal sengal.
"Yaaa, jangan kabur kau! Berani nya sama yeoja, yaa!!" Teriak boyoung, langkah kakinya semakin cepat.
"Ohh!" Seokjin berlari tanpa melihat ke belakang dan seperti nya perempuan itu tidak menyerah untuk mengejar nya. Tiba tiba di depan seokjin ada dua orang security yang tengah membawa papan tulis bekas dari sebuah ruangan tidak terpakai yang membuat boyoung kehilangan jejak pria yang melarikan diri tadi.
"Jangan di lihat lihat saja dong, orang lagi kerja ini." Omel salah satu security itu pada boyoung.
"Samchon yang seharusnya lihat lihat, kenapa mendadak disini kayak tidak ada kerjaan saja. Itu di depan dijaga samchon, nanti ada maling masuk ke sekolah, gajinya bisa di potong." Jawab boyoung dengan savage.
"Banyak security kalau kau lupa, ya." Ucap security itu dengan ketus.
"Karena samchon, namja itu bisa kabur."
"BUCIN!!" Teriak kedua security itu.
"Ihhh samchon sok tahu, kayak samchon tidak pernah saja pas waktu muda dulu." Ucap boyoung ketus.
"Lebih baik kita tinggalkan saja yeoja menyebalkan ini, ini papan lama lama berat juga." Ajak salah satu security pada temannya.
"Kebanyakan dosa samchon sih, makanya berat hahaha..." Ujar boyoung sambil tertawa.
Daripada berlama lama menghadapi dua security yang kelewatan pintar ini lebih baik dia pergi saja.
"Aigoo, kemana lagi larinya namja itu. Lari nya seperti atlit lari saja." Gerutu boyoung yang entah kenapa nalurinya mengatakan harus menemukan pria yang menimpuk kepalanya tadi. Sungguh kepalanya jadi benjol karena ulah pria itu.
Karena dari tadi dia tidak menemukan pria yang menimpuk nya tadi ia memilih duduk terlebih dahulu di bangku taman, menetralkan nafasnya yang tersengal-sengal.
Di balik pohon terlihat seokjin yang sedang gugup, bagaimana jika dirinya di tangkap oleh boyoung yang tadi terlihat sangat menyeramkan dimatanya. Sungguh dia lebih menyeramkan saat marah daripada ibunya. Setelah itu melihat situasi dikanan dan di kirinya tidak ada siapa siapa, seokjin langsung berjalan menjauh dari balik pohon itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daijōbu
FanficJika aku tidak pandai mengambil hatinya, Setidaknya aku pandai dalam menutup luka.