Di pagi yang cerah ini seokjin sudah siap untuk pergi ke sekolah. Tiba tiba terdengar notifikasi di pesan dari ponselnya.
Boyoung
Aku jemput ya? Takut nya nanti kau masih pusing.
Seokjin
Tidak usah, aku masih bisa bawa mobil sendiri.
Boyoung
Jangan bandel deh, nurut aja kenapa sih.
Seokjin
Kenapa sih? Kenapa menawarkan ujung ujungnya kalau maksa juga.
Ternyata benar saja di bawah terdengar suara mesin mobil memasuki halaman rumah nya. Dengan cepat seokjin turun ke bawah untuk memastikan siapa yang datang ke rumah nya.
"Nah, benar itu yeoja sudah sampai," ucap seokjin di depan pintu.
"Ahjumma, aku berangkat dulu ya!" Pamit seokjin pada Heo ahjumma.
"Kau tidak asik, seokjin ah. Orang lain kalau yeoja ke rumah saat pagi seperti ini ditawari sarapan dulu atau minuman dulu kek apa bagaimana begitu, ehh kau mah berbeda dari beberapa namja yang aku temui. Aku baru saja sampai sudah di ajak berangkat. Baru saja aku mau turun dari mobil." Cerocos boyoung karena kesal dengan seokjin yang tidak peka.
"Pelan pelan bawa nya boyoung ah! Aku belum ingin mati!" Teriak seokjin di samping boyoung dengan keras supaya wanita itu mendengarkan apa yang ia katakan.
Akhirnya boyoung mengurangi kecepatan mobilnya sampai membuat seokjin tidak sadar mereka sudah sampai di depan gerbang sekolah mereka.
"Kau tidak turun?" Tanya boyoung yang membuat seokjin terkejut. Dan perlahan seokjin turun dari mobil.
"Gomawo." Ucap seokjin.
"Nee cheonma chingu."
Ketika seokjin berjalan sambil bersenandung ria tiba tiba saja ada tangan yang memukul bahunya. Siapa lagi kalau bukan Jimin.
"Seokjin ah, kau tidak membawa mobil, waeyo? Apa kau sudah bangkrut, kah? Atau kau berangkat bersama siapa begitu?" Tanya jimin yang baru saja datang dan ia tidak melihat keberadaan mobil seokjin yang biasanya terparkir di tempat biasa.
"Jimin kepo deh jadi orang." Ucap seokjin.
"Nah, yang seperti ini, kau jahat sekali seokjin ah. Jimin yang tampan dan seksi ini sedih, tau tidak?" Decak jimin sedikit dramatis, untung saja di koridor belum ramai.
"Ingin muntah aku, plastik mana plastik." Ucap seokjin sambil memperlihatkan raut wajah mual nya.
"Jiminie tabok nih." Gertak jimin namun lebih terkesan menawarkan.
"Kenapa berangkat pagi seokjin ah, kemarin kau juga tidak berangkat, kemana kau hm?" Tanya Jimin sambil menatap horor ke arah seokjin.
"Kemarin kepalaku sakit jiminie, karena itu aku tidak masuk sekolah."
"Tapi kok sekarang masuk, nanti kalau kau sakit lagi bagaimana, jinnie?" Tanya jimin panik.
"Aku baik baik saja Jiminie, jadi santai saja ya. Kemarin itu aku lupa makan malam karena itu kepala ku jadi pusing." Jelas seokjin pada Jimin.
Di dalam kelas ternyata sudah ramai dan banyak pertanyaan yang menghantui diri seokjin karena kemarin dirinya tidak masuk. Bahkan teman temannya seokjin peduli dengan seokjin tapi kenapa ibu dan ayah nya sampai sekarang belum menghubungi nya sama sekali.
"Wihhh, seokjin sudah masuk!"
"Kemana saja kau, jin ah?!"
"Yaa, seokjin! Kemana saja kau kemarin, apa kau molor?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Daijōbu
FanfictionJika aku tidak pandai mengambil hatinya, Setidaknya aku pandai dalam menutup luka.