Jantung Guinnever berdetak kencang, dia tak tau harus berbuat apa lagi, Silvanna, wanita itu sudah tak bernyawa lagi, jantung nya tak berdetak, tangan nya dingin, denyut nadi nya tak terasa lagi.
"TIDAK! TIDAK! AGH! SILVANNA! KU MOHON!" Isak nya dengan teriakan.
Brak!
"Disini kalian wanita sialan!"
Dor!
Peluru itu melesat mengenai kepala Guinnever, dia terjatuh menatap wajah Silvanna di atas nya. Bahkan saat mati pun dia tetap cantik.
"Su --- sudah ku --- bilang, k kau mati, aku juga ma --- mati."
Dugh!
Dia tergeletak dengan darah yang mengucur dari kepala nya. Kini mereka berdua sudah tak bernyawa. Dua orang wanita dari keluarga yang sama, mati di hari yang sama, pada saat salju pertama.
Dor!
"SILVANNA!"
Terlihat Granger yang melepaskan sebuah peluru kearah pria yang membunuh Guinnever dan Silvanna itu, dengan segera pria itu berlari kearah Silvanna, namun naas, wanita itu sudah tak bernyawa.
"Silvanna, tidak! Tidak! Silvanna sadar lah!" Teriak nya sambil mengangkat tubuh wanita yang paling ia cintai itu.
Air mata nya jatuh untuk seorang yang ia cintai, yang membuat dia jatuh hati, untuk wanita pertama yang memiliki hubungan cinta dengan nya.
Mata nya memerah, marah, sedih, semua bercampur aduk. Kenapa harus di saat seperti ini, bahkan anak mereka masih kecil, kenapa Silvanna harus meninggalkan nya.
"Silvanna, kau berjanji agar putri kita tetap merasakan kasih sayang kedua orangtua nya bukan? Kenapa kau ingkari?! Bukan kah kata mu, kau tak ingin dia merasakan hal yang sama?! Kenapa?!" Teriak Granger lagi.
Namun itu semua rasa nya sia sia, tak akan ada sahutan sekalipun dari wanita itu. Tubuh nya begitu dingin, pucat, seperti putri salju, namun beda nya putri salju akan bangun dengan sebuah kecupan, sedangkan Silvanna tak akan bangun lagi.
Hati Granger hancur berkeping keping melihat wanita nya dengan keadaan seperti itu, perut yang mengeluarkan darah, tubuh dingin, bahkan lebih dingin dari salju yang sekarang Granger pijak.
"Aku mencintaimu, benar benar mencintai mu, berkas itu sudah ku serahkan sesuai perkataan mu, ku mohon, bangun lah," gumam nya dengan mata yang sudah mengeluarkan air mata.
Tubuh Silvanna di taruh di atas brankar, namun Granger tak bisa pergi ikut bersama mereka menuju rumah sakit karena dia masih harus menyelesaikan masalah disini.
Pria itu sudah tertangkap, walaupun dia tak bernyawa, antek anteknya juga, hal ini benar benar memukul perasaan Granger, kenapa dia seperti ini, hari hari bahagia itu, kenapa harus berakhir.
Granger menangis deras.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Ayah ... bukan kah ibu yang memeliksa, kenapa dia yang di peliksa?" Tanya gadis kecil itu dengan wajah polosnya.
Granger masih tak sanggup melihat wajah polos itu, dia menutup wajah nya dengan tangan, bahkan keadaan nya sangat kacau untuk saat ini.
"Ayah menangis?" Tanya nya.
Dia naik keatas kursi, kemudian mengelus ngelus kepala Granger, dan mengecup singkat kepala nya. Hal itu membuat Granger menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Heart
FanficYou make me have a Lilac in my heart. You send your pink Rose into my heart. But you have some Red Rose in back of me. Then you make my night like Belladona. And i try to forget you, then i the Lily of the valley Silvanna si gadis yang memiliki mas...