09. Some one in past

69 11 22
                                    

Setelah beberapa hari di rawat di rumah sakit, Granger akhirnya bisa kembali pulih dan menjalankan pekerjaan nya.

Begitu juga dengan Silvanna yang kembali menjalankan tugas nya di rumah sakit. Setiap pagi, dia terus menyapa beberapa pegawai rumah sakit, lalu merapikan ruang kerja nya.

Yah, kegiatan pagi nya jika tak ada pasien hanya berputar seperti itu. Membosankan, tetapi untung nya dia memiliki teman teman nya.

Tok! Tok! Tok!

"Masuklah," ujar Silvanna saat ada orang yang mengetuk pintu nya.

Dia tampak tak terlalu fokus dengan orang yang datang karena tengah fokus mengurus sebuah berkas di depan nya.

"Sibuk?" Tanya orang itu membuat Silvanna langsung menoleh dan hampir terjengkang karena terkejut kala melihat siapa yang datang.

"Ah ... iya, lama tidak bertemu Zilong," ujar Silvanna dengan canggung karena melihat orang yang datang adalah teman nya semasa kuliah dulu.

"Iya. Ternyata kau sesukses ini, andai dulu aku lebih memilih mu dari pada Freya, pasti kita sama sama sukses," ujar nya dengan tenang berbeda dengan Silvanna yang merasa tak nyaman.

Gadis itu hanya diam membatu mendengar nya. Apa apaan pria ini, baru saja muncul sudah berkata seperti itu, seolah Silvanna masih mengharapkan nya.

Itu kesalahan nya sendiri. Dulu Silvanna memang terkena sebuah rumor di kampus. Rumor bahwa dia menyukai Zilong, si primadona jurusan seni.

Pria muda kaya raya, menjadi incaran para mahasiswi, termasuk Freya, si Bunga Mawar kebanggaan mahasiswa. Tak sedikit orang yang menyetujui mereka untuk bersama, namun tak banyak juga yang tak setuju.

Lalu, Silvanna ... Einstein nya jurusan kedokteran, yang bahkan banyak di tawari rumah sakit bergengsi untuk menjadi calon dokter bedah nantinya.

Saat itu, Silvanna yang memang tengah senang tak sengaja bertabrakan dengan Zilong, lalu dia tersenyum dan memaafkan pria itu walau bukan dia yang salah.

Jadi ... hanya karena senyuman tulus nya itu saat Zilong menabrak dia, banyak orang berspekulasi bahwa Silvanna menyukai Zilong. Terlebih dia yang selalu memasang wajah marah jika ada orang yang mengganggu.

Rumor itu ternyata sampai ke telinga Zilong maupun Freya. Ah ... Freya, dia juga menyukai Zilong karena pria itu tampan dan juga kaya.

Lalu, Zilong menyangkal nya dan mengatakan dia menganggap Silvanna sebagai teman, tak lebih. Hal itu tentu membuat Freya gencar dan langsung mengincar pria itu.

Dan ya, mereka berakhir bersama. Hari di saat rumor bahwa mereka berpacaran telah menyebar, sangat tepat dengan hari dimana Silvanna tengah dalam mood yang buruk karena Bunga kesayangan nya mati.

Tentu saja rumor baru muncul lagi, jika Silvanna tak suka mereka bersama alias cemburu, walau pada dasar nya tidak. Oh ya, Silvanna tau alasan Zilong menerima Freya. Itu karena gadis itu memiliki badan yang bagus dan juga cantik, berbeda dengan Silvanna yang selalu menutupi nya.

Ah, Silvanna tau tipe andalan Zilong karena dia pernah mendengar para gadis di fakultas nya bergosip ria tentang itu.

"Kau ada keperluan apa?" Tanya Silvanna dengan senyuman yang di paksakan.

"Aku hanya ingin bertemu dengan mu. Jangan salah paham, aku hanya ingin memastikan bahwa kau baik baik saja setelah hari itu, saat aku mengatakan aku hanya menganggap mu teman," ujar nya membuat Silvanna jengkel.

"Aku baik baik saja, dan perlu ku tegaskan, aku tidak pernah menyukai mu," jelas gadis itu membuat Zilong terkekeh kecil mendengar nya.

"Pfft ... benarkah? Apa kau malu? Tidak perlu sungkan untuk berkata jujur. Lagian jika kau masih menyu --- " omongan nya di potong oleh Silvanna.

Gadis itu menyingkirkan tangan pria itu yang ada di dagu nya, kemudian menatap pria itu dengan tatapan mengintimidasi.

"Bisakah kau tinggalkan aku sekarang? Kau tidak bisa melihat bahwa aku sedang sibuk?" Ujar Silvanna sambil menunjukkan semua berkas yang ada di meja nya.

"Hei ... tak usah jual mahal hanya karena kau sudah sukses sekarang. Jika perlu ku katakan, sekarang kau masih level menengah dan belum bisa menggapai level ku. Jadi, jika kau mau bersama ku, kita akan hidup bahagia. Bahkan jika kau menginginkan rumah sakit milik mu sendiri, aku akan kabulkan," ujar nya menganggap remeh semua pencapaian yang telah di dapatkan Silvanna.

"Menjengkelkan. Kau sangat mengganggu!" Gertak Silvanna kepada pria itu membuat nya langsung terkejut.

Silvanna langsung meraih telepon nya dan memanggil pihak keamanan rumah sakit untuk menyingkirkan pria ini dari hadapan nya, namun di urungkan karena pria itu menarik handphone nya.

"Sialan! Kembalikan itu!" Teriak Silvanna saat pria itu menarik handphone nya.

Karena malas berurusan, gadis itu langsung berjalan menuju pintu, tetapi pintu nya tak bisa terbuka karena pria itu telah mengambil kunci nya.

"Sialan! Apa mau mu!" Gertak nya tak tertahan kan.

"Tenang. Aku hanya meminta kau mau bersama ku," ujar nya membuat Silvanna semakin tak mengerti dengan jalan pikirannya.

"Kau gila! Aku tidak mau bersama mu!" Teriak Silvanna. Gadis itu menggedor gedor pintu nya berharap ada orang di luar. "Siapapun di sana! Tolong buka pintu nya!"

"Haish ... kau bodoh atau kolot? Ruangan ini kedap suara, tak akan ada yang bisa mendengar mu," ujar nya sambil terkekeh kecil menatap Silvanna yang menatapnya dengan tatapan tajam.

Tring!

Terdengar suara handphone Silvanna berbunyi. Tampak pria itu langsung menatap nya dan melihat nama yang tertera di sana.

"Granger? Siapa dia?" Tanya Zilong yang tak suka kala melihat nama itu tertera di layar handphone Silvanna.

"Kembalikan! Aku harus mengangkat telepon itu!" Ujar Silvanna sambil berusaha menarik handphone itu dari tangan Zilong.

"Sudah ku matikan. Ini tak penting," ujar nya membuat Silvanna semakin geram dengan tingkah laku pria itu.

"Huft! Aku akan lakukan apapun, terkecuali aku harus berpacaran atau menikah dengan mu. Apapun itu, asal Kembalikan ponsel dan kunci itu," ujar Silvanna yang sudah jengah berdebat dengan pria bodoh di depan nya ini.

"Apapun itu? Hm ... bagaimana jika kau memuaskan ku?" Ujar nya membuat Silvanna bergidik ngeri di buat nya. "Apapun itu kan?"

"SIALAN! KAU KIRA AKU SAMA DENGAN FREYA, HA!" Teriak Silvanna yang langsung ketakutan kala mendengar nya.

Gadis itu langsung berusaha mendobrak pintu karena takut pria itu akan berbuat sesuatu yang nekat dan berakhir sebuah penyesalan.

"Granger, dimanapun kau, tolong aku."

Batin Silvanna yang sudah sangat pasrah. Bahkan gadis itu hampir menangis disana karena takut kala melihat pria itu hendak melakukan sesuatu yang tak senonoh.

Tidak, dia tidak mau. Ini sama saja dengan dia harus berakhir bersama pria itu. Dia ingin hidup dengan tenang.

.....

TBL TBL!
TAKUT BANGET LOCHH.

BTW, GIMANA? UDAH KESEL KAGAK SAMA ZIPLONG. TAU AH, AUTHOR KESAL AMA ZIPLONG GEGARA NYURI BUFF GW, PADAHAL ITU PUNYA GW LOH YA!

KBL KBL
KESAL BANGET LOH.

JADI GW BAKAL BERBAGI KEKESALAN GW KEPADA KALIAN SEMUA MELALUI CERITA INI.

HAVE GOOD DAY!!

Spring HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang