Di malam hari tampak Silvanna tengah mempelajari ilmu kedokteran. Banyak sekali kertas kertas yang memperlihatkan sel tubuh, organ tubuh, dan segala hal yang bersangkutan dengan dunia kesehatan.
Sebentar lagi dia akan wisuda, dan mulai bekerja walaupun belum menentukan rumah sakit mana yang akan ia pilih sebagai tempat pengabdian nya.
Banyak kertas berserakan di atas meja nya, saat ini Gadis itu tengah belajar di meja kasir sambil menunggu nunggu pria itu akan pulang atau tidak.
Tring~
Terdengar suara lonceng yang menandakan bahwa pintu terbuka. Silvanna menoleh, dia melihat pria itu baru saja datang sambil menenteng sebuah tas.
Tapi bukan itu yang menjadi pusat perhatian. Sekarang pria itu tengah terluka, walau tak separah saat mereka baru pertama kali bertemu.
"Lagi? Kau dari mana saja?" Tanya Silvanna yang khawatir dengan pria itu walaupun dia bukan siapa siapa nya.
"Mengambil kembali tas ku," ujar nya sambil menunjukkan tas punggung miliknya yang berisi entah apa saja.
"Huft ... tunggu disana sebentar. Aku akan mengambil P3K nya," ujar Silvanna sambil beranjak pergi dari tempat duduk nya.
Granger hanya menurut, dia langsung mendudukkan tubuhnya di sofa yang tersedia sembari menunggu gadis itu datang untuk mengobati nya.
Ia sangat berterima kasih kepada Silvanna. Suatu saat dia pasti akan membalas kebaikan gadis itu walaupun harus berkorban nyawa.
Tak butuh waktu lama, sekarang gadis itu sudah datang sambil membawa kotak P3K dan satu kain basah.
Dia duduk tepat di sebelah Granger. Silvanna menarik tengkuk wajah Granger dan mulai membersihkan luka yang ada di wajah pria itu.
"Bagaimana bisa kau berbuat nekat seperti ini?" Ujar Silvanna sambil membersihkan luka itu.
"Entah," jawab Granger singkat. Rasanya sangat mengejutkan di kala gadis itu dengan sembrono nya menarik tengkuk wajahnya.
"Huft ... lalu, bagaimana cara mu mendapatkan tas mu kembali?" Tanya Silvanna lagi kepada Granger.
"Menangkap mereka," jawab Granger lagi dengan singkat yang hanya di balas gelengan singkat oleh Silvanna.
Gadis itu langsung menaruh kembali kain basah itu, dan mengambil obat merah untuk mengobati luka yang ada di wajah pria itu.
Dia menekan luka itu sebentar dengan obat merah yang di taruh diatas kapas. Rasanya seolah bernostalgia dimana Dyroth berkelahi dengan teman nya lalu Silvanna yang harus mengobati nya.
"Akh!" Ringis pria itu kala Silvanna menekan luka nya dengan obat merah itu.
"Diam atau ku koyak luka mu ini," ancam nya agar pria itu tak banyak bergerak walaupun itu hanya reflek.
Terakhir Granger hanya bisa menurut, dari pada gadis itu menambah luka nya, lebih baik dia diam saja.
Setelah mengoleskan obat merah di wajah Granger, Silvanna langsung menempelkan plester luka di wajah pria itu.
"Sudah selesai. Berjanjilah untuk tidak terluka lagi!" Perintah Silvanna sambil menjulurkan jari kelingking nya kearah pria itu.
Granger hanya mengangguk singkat. Silvanna yang jengah langsung mengambil tangan lelaki itu dan menautkan jari kelingking mereka.
"Janji," ujar Silvanna.
"Ya," jawab Granger dengan singkat.
Silvanna hanya tersenyum. Dia kemudian menyusun kembali kotak P3K nya dan kembali menaruh nya di tempat semula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Heart
FanfictionYou make me have a Lilac in my heart. You send your pink Rose into my heart. But you have some Red Rose in back of me. Then you make my night like Belladona. And i try to forget you, then i the Lily of the valley Silvanna si gadis yang memiliki mas...