Mentari muncul di bentangan ufuk sana, menampilkan kemegahan yang segalanya berwarna keemasan. Rasa hangat merambat dalam jiwa, pada saat yang sama kau tiba-tiba hadir. Sejenak aku menelusuri apa yang terjadi, ternyata Tuhan menurunkanmu dari langit guna mengisi kehampaanku.
Benar-benar menjadi sebuah penyebab bahwa kita dipertemukan untuk menjawab alasan yang tak pernah kutemukan sebelumnya, mengapa kau tiba-tiba menyelinap hadir dalam hidupku. Garis wajahmu yang indah bagai lautan, membuatku rela menggadaikan jiwaku demi menatap corak matamu yang cokelat.
Sungguh, kau adalah penemuanku yang paling berharga, kudekap dirimu erat-erat agar "maya" tak mampu menyeretmu pada linimasa. Bagiku kau terlalu sulit untuk kutinggalkan, selain dirimu yang menyembuhkanku,dan membantuku untuk merubuhkan segala rasa luka yang telah singgah dalam hati, kini aku mampu menepis rasa risau yang berkepanjangan, karenamu aku belajar membuka hati, untuk saling memberi arti.
Kurasa kau telah membuatku menetap dalam hatimu, semoga saja perasaanku takkan pernah tumbang walau diterjang badai sekalipun, bantulah aku untuk menyusun kembali miniatur yang telah hancur, agar nantinya semesta dapat merestui kita, untuk menyatu. Kini titik temu ini, membuatku sadar bahwa sekarang, sudah menjadi tugasku untuk menjagamu, hingga maut menjemputku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala dirimu pergi
PoezjaDalam suatu rangkaian waktu, Ada sepasang hati yang telah bertemu, Ada genggaman tangan yang mulai merenggang, Ada harapan yang kian berkabung, Maka bolehkah aku menatapmu dengan menggadaikan nafasku untukmu? Maka bolehkah aku mengabadikanmu dalam...